Dukuniwati membuka pintu rumah besar dan gede miliknya. Nampak ruang tamu terbentang di depan mereka lengkap dengan lampu gantung ala-ala istana.
Kedua spesies yang disebut tokoh utama ini lagi-lagi dibuat kagum dengan kehebatan Dukuniwati yang memiliki banyak cadangan rumah dan tidak perlu memikirkan pajak.
Menginggat kembali pertemuan mereka, Dukuniwati hanya tinggal di sebuah rumah kayu yang tampak menyedihkan. Sekarang, wanita itu tidak malu lagi menunjukkan kehebatannya dalam membangun rumah.
Bersama Dukuniwati,
membangun negeri."Luar biasa," kagum Kiprang dengan nada formal. "Dukuniwati, kasih tahu dong, rumah yang paling susah dibangun!"
"Nanti, gue capek." Dukuniwati menjentikkan jari dan ...
Puft!
Estrogen dan Kiprang lenyap dari pandangan.
"Huah!" Estrogen menjerit tepat ketika mereka tiba di kamar masing-masing.
Ternyata, Dukuniwati telah menyiapkan kamar untuk mereka berdua.
"Alamak tu dukun bisa apa saja ya," ucap Estrogen kepada angin. "Ya sudah mah tidur aja dakuh, gabisa ngapa-ngap–astaga."
Estrogen yang tadinya rebahan langsung duduk tegak di atas kasur.
"HP-KU!!!"
Estrogen panik sampai-sampai dia mengobrak-abrik barang di sekeliling kamar baru, dengan tentakel yang seketika muncul di belakang mengeliat ikut mencari barang.
"Woi! Woi! Kalem!" tegur Kiprang. Dia bahkan lupa apakah selama ini mereka bawa HP atau tidak selama beberapa hari di tempat ajaib ini. Tunggu, memang dia bawa HP dari tadi?
Baru saja hendak ikut panik, Kiprang sadar ada hal lain yang harus dilakukan. Membantu mencari, siapa tahu ketemu–
Tentakel melesat ke arah Kiprang.
"AAA ...!" Untungnya Kiprang berhasil menghindar sebelum benda itu menodainya.
Brak!
Tentakel merah telah menabrak dinding, tapi balik lagi mengamuk di kamar.
"Hape! Mana hape?!" Teriakan Estrogen tentu saja menciptakan kekacauan baru di rumah Dukuniwati.
Kasihan Dukuniwati, di mana saja tinggal, selalu ada gangguan.
Kiprang mencoba membantu mencari mencari di sela-sela ranjang, tapi–
"MAMA!"
Kiprang terjengkal karena yang dilihatnya adalah sepasang mata menatap tajam ke arahnya, lengkap dengan deretan geligi putih hasil sikatan P*psodent.
"Khihihi ...!"
Ya, itu si Galen yang bercita-cita membawa galon.
"Akhirnya aku menemukan kalian, khihihi!"
Bulu kuduk Kiprang meremang. Ada apa gerangan dengan orang aneh ini?
Kiprang mencoba menghindari tatapan mengerikan itu, tapi dia melihat sebuah benda digenggam olehnya.
Tidak asing.
"Heh, itu hape siapa?" tanya Kiprang dengan penuh kepolosan.
Estrogen langsung menoleh, tatapannya tajam, siap menerkam.
"HAPE GUEEE ... !!! BALIKIN!" teriak Estrogen sambil menerkam Galen yang melambai-lambaikan HP Estrogen ke kanan dan ke kiri.
"AWAS LU KALO SAMPE RUSAK! GANTIIN WIP GUE!" teriak Estrogen lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Pecel, Pembawa Senter, dan Seekor Gurita
FantastikKiprang dan Estrogen tidak sengaja melempar diri mereka ke dalam dunia fantasi aneh. Di sanalah, mereka bertemu dengan beragam spesies terutama yang pernah mereka kenal sebelumnya. Agar bisa kembali dan menikmati bubur ayam bersama, Kiprang dan Est...