19. Gak ada judul

14.2K 1.6K 114
                                    

"Gak usah kaya gitu Bang, nanti dikira Abang gay" ujar Syam santai, padahal Arkan dan Erkan sudah menatap nya tajam.

"Gak sopan, bicara sama Abang nya sendiri kaya gitu" Erkan sudah berusaha menahan amarahnya, namun seperti nya sang adik memang tak ada takut-takut nya sama sekali.

Seluruh pasang mata dikantin sudah bergidik ngeri sendiri melihatnya, aura yang dikeluarkan Arkan dan Erkan memang luar biasa menyeramkan, melebihi setan lontong.

"S-syam" Romi menatap Syam seakan menyuruh sang sahabatnya itu untuk tidak membuat suasana semakin panas.

Syam menghembuskan nafasnya, lalu menatap kedua abangnya itu bergantian "nanti aku bilangin Ayah, biar nama Abang dicoret dari KK, valid no debat" ujarnya lalu kembali duduk ditempatnya.

Erkan menghembuskan nafasnya, bukan karna ancaman Syam, namun untuk meningkatkan kesabaran nya, begitu juga dengan Arkan.

Tanpa aba-aba Arkan menarik tangan Syam paksa, membawanya duduk di kursi nya bersama teman-teman nya, tentu saja dengan perjuangan karna Syam yang memberontak.

Seluruh pasang mata dikantin hanya diam, tak ada yang ingin ikut campur.

"WOILAH, ROMI, DANI, ADIT BANTUIN GUA, GUA DICULIK!!!"

Ketiga sahabat Syam hanya diam, tak ada yang membantu. Sejujurnya ketiganya ingin membantu, namun apalah daya mereka yang langsung meninggoy hanya dengan tatapan tajam Arkan dan Erkan.

"SETAN LO PADA YA, HUAAA TULUNG, HELP ME, AB----"

"DIAM SYAM!!"

Syam langsung diam mendengar bentakan sang Abang, bagaimana pun hati Syam itu lembut, selembut pantat sugar baby, ngejleb gitu rasanya.

Alhasil Syam cuman nunduk, dengan tangan yang meremat bajunya. Gak bisa tah Abang nya itu ngomong pelan, kan Syam kaget, kalo jantungan gimana coba, dia belum ketemu bunda.

Arkan menghela nafas, tangannya memegang pundak Syam lalu menggeser tubuh Syam agar mengarah padanya "maaf Abang kelepasan" ujar nya.

Syam gak ngejawab, dia tetep nundukin kepalanya. Sekeluarga itu menjadi tontonan dikantin saat ini, namun apa peduli mereka.

Entah dapat dari mana Erkan menaruh sepack yakult didepan meja Syam "minum, kamu abis makan pedes" ujarnya.

Jangab sangka Syam akan menolak, karna itu salah besar. Dengan senang hati Syam menerimannya dan meminumnya hingga tandas.

Coba dua abangnya itu bilang kalo mau ngasih yakult, kan Syam gak akan berontak, justru dengan senang hati Syam akan menurut.

Wajah Syam itu menang imut, apalagi kalo senyum, matanya langsung ngebentuk bulan sabit. Dan sekarang seisi kanti lagi pada terpana ngeliat Syam yang lagi minum yakult.

Erkan langsung ngeluarin ponselnya diam-diam, lalu mengambil gambar Syam dan dikirim ke grup keluarga, tentu saja Syam tidak masuk kedalamnya.

Erkan yakin Mama sama kedua kakak perempuannya itu bakal jerit-jerit dalem kamar, dan Erkan jamin keluarganya yang lain gak akan bisa fokus kerja.

"Dede gemeshh, siapa namanya?" tanya Ari salah satu sahabat kembar vertikal.

"Siapa?gue?" Syam menunjuk dirinya sendiri, pasalnya arah mata Ari seperti sedang mengajak nya bicara.

"Iya, dede gemesh banget sih, ikut abang yuk" Ari menggigit bibir bawahnya sendiri, pasalnya wajah Syam sangat menggemaskan.

"Nama gue Syamsudin, ikut kemana bang?" Syam memicingkan matanya.

"Wuih, epic banget dah namanya" Ari menunjukan jempolnya.

"Dek, kalo minum jangan sambil ngomong, abisin dulu" sahut Arkan.

Syam mendengus, lalu menatap tajam Arkan yang semakin membuat seisi kantin menggigit jarinya.

"Kita musuhan!"

____________

Dira sedari tadi mondar-mandir tidak jelas didepan pintu utama Mansion. Jika ditanya sedang apa, tentu saja menunggu anak kesayangannya itu.

Baru sehari anak nya itu sekolah, Dira sudah bosen setengah mati. Biasanya jam segini dia lagi peluk-peluk manja si bungsu. Rasanya Dira juga pengen ikut ke sekolah.

Apalagi saat suara notif dari grup keluarga yang isisnya foto anak nya itu lagi minum yakult, disitu anaknya kelihatan sangat menggemaskan berkali-kali lipat. Ah mungkin nanti Dira akan memberi yakult dan melihat aslinya.

"Mama!"

Nah itu dia. Dira auto lari meluk anaknya itu yang baru aja masuk Mansion, kalo diliat-liat, keduanya seperti ibu dan anak yang jarang ketemu.

Arkan dan Erkan jalan dibelakang Syam, keduanya memasang wajah seperti biasa, datar.

"Tayang na Mama udah pulang, Mama rinduu" nah alay nya Dira kumat.

Dira menciumi setiap inchi wajah Syam, bahkan bau bayi nya masih melekat sampai pulang sekolah, ah Dira sangat suka.

"Mandi terus makan yuk" Dira mengikuti Syam seperti buntut.

____________

"Anak Daddy, tini tayang" Syam mengulurkan tangannya berharap Encis dan Encus akan meraihnya.

"Kalian nggak kangen Daddy?" tanya nya sedih, sedangkan maid yang bertugas merawat kedua anak ayam itu merasa gemas dengan tingkah Syam.

"BABY BOY, WHERE ARE YOU" Syam menutup telinganya saat mendengar suara Chaca.

"COME HERE BABY" nah, kalo yang ini Kinan.

Kedua kakaknya itu ada didalam Mansion, sedangkan Syam berada dihalaman belakang, tapi entah kenapa suaranya bisa kedengeran.

Sekarang udah jam lima sore, anggota keluarga nya yang lain udah mulai pulang dari aktivitas seharian diluar rumah.

"Oh, disini rupanya adek Kakak!" Kinan teriak yang otomatis kedengeran Chaca, akhirnya kedua kakaknya itu nyamperin si bontot.

"Uh, kakak kangen banget sama adek" ujar Kinan kemudian memeluk Syam erat, diikuti Chaca.

"Ih kakak, aku abis megang tai nya Encis, Encus nih, ihhh" Syam menyodorkan tangannya yang membuat kedua kakaknya langsung menjauh, padahal Syam cuman boong, dia malu diliatin maid karna dipeluk.

"Ih adek jorok banget sih"

"Kakak bilangin bang Vano nih biar ayamnya digoreng aja"

Syam auto melek dengernya, dia gak mau kehilangan Encis, Encus, dia udah terlanjur sayang sama kedua ayam itu, dia juga mau melihat dan mengawasi pertumbuhan anaknya.

Syam gak mau sampe kedua anaknya ini terjerumus dalam pergaulan yang salah, apalagi kedua anaknya perempuan. Dia sebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi bangsa dan negara, ehh.

"Ih, kakak jangan!"

"Ya udah, cuci tangan dulu gih, kakak kan mau piyuk-piyuk adek"

"Nanti malem kakak kelon ya dek"

___________

Syam update hihi.
Gak nyangka udah part 19 aja.

Jangan lupa voment

Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang