11. Kenyataan

18.3K 1.8K 186
                                    


"MAMAH!!!!"

Klontang

Pyarr

Brak

Gedebrukk

Brukk

Srett

Anggota keluarga yang sedang mendiskusikan pekerjaan masing-masing sembari menunggu waktu makan malam tiba itu pun tersentak kaget saat mendengar suara teriakan si bungsu.

Dira yang sedang membahas pembangunan gedung untuk cabang butik barunya itupun langsung berlari tunggang-langgang kearah lift.

Pikiranya kalut saat mendengar teriakan Syam dan suara berisik dari kamar Syam, Ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Kinan dan Chaca langsung meloncat dari sofa dan ikut berlari menggunakan tangga karna lift nya dipakai Dira duluan, sedangkan para pria hanya diam dengan pikiran masing-masing.

Mau ikut menyusul, namun ego mereka lebih mendominasi, sesungguhnya mereka juga panik mendengar teriakan Syam.

Adam dan Rana yang kalah dengan rasa panik itupun, segera menyusul keatas, sedangkan yang lain masih diam ditempat.

Dira berlari kearah pintu kamar Syam yang masih tertutup rapat. Ia membuka pintu kamar Syam dengan kasar, tidak memperdulikan suara nya yang bahkan terdengar hingga lantai bawah.

Matanya membola saat melihat anak kesayanganya terduduk dengan kening yang mengeluarkan darah sambil terisak tangis.

"Astaga, sayang kenapa?" ujar Dira panik dan segera mendekat kearah Syam.

"Ini kenapa bisa luka?" tanya nya sambil membawa tubuh mungil itu kedekapanya.

"Hiks...a-anak...ay-am mamah.." isak Syam.

Brak

Lagi-lagi pintu itu terbuka dengan kasar, menampilkan Kinan, Chaca, Adam dan Rana yang datang dengan nafas tersengal.

"Hah..Syam...kenapa..hah.." tanya Kinan ngos-ngosan.

"Ambilin kotak P3K kak" perintah Dira.

Rana meraih tubuh Syam yang terduduk dilantai sambil terisak, membawanya duduk dipangkuanya.

Chaca datang membawa kotak P3K, dengan hati-hati Dira mengobati luka dikening Syam.

"Kenapa bisa luka?" tanya Rana datar.

Syam berbalik menatap mata Rana "hiks...an-nak...a-ayam, Papah...hiks.." ucap Syam disela-sela isakanya.

Rana tersenyum tipis saat Syam memanggilnya 'Papah', Ia juga melihat istrinya tersenyum.

"Kenapa anak ayamnya?"tanya Rana dengan nada halus.

Syam tidak menjawab, justru semakin menguatkan tangisanya membuat orang-orang disekitarnya kelimpungan.

"Hustt....udah ah diem, malu didenger yang lainya" ucap Dira menenangkan

"A-anak ayamnya man-a?" tanya Syam.

Ia tertidur dengan anak ayamnya dan saat bangun tidak menemukan keberadaan Enciss dan Encuss, gimana gak panik coba.

Syam langsung beranjak dari tempat tidur dengan tergesa, namun kakinya tersangkut selimut, alhasil Ia terjatuh dengan kepala yang terantuk pinggiran nakas, tak sengaja tangana menyenggol lampu tidur, terus lampu tidurnya nyenggol gelas disampingnya yang menghasilkan bunyi dungdat.

Syam sudah berjanji untuk selalu disamping anak ayamnya bukan, dan sekarang Ia melanggar janjinya, sama seperti janjinya ke Janna, janji untuk selalu didekat Janna.

Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang