"Everything for you, bunda"
Alrasyam Galendra
Terpaan angin terus menghantam wajahnya, rasa gelisah terus merundung hatinya, entah karna apa Syam merasa gelisah.
Ia baru saja pulang menginap dari rumah Dito, sahabatnya. Hari sudah sore, seharus nya Ia pulang pagi tadi, namun karna keadaan Dito yang sedang tidak sehat ditambah kedua orang tuanya sedang tidak ada dirumah, membuat Syam tidak tega meninggalkanya sendiri.
Sebelumnya Syam sudah menghubungi Janna untuk menemani Dito, dan Janna mengizinkanya.
Tapi, entah mengapa hatinya merasa gelisah sedari siang, pikiranya terus mengarah kepada dua orang kesayanganya.
Syam menepikan motornya saat melihat kedai eskrim langganan bundanya.
"Kayak biasa ya pak" penjual eskrim mengangguk lalu menyiapkan pesanan Syam.
Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya pesanan Syam sudah berada ditanganya.
Syam melajukan motornya untuk pulang, bukannya apa Syam membeli eskrim, Syam pastikan bahwa bunda nya akan marah karna Syam telat pulang 20 menitan, jadi Syam bisa merayu bundanya dengan eskrim.
Kali ini Syam memasuki rumah bukan dari gerbang depan, tetapi melalui pintu belakang, karna Syam tau pastibsang bunda sedang berkacak pinggang didepan pintu seperti biasanya.
Jadi Syam menghindar sebentar.
Syam membuka pintu yang langsung mengarah kedapur, berjalan mengendap-endap seperti seorang maling.
Syam mendekati pintu dapur yang mengarah langsung keruang keluarga, namun langkahnya berhenti saat mendengar suata tangisan.
Syam menajamkan pendengaranya, matanya membelalak saat menyadari bahwa suara tangisan itu adalah suara sang bunda dan Mbak Nana.
Kantung plastik berisi eskrim itu meluruh kelantai begitu saja, Syam berlari kearah pintu yang menghubungkan antara dapur dan ruang keluarga, Ia merasa ada hal yang tidak beres sedang terjadi.
Cklek
Syam melemas seketika saat melihat pemandangan didepanya, disana, bundanya terduduk dilantai dengan mbak Nana yang memeluknya sambil terisak.
Yang membuat Syam lemas bukan itu, tetapi, pistol yang diarahkan kearah sang bunda oleh seorang pria, Syam melihat banyak sekali orang disana yang menatap datar sang bunda, mereka tidak menyadari kedatangan Syam.
Hingga Syam tersadar dari lamunan nya saat pelatuk pistol itu ditarik dan siap ditembakan.
"BUNDA!!!"
Semua orang disana tersentak kaget saat mendengar suara teriakan seseorang, Janna dan Nana hanya bisa menangis saat melihat Syam.
Syam berlari kearah Janna dan Nana yang masih berpelukan sambil terisak, Syam memeluk keduanya erat, seakan berkata bahwa Ia yang akan menjadi perisai dari peluru tersebut.
Syam tidak menangis, Ia harus memberikan ketenangan kepada kedua orang tersayangnya bukan?.
Kalau dia menangis lalu siapa yang akan menenangkan mereka?. Syam harus berani demi Janna, mungkin ini adalah waktunya Syam untuk berkorban, menjad perisai bagi bunda dari hujan peluru, mungkin?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]
FanfictionSyam terpaksa membiarkan dirinya terikat oleh rantai emas tak kasat mata milik keluarga Ayahnya, demi menyelamatkan nyawa sang Bunda. __________________ "Ikutlah dengan Ayah jika masih ingin melihat jalang itu tetap bernafas" No plagiat!