👑 20 : Pertempuran Atas Ketampanan dan Keberanian 👑

17 6 1
                                    

[Nama : Estrogen
Jenis : Shapeshifter
Kekuatan : mengubah rupa]

Mata Alvaro masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Sosok yang tadinya perempuan kini menjadi lelaki dalam sekejap.

Seperti Pecel generasi kedua lainnya, Alvaro dianugerahi kekuatan mendeteksi kekuatan lawan. Dalam bentuk data yang persis seperti makhluk yang memberi informasi data kepada Estrogen maupun Kiprang.

Ya, Kenzo mampu menciptakan hal serupa dengan sosok pemberi info yang tidak jelas siapa. Namun, dia juga kenal siapa itu dan itu bukan sosok yang ingin dia lihat lantaran dendam masa lalu.

Kembali ke Alvaro, dia ulangi data itu dan masih saja sama. Hal yang membuatnya resah adalah kekuatan mengubah rupa itu. Bagaimana bisa mengubah rupa menjadi lawan jenis juga efektif? Dia sendiri tidak tahu.

Alvaro mengalihkan pandangan ke Kakeru. Mencari data.

[Nama : Kairav Alkaza
Alias : Kakeru
Kekuatan : Cahaya]

Dia menggeleng pelan. Ini semua sangat aneh baginya. Bukan Kakeru, melainkan Estrogen tadi.

Menyadari ada peluang, Kakeru melesat ke arah Alvaro sambil memegang sebuah botol.

Estrogen pun ikut berkolaborasi dengan Kakeru. Dia juga melesat ke arah Alvaro dengan memegang sebuah botol.

"PECEEELLL!!" teriak keduanya.

JEDARRRR!!!

Sebuah ledakan maha dahsyat pun terjadi. Beruntung Dukuniwati merapal mantra dan berhasil melindungi dirinya dan Kiprang yang masih membeku.

Prang!

Suara botol pecah pun terdengar. Tidak hanya satu, tapi dua.

"Cih! Meleset!" seru Dukuniwati yang hanya bisa menyaksikan pertarungan. Dia pun juga prestasi tidak dapat membantu apa-apa. Tapi setidaknya rasa prestasinya berkurang setelah Estrogen mengubah gender-nya.

"Setidaknya ada yang membantu Kakeru-san," batinnya.

Dukuniwati lalu berfokus kepada mantra atau semacam kekuatan yang sedang membelenggunya, berniat untuk melepaskan diri secepat mungkin.

Sementara Kiprang mencoba menggerakkan badan, jarinya kebetulan berada di pinggul sehingga cukup dengan senternya. Tetapi, tentu saja sekadar menggerakan jari saja sudah sangat berat.

Yah, setidaknya dia punya alasan untuk tidak bergerak sekarang.

Dukuniwati berkomat-kamit lagi. Kali ini tubuhnya dan Kiprang perlahan ditutupi cahaya krem. Seakan bersiap jika terjadi pertempuran besar. Tapi, anehnya cahaya itu juga menyelubungi setiap orang di pasar. Membuat Kiprang resah.

Sementara Alvaro berhasil menangkis dua buah botol. Dia berlari, mencari tempat agar dapat berpikir jernih.

Hm. Ini harus dipikirkan dengan rinci. Jangan sampai kalah seperti anggota lain, terutama generasi pertama. Ini sangat memalukan. Bagaimana dia bisa kalah hanya karena akal-akalan ini? Sembari berpikir, Alvaro berhasil menemukan jalan baru, dalam pikiran.

O, jika saja ini berhasil. Tapi, dia tidak yakin apakah ini jalan terbaik.

"Estrogen!" seru Kakeru ketika melihat Alvaro sedang bengong di depan sebuah gang. Memberi isyarat untuk membantunya menangkap Pecel itu.

Estrogen mengiakan. Dia melesat sambil menatap Alvaro. Rasa haus kemenangan telah merenggut dirinya. Estrogen langsung merasa ini bakal mudah.

Tapi, Kakeru justru merasa janggal.

Tujuh Pecel, Pembawa Senter, dan Seekor GuritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang