07. Please Stop!

21.2K 2K 247
                                    

Satu kata yang dapat menghancurkan hati

Alrasyam Galendra





"Dek, sarapan dulu yuk, kamu belum makan kan?"ucap Dira.

Syam mengangguk "iya mah" Syam beranjak dari kasur mengikuti Dira yang berjalan didepanya.

Keduanya menaiki lift yang berada dipojok lorong kamar Syam yang ada dilantai tiga, tangan Dira meraih tangan Syam untuk digenggam, Ia bermaksud menenangkan Syam, karna ini adalah pertama kalinya Syam berkumpul dengan keluarga Ayahnya.

Namum Syam tidak terlihat, gugup atau canggung sedikitpun, Ia terlihat sangat santai sambil sesekali bersiul.

Syam sama sekali tidak menganggap mereka kecuali Dira, Kinan dan Chaca, jadi buat apa Ia sungkan, tujuannya disitu hanya satu, diusir oleh sang tuan rumah.

Ting

Pintu lift terbuka yang langsung menghadap meja makan, Syam melihat seluruh anggota keluarga yang sudah dikenalkan Dira sedang berkumpul bersama, namun tak ada suara kecuali Kinan dan Chaca yang mengobrol.

"Sini dek, duduk sampin Kak kin" ucap Kinan sambil menepuk-nepuk kursi disampingnya.

Syam duduk diantara Kinan dan Vano, netranya melihat satu persatu orang yang duduk dimeja makan, mereka hanya diam tanpa melakukan apapun.

Mereka semua memulai sarapanya dengan khidmat, Syam hanya memperhatikan nasi goreng udang dihadapanya, tak ada niatan untuk menyentuhnya sama sekali.

"Dek, kenapa gak dimakan?" tanya Chaca saat melihat Syam sama sekali tak menyentuh makananya.

"Ehm...itu kak, ehm.. Syam----"

"Makan!, gak usah banyak alasan!" sahut Vino memotong ucapan Syam.

"Saya gak makan ud-----"

"Makan apa yang sudah disediakan! Apa jalang itu tidak mengajarkan kamu cara menghargai makanan!" potong Rama.

Brakk

Syam berdiri sambil menggebrak meja, netranya menatap nyalang kearah Rama. Lagi, kata itu keluar dengan mudahnya dari mulut seorang ayah.

Hanya satu kata, namun mampu menghancurkan hati seorang anak, kata yang menjadi penyebab pertumbuhan dinding hati yang sudah hancur, membangun dinding pemisah dengan orang yang mengatakan kata penghancur hati.

"Saya bilang, berhenti memanggil bunda saya dengan sebutan itu!, apa anda tidak bisa mencerna perkataan saya!" ucap Syam dengan penuh penekanan.

"Lihat, ini kah pelajaran yang kamu dapat dari jalang itu, bertindak tidak sopan dihadapan orang tua!" lanjut Rama datar.

"SAYA BILANG BERHENTI MEMANGGIL BUNDA SAYA DENGAN SUBUTAN ITU, BRENGSEK!!" Bentak Syam.

"SYAM!!" Bentak Rana, Aldo, Adam, Vino dan Arkan secara bersamaan.

Dira yang merasa suasana semakin mencekam itupun memberanikan diri untuk mencegahnya, bahkan beberapa maid dan bodyguard yang berjaga pun sudah mematung ditempatnya.

"Ehm...s-sebaiknya kita tidak berdebat dihadapan makanan, Syam duduk" ucap Dira takut, netranya memandang Syam dengan tatapan memohon.

Kinan menarik tangan Syam agar kembali duduk, lalu mengelus tangan Syam yang terkepal disamping tubuhnya, perlahan kepalan tangan itupun melonggar.

Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang