09. Ruqyah massal

20.5K 2.1K 495
                                    

"I-iya pak" ucap dokter tersebut gugup, bagaimana pun juga Ia masih sayang pekerjaanya.

_________

Syam mendengus kesal saat mendengarnya "dasar sok galak" cibirnya.

"Ehm...Syam, apa kamu pernah mengalami ini sebelumnya?" tanya dokter tersebut kembali serius.

Syam mengagguk malas.

"Bisa diceritakan?"

Syam mengangguk, sang dokter mengeluarkan pena dari saku nya, kemudian bersiap mencatat dengan kertas yang tadi Ia bawa.

"Dulu waktu umur saya satu tahun, pernah makan bubur udang, terus masuk rumah sakit" ujar nya singkat.

"Lalu?, bisa jelaskan lebih detail" tanya sang dokter

"Bunda bilang jantung saya berhenti jedag jedug, abistu mati eh terus idup lagi" ujar Syam santai.

Mereka menegang mendengarnya kecuali sang dokter yang sedang mencatat dikertasnya, pikiran mereka berkecambuk setelah mendengar perkataan Syam.

Rasa menyesal lagi-lagi melanda kerelung hatinya, bagaimana jika hal itu terjadi lagi pada Syam, mereka menatap Syam dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Baiklah, terima kasih atas kerja sama nya" ucap sang dokter.

"Tunggu dok, kapan saya boleh pulang?"

"Mungkin, dua hari lagi jika keadaanmu semakin membaik"

"Nego deh dok, sehari lagi ya?" melas Syam.

Sang dokter tampak sedang berfikir, kemudian mengangguk membuat Syam bersorak riang.

"Kalau begitu saya permisi dulu" sang dokter berpamitan kepada para manusia yang berada disitu.

Hanya Syam, Kinan dan Chaca yang menanggapi, yang lainya hanya diam tak peduli.

Kadang Syam berfikir apa mereka memiliki ekspresi lain selain datar dan dingin.

Syam menduga bahwa mereka tak memiliki hati, pasalnya mereka sama sekali tidak meminta maaf kepadanya karna sudah menjadi penyebab Ia menginap dirumah sakit.

Atau mereka kerasukan setan budeg tanpa ekspresi? Ah mungkin Iya, ditambah aura mencekam yang selalu mereka keluarkan, membuat Syam yakin bila didalam tubuh mereka itu banyak iblis yang bersemayam.

Syam jadi merinding sendiri karna memikirkan hal itu, hingga otak nya mendapatkan sebuah ide kebajikan.

"Kakak" panggil Syam pada Kinan dan Chaca.

"Iya?" jawab keduanya bareng.

"Mau bantuin Syam bebasin jiwa manusia dari setan gak?"

"Gimana caranya, emang bisa?"

"Bisa kak! Mau ya"

"Ehm...boleh deh, itung-itung nambah pahala"

Syam melangkahkan kakinya menuruni brankar, Kinan dan Chaca dengan sigap membantu Syam bangkit.

"Mau kemana sih dek" kesal Chaca, pasalnya Syam menuruni brankar dengan tiba-tiba.

"Segitiga bermuda"

"Hah?"

"Apa yang kamu lakukan?, kembali kebrankar mu Syam!" ucap Rana.

Syam tidak menanggapi, Ia melangkah mendekati para setan dipojok ruangan, Syam bergidik ngeri karna setiap gerakanya selalu diperhatikan oleh para setan itu.

Bener-bener harus dislametin ini mah, energi setanya kuat banget kayaknya sampe buat gue gemeter.

"Tidak dengar, kembali ketempat tidur Syam!" ujar Rama

Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang