"Eh? Eh?" Hanya itu yang bisa dikeluarkan Kakeru ketika melihat Ceri yang beberapa detik tadi menerjangnya dengan sepeda motor, menghilang tiba-tiba.
"Memperbarui kekuatan? Bisa di-upgrade lagi nih ceritanya?" tanya Kiprang yang baru saja tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan.
"WOI ANJER TOLONGIN!!!" teriak Estrogen yang sudah memucat warna wajahnya.
Kamito, meski sedang tercengang, masih bisa menahan Estrogen di tangannya.
"Dengan kekuatan amarah dan kebencian yang mendalam, aku telah berhasil menyegel sang Gurita di tanganku," ucapnya dengan nada puas. "Sekarang, tinggal menghabisi dia!"
"Tunggu! Tunggu! Jika kamu membunuh Estrogen, kamu bakal mati juga!" jerit Kiprang. Karena jika tokoh cerita membunuh penulis selaku pencipta mereka, maka berdampak fatal.
Saat itu juga cahaya putih menyinari badannya, efek level up tadi, kali ini lebih cerah dari masa depan hingga dapat membutakan siapa saja yang melihatnya langsung.
"ARGH...! MATAKU!" Kamito menutup kedua mata hingga melepas cengkeraman di leher Estrogen.
"Yeay! Bebas!"
Baru saja bicara begitu, tubuh Estrogen ditahan oleh rantai-rantai hitam yang menyeruak dari tanah.
"Argh!" geram Estrogen. "Niat kali kau, Kamito!"
Kamito masih menutup mata dengan kedua telapak tangan, dia menyeringai. "Tentu saja sudah kusiapkan semua ini. Untungnya dasar lubang ini tidak terkena efek cahaya tadi, meski aku harus buta sementara."
Kiprang maju, hendak terjun langsung ke sana dan menyelamatkan Estrogen. Tapi, dia ditahan Kakeru.
"Jangan gegabah!" seru Kakeru meski dia menghadapkan wajah ke tanah demi menghindari cahaya yang kelewat terang itu. "Kamu bakal membutakan kami semua!"
"Terus aku harus apa?!" balas Kiprang. "Masa biarin Estrogen ditangkap mulu?"
"Uh..." Kakeru pun terdiam, berpikir dengan wajah menghadap ke tanah.
"Udah gausah selametin dakuh! Dakuh can menangani this!" teriak Estrogen tiba-tiba.
Kiprang pun mendongak lalu melihat Estrogen yang ... bertentakel?
"Lah iya dakuh lupa adinda punya kekuatan begitu!1!1!1!" seru Kiprang semangat.
Kamito yang masih menutup kedua matanya pun kebingungan. "Apa?! Kekuatan apa?! Siapa Adinda?!" ujarnya.
Kiprang membiarkan dirinya tetap bercahaya agar Estrogen bisa bergerak lebih leluasa.
"Gen! Lu bisa lihat nggak?" tanyanya.
"Pakai kekuatan batin aku!" seru Estrogen. Ternyata dia selama ini bergerak sambil menutup mata.
"Itu! Kamito masih di bawah!" seru Kiprang. "Mumpung dia belum bisa lihat, hajar!"
"Gurita instinct!!!!" Setelah meneriakkan jurusnya ala-ala anime, tentakel yang ada di punggung Estrogen pun meng-auto attack ke arah Kamito yang masih menutupi matanya.
Samar-samar Kamito merasakan sesuatu mendekatinya. Dan...
Tap
Sebuah makhluk(?) Benda(?) Sesuatu(?) yang berlendir pun menyentuh tangannya yang berada di wajahnya. Sontak, dia pun berteriak terkejut.
"UWAAA! APAAN TUH?! APAAN TUH?!" ujarnya heboh.
Kiprang yang hanya mendengar jeritan pun terdiam, pikirannya melayang entah ke mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Pecel, Pembawa Senter, dan Seekor Gurita
FantasyKiprang dan Estrogen tidak sengaja melempar diri mereka ke dalam dunia fantasi aneh. Di sanalah, mereka bertemu dengan beragam spesies terutama yang pernah mereka kenal sebelumnya. Agar bisa kembali dan menikmati bubur ayam bersama, Kiprang dan Est...