Nyah~
Ini Kiprang Novel! Penulis fantasi muda kesayangan kalian!
Selamat datang di collab terbaruku yang sebenarnya sudah ada sejak 2020 lalu.
Sejujurnya, aku sudah lama tidak collab dengan spesies lain.
Dulu pernah, sih. Tapi, tidak pernah tercapai. Bisa dibilang, sudah empat kali aku collab dan gagal di tengah jalan lantaran semua kru kehilangan ide.
Terakhir collab yang berhasil hanya menggambar. Ada di Instagram pribadi aku, silakan like. Jadi sebenarnya collab-nya sebatas menggambar dan sedikit cerita.
Nah, karena cuma ini yang kelar, aku putuskan untuk mempublikasikan yang ini.
Sedikit cerita.
Pada suatu ketika ...
✨
✨
✨
✨
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
✨✨✨ 👁👄👁 ✨✨✨
✨✨✨✨✨✨✨✨✨
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Estrogen-chan muncul dari balik layar WA aku waktu itu. Um, aku lupa bagaimana awalannya tapi kami sepakat untuk collab.Bagi yang tidak kenal siapa Estrogen-chan (Estrogen_chan), dia salah satu spesies sepertiku. Dia juga sedang menulis seri fantasi. Bisa dibilang, kami bicaranya memang nyambung. Tak heran aku ajak (paksa) ikut collab.
Caranya sederhana, aku akan menulis beberapa kalimat lalu menyuruhnya meneruskan hingga dia serahkan kembali kepadaku dan seterusnya. Sambung kalimat istilahnya.
Tidak disangka, cerita ini begitu pendek tapi bikinnya selama lima hari.
Konsep awal cerita ini sebenarnya untuk cerpen atau mungkin cerita bergambar (bukan komik), tapi tidak disangka justru lebih panjang dari itu.
Rencana awal, memang benar-benar dibuat seperti Light Novel. Tapi, Estrogen-chan menderita penyakit kumat yang menular, mager disease. Penyakit umum dengan gejala tidak ada motivasi, kepala pusing dan tidak ada ide.
Memang, sebagai spesies yang baru kenal dia dalam beberapa detik (menurut perhitungan di akhirat), dia memang masih belajar sebelum memenuhi takdirnya menjadi seekor dewi Khayangan untuk mendampingi Mimi Peri di sana.
Tunggu, itu cita-citaku–
Aku suka cerita fantasi, terutama yang memiliki alur sulit dipahami dengan diksi kelewat sederhana model seri kesukaanku. Tapi, aku sangat mageran. Ketularan keknya.
Pada akhirnya, kami biarkan sampai begini saja. Beruntung tamat, jadi sedikit mudah mengeditnya. Walau aku harus meneror Estrogen-chan yang katanya akan mengedit naskah.
Nah, setelah naskah ini selesai, kuharap kalian dapat memaklumi beberapa hal di sana. Kritik dan saran pun sangat diperlukan untuk anu. Kalau mau kirim meme juga boleh banget, tag saja di Instagram–
Tuh, 'kan, melenceng.
Anu, soal cerita ini. Kami menggabungkan beberapa unsur fantasi yang sudah basi alias klise demi menyenangkan diri sendiri setelah pusing melihat cerita dengan alur fotokopian. Dan ini alasan kedua Kiprang mager baca cerita sebelah. Dari blurb saja sudah ditebak seluruh cerita bahkan plot twist yang sudah Baginda Author itu pikirkan selama sebulan. Ya, jelas aku kurang bahan baca kalau begini terus. Bagaimana tidak kurang bahan baca kalau produk yang dihasilkan itu-itu saja? Kalau makanan sih, aku tidak keberatan.
Setelah menggabungkan beberapa hal klise di atas, kami pun mendiskusikan beberapa hal mengenai ending dan antagonis. Agak lucu pembahasannya, tapi chat aku dan dia terhapus waktu itu.
"Artinya, sudah siap publish ini?"
Wo, iya, dong!
Kami gunakan diri sendiri dalam cerita ini. Bukan self-insert karena di kehidupan nyata, kami tidak seaktif itu, ya, Bund.
Nah, sekarang giliran Estrogen-chan untuk berkomentar. Tempat dan waktu dipersilakan.
✨Serahin mic✨
Kamu!
Kamu bakal mati 2 hari lagi!!!Halo. Senang bertemu dengan kalian semua para makhluk ciptaan Tuhan.
Perkenalkan, namaku Estrogen, seorang titisan Dewa Tuyul yang diutus untuk mengubah selera manusia. Seperti yang Tante–Mba Kiprang bicarakan di atas. Ahem.
Kami berdua memutuskan untuk melahirk–menciptakan karya yang menurutku setengah matang tapi entah kenapa bagus ini. Bagaikan telur ceplok, setengah matang itu bagus.
Catatan :
"Bagaikan telur ceplok, setengah matang itu bagus."
- Estrogen-chan (2021) -Semua kegila–ahem. Semuanya bermula saat makhluk tak kasat mata ini stuck di tempat ketika mencoba menulis lanjutan dari cerita aku yang entah kapan kelarnya, merasa bosan. Singkat cerita, ada "pencerahan" yang tiba-tiba datang ketika makhluk satu ini bersemedi di W–ahem.
Makhluk satu ini pun langsung menyambar WA-nya dan memberitahu Kiprang soal "pencerahan"-nya.
Alhasil, lahirlah cerita ini.
Akhirnya, akhirnya, setelah berapa(?) emosi, air mata, dan darah yang kami keluarkan ketika melihat betapa menyedihkannya selera dari para manusia, kami memutuskan untuk memperlihatkan apa itu "Fantasi" sesungguhnya.
Karakter cliché tidak akan selamat di cerita kami. Dan aku, secara personal, sangat membenci karakter utama yang pengecut dan hanya bisa menangis dan sok berani.
Ahem. Topiknya melenceng.
Sampai disini saja sambutan makhluk ini, biarkan saja cerita saya menggantung. Selamat menikmati saga kami yang diciptakan sambil rebahan dan ngemil makanan.
Salam panas,
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Pecel, Pembawa Senter, dan Seekor Gurita
FantasyKiprang dan Estrogen tidak sengaja melempar diri mereka ke dalam dunia fantasi aneh. Di sanalah, mereka bertemu dengan beragam spesies terutama yang pernah mereka kenal sebelumnya. Agar bisa kembali dan menikmati bubur ayam bersama, Kiprang dan Est...