Tok...tok...tok..."Wilza?" panggil Jinan.
"Iya Kak, sebentar. Pake kaos dulu." Selang beberapa saat, Wilza sudah menggunakan kaosnya. "Udah, masuk aja. Nggak dikunci pintunya," sambungnya. Kemudian Jinan masuk lalu duduk di tepi ranjang kasur Wilza.
"Kenapa? Tumben nyamperin?"
"Kakak mau ngomong sesuatu."
"Ngomong aja."
"Kakak mau ngenalin lo sama calon kakak ipar lo." Wilza terkejut.
Terbesit rasa bingung dalam benak Wilza, siapa anjir calon kakak ipar gue? Naya? Kan udah kenal, ngapain kenalan lagi?
"Calon kakak ipar? Siapa?"
"Nanti Kakak kenalin kalau lamaran Kakak udah diterima."
Kalau seandainya Naya orangnya, sebenarnya Wilza sudah nggak kaget lagi. Tapi kenapa segala harus nunggu sampai lamarannya diterima? Udah pasti jelas Naya langsung nerima.
Kalian tahu sendiri, Naya bucin akut nomor satu Mas kesayangannya.
"Pasti diterima lah, orang kalau udah cinta mati sama lo nggak bakal nolak dilamar." Jinan terkekeh mendengar penuturan sang Adik yang sepertinya sangat yakin kalau lamarannya akan diterima.
Namanya hidup, nggak tahu lah ya. Hari ini aku cinta kamu, nggak tahu kalau nanti sore.
Begitu juga lamaran Jinan, hari ini lamarannya diterima, nggak tahu kalau nanti sore. Siapa tahu mau di cancel.
Nggak. Bercanda ya, Jinan.
"Bisa aja lo. Yaudah, doain Kakak ya?" Wilza mengangguk, "Yoi, brader!"
"By the way, emang mau ngelamar kapan?Dimana?" tanya wilza.
"Rencananya besok mau ngajak ke Bandung. Disana banyak pemandangan bagus," jawab Jinan.
"Ciaelah so sweet bener. Good luck deh, biar rumah ini cepet-cepet rame sama ponakan gemes." Jinan hanya tersenyum.
"Haha, iya. Yaudah, kakak balik ke kamar ya." Wilza mengangguk, lalu Jinan keluar dari kamarnya.
Wah, berita bagus buat Naya nih. Tapi Wilza enggan mengatakannya, entar nggak surprise lagi dong?
.
.
.
Besoknya, pagi-pagi sekali, Jinan sudah berangkat ke kantor. Padahal mau melamar orang, tapi masih sempat-sempatnya buat ngurusin kerjaan dulu.
Dasar, Abang workaholic.
Wilza sudah sampai di kantin fakultasnya Devan, ia duduk sambil memainkan ponselnya membuka akun instanya sampai ia melihat Devan datang. "Woi, Dep!"
"Eh, Wil. Udeh kelar kelas lo?"
"Udah. Noh, habis kelasnya si botak, biasa."
"Pantesan si Naya tadi ngomel ke gue gara-gara chat nya nggak lo bales."
"Ya lo tahu sendiri kalo lagi kelas dia hape semuanya disita. Eh, emang Adek lo kenapa?"
"Nggak tahu, cek aja notif lo coba." Kemudian ia membuka aplikasi chatnya. Dan benar saja, ia melihat ada banyak pesan masuk dari Naya.
Chat
Kecebong
Mas!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unexpected Life✔
РазноеSudah tamat, tapi jangan lupa untuk tetap vote dan comment setelah membaca yaaaaa💞😊 -Selalu ada hal yang tak terduga disetiap jalan hidup yang kita pilih- "Sumpah, ya. Semenjak ketemu lagi sama lo, ketenangan hidup gue ilang seketika." -Jaedan "J...