🗡 9 🗡

50 17 3
                                    

DUAR!

KRAK! KRAK!

Kakeru menurunkan Estrogen dan Kiprang.

"A ... Apa-apaan?" Otak Estrogen masih mengambang di awan.

"Kenapa, nih? Si Pecel terakhir menyerang kita?" tanya Kiprang.

Kiprang mencium bau harum yang pertama kali dia cium ketika bertemu dengan Raja Iblis Oodyn.

DUAR!

"Dukun!" jerit mereka.

Dukuniwati sedang membangun benteng pelindung dari kayu, yang mana bukan pilihan yang bagus untuk melawan api.

"Woi! Lari!" Dukuniwati melesat bagai cahaya.

Kakeru menyusul bersama dua makhluk itu.

DUAR! DUAR!

"Huaaa ... !" Kiprang jelas panik. "Gen! Estro! Gimana, nih?!"

Dukuniwati melirik Estrogen. Wajahnya memancarkan aura aneh. Dia punya ide tentang Pengubah Rupa itu.

Kakeru menyadari sesuatu, wajahnya menggelap, tampak pasrah.

Dukuniwati terkikik genit. "Ara ara~ Estrogen-chan~"

Estrogen menatap Dukuniwati dengan tatapan "Nape?" sementara mereka terus berlari.

"Maaf, ya, Estrogen-chan!" lanjut Dukuniwati, dia terkikik genit.

Estrogen kembali kebingungan. Apa lagi yang wanita tua menjelma menjadi gadis cantik ini pikirkan?

Dukuniwati mencengkram kerah baju Estrogen tanpa aba-aba.

"?!"

Saat Estrogen sadar dengan apa yang terjadi, dia sudah terbang, lebih tepatnya, dilempar oleh Dukuniwati.

"Uwaaa ... !"

Yang bisa dilakukan Estrogen hanya teriak, teriak, dan teriak. Karena dia tidak pernah dilempar setinggi ini.

Kiprang menatap ke arah Estrogen yang semakin menjauh dengan kasihan.

"Gen, shapeshift!" teriaknya.

Estrogen hanya mendengar kata "Shape" dan dia langsung paham tentang apa yang Dukuniwati rencanakan.

Dia menggulung tubuhnya sendiri menjadi bola dan berubah wujud.

GROOOAAA!!!

Menjadi Kraken tentunya, kali ini lebih besar.

Estrogen melambaikan salah satu tentakelnya ke seorang laki-laki yang tengah mengambang di hadapannya saat ini.

Cogan yang mirip Pico Chisaki dari Boku no Pico Academia karya Horikoshi Hajinomoto lantas menyerang dengan kobaran api–

BYUUUR!

Dukuniwati menangkis dengan air hingga memudahkan Estrogen menangkap pria itu.

Brak!

Pria itu ditindih oleh Estrogen.

Kiprang berlari dengan botol, hendak menyegel–

Brak!

Bruk!

"Kiprang!"

Seruan Kakeru disertai dentingan dari belakang. Tidak disangka, sekumpulan orang menyerang mereka di saat yang sama.

Kiprang berhasil lolos dari tebasan pedang salah satu dari kerumunan itu dan berlari.

Selagi berlari, dia berdoa. "Berikan kami kekuatan untuk mengalahkan mereka semua!"

Tujuh Pecel, Pembawa Senter, dan Seekor GuritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang