🗡 5 🗡

55 20 19
                                    

Sekumpulan gadis (setidaknya ada 13 orang) berjejeran menghadap mereka dengan tatapan tajam lagi bengis.

Pria nolep itu menepuk dada bangga. "Aku Tooru Kananto Takeru Suzuki Kamito Orimura Sagiri Naseru, join my harem!"

"Jangan sakiti Senpai-kun!" seru salah satu wanita. Tanpa memberi waktu untuk dijawab, dia berseru, "SERANG, SISTERRRRS!"

"AAAAA!"

Mereka berlari ke arah mereka. Ada yang menggunakan sihir api dan es seperti dispenser, ada yang bertelinga kucing, bersayap elang dan beragam hybrid lainnya.

Kiprang berbisik ke Estrogen. "Slaughter them!"

"Hehe hehehehe as you wish," jawabnya.

Estrogen maju menghadapi para gadis tapi bukan perawan yang sedang berlari mengeroyok mereka. Ekspresinya sangat percaya diri kali ini.

"Oi, itu temen kamu gapapa dibiarin sendiri? Bukannya dia ga waras, ya?" tanya Kakeru kepada Kiprang yang cengar-cengir bangga melihat temannya berdiri memunggunginya.

"Gapapa. Dia jago berantem sama para perawan," jawab Kiprang sambil berkacak pinggang.

Kakeru dan Dukuniwati menatap Kiprang dengan tatapan, "Yakin lu?"

"Hehehehe. Kalian bodoh. Sangat bodoh," ucap Estrogen. Entah kenapa tawanya terdengar jahat. Mungkin inilah caranya tertawa saat dia menyiksa karakter fiksinya.

Asap mulai mengepul dan mengelilingi badan Estrogen, menutupi pandangan tiga sejoli yang berada di belakangnya.

Kiprang berlutut dan mengepalkan tangannya. "Tuhan, naikkan persentase berhasilnya!" ucapnya.

"???"

Baik Kakeru dan Dukuniwati menatap Kiprang bingung. Persentase apa?

Tak lama setelah Kiprang berucap seperti itu, langit menjadi gelap, matahari tertutup awan dan guntur beserta petir menghujani dunia itu.

Asap yang mengelilingi Estrogen semakin membesar dan membesar, menutupi seluruh pandangan mereka bertiga.

"Hehe. Mati kalian."

Suara Estrogen berubah menjadi lebih berat dan menggema. Sementara tubuhnya sudah berubah menjadi reptil bersayap yang menghembuskan api dan penguasa dari sihir, Naga.

GROAAAAA!!!

"Kyaaa~" Kiprang tersenyum haru melihatnya, entah kenapa. Mungkin teringat dengan karakternya sendiri. Dia kembali berlutut dan berdoa, "Semoga makin cepet menang."

"RAAA ...!"

DUM! DUM! DUM!

WUUUUSSSHHH ...!

BRAK!

Kilatan petir, badai dentuman hingga pancaran api menghiasi udara. Tercampur padu dari kekuatan masing-masing lawan.

"Demi Senpai-kun!" Begitulah seruan para mungkin-perawan itu selagi melawan.

Kiprang melirik Kakeru dan Dukuniwati. "Kalo mau bantu, silakan."

"Kamu tidak ikut?" Kakeru jelas menganggapnya hanya sebagai tukang suruh.

"Aku tukang doakan UwU"

Dukuniwati melompat.

Krak!

Muncul dahan-dahan penahan hingga setengah dari 13 gadis yang mungkin perawan itu terkurung.

Tujuh Pecel, Pembawa Senter, dan Seekor GuritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang