[7] Introgasi

374 34 6
                                    

Sesuai schedule, semuanya sudah berkumpul jam 11 di studio. Menurut Jaedan, situasinya sekarang sekarang sangat penuh dengan hawa-hawa kekepoan.

Sedangkan Sandri saat ini justru sedang dipenuhi rasa kepo sekaligus kebingungan.

Bingung apa setelah ini dirinya yang akan dicecar para anggota perkara dirinya dan Caca? Padahal, Sandri mengenal Caca saja nggak. Tapi mengingat bagaimana anak-anak menggoda dirinya dengan Caca semalam, ia jadi sedikit was-was.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

.

[JAEDAN POV]🌼









Semua menatap gue seolah menuntut penjelasan terkait cewek yang gue bawa pulang semalam.

Akhirnya gue menceritakan dari waktu gue ke bar sama Sandri gara-gara lagi stres, sampai kejadian aksi heroik gue yang nolongin Hana. Termasuk kejadian gue digrebek emak-emak pagi-pagi. Tapi gue nggak ceritain aksi kerasukan setan gue waktu itu.

Gila aja, harga diri gue dipertaruhkan, cuy.

Gue juga ceritain kalau ternyata Hana ini temen masa kecil gue waktu tinggal di Bandung. Gue juga cerita tentang perubahan sifatnya yang drastis. Dulu yang waktu kecil manis banget kaya cendol dawet, eh sekarang malah sebaliknya. Nggak ada manis-manisnya pisan, yang ada malah galak, nyolot, nyebelin, hidup pula.

Udah sih, segitu doang yang gue ceritain ke anak-anak. Karena emang nggak ada apa-apa diantara kita, jadi nggak ada yang menarik juga sebenernya.

Ah iya, gue jadi keinget kejadian pas di kafe. Jujur gue males banget buat ngakuin, tapi sebagai cowok sejati gue harus ngakuin kalau suaranya enak.

"Tapi kenapa lo manggilnya Hana? Bukannya kemarin dia bilang namanya Gilsha?" tanya Wilza.

"Ohh, aneh kalau gue panggil pake sebutan lain. Udah kebiasaan dari kecil manggilnya Hana. Tapi karena nama Hana pasaran, jadinya dia ngerubah panggilannya."

"Lo sempet pangling nggak pas ketemu dia lagi? Secara kan dia temen masa kecil lo, udah bertahun-tahun nggak ketemu juga," tanya Devan.

Jujur saja nih, gue bingung mau jawab apa, rasanya mau ngakuin kalau dia cantik pas lagi tidur, tapi nggak dah. Gengsi.

"Biasa aja. Ya kalaupun gue bilang dia cantik ya wajar, kan? Dia kan cewek. Kalau dia cowok ya berarti dia ganteng."

"Berarti gue ganteng ye, kan?"

"Nggak, nggak, gue nggak denger. Gue merem," kata gue.

"Dep, Naya mana? Kan gue suruh ajak kesini." tanya Wilza.

"Males dia. Katanya dia mau ikut kalau mas kesayangannya juga ikut," jawab Devan.

"Buset dah si Naya. Masih bae demen sama om om," kata Brian.

My Unexpected Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang