Sesudah acara maaf-memaafkan, Syam sama sekali gak mau lepas dari Ayahnya, gak tau kenapa Syam itu ngerasa nyaman banget dideket Ayahnya, sekalian ngabisin waktu banyak-banyak sebelum dia pergi nepatin janji nya ke Janna, pikirnya.
Syam udah terlanjur nyaman sama Rama, dia gak tau bisa ninggalin Rama apa enggak, tapi mikirin nya aja udah buat dia sedih, ternyata Rama itu gak sejelek keliatanya, Rama itu baik, tapi entah kenapa dia ngerasa, Rama baiknya cuman sama dia aja.
Rama selalu nurutin kemauanya Syam, tapi ada kala nya Rama nolak dengan tegas permintaan dia soalnya udah melenceng dari dunia manusia, kemaren Syam bilang mau melihara Tuyul, tapi Rama langsung nolak.
Yaudah, Syam ngerti lah ya, abistu dia ganti permintaanya jadi mau melihara Jenglot, tapi entah kenapa Rama nolak juga, Syam tuh bingung, padahal dia mau punya peliharaan yang Anti Mainstream--an dikit lah.
Enciss sama Encuss tetep jadi dambaan hati Syam kok, cuman dia tuh kepengen Enciss sama Encuss punya temen yang beda dunia juga, jadi kan agak kerenan dikitlah.
Sekarang dia lagi pisah sama Ayahnya, dia lagi sama sikembar Vertikal, Arkan dan Erkan. Rama daftarin Syam kesekolah nya sikembar Vertikal, liburan panjang udah selesai, sekarang waktunya masuk sekolah, Syam seneng banget dong, soalnya seragamnya bakalan ganti warna.
"Abang pilihin" Erkan ngambil Tas sekolah didepannya terus dia lempar kebodyguard dibelakang.
Dari tadi kek gitu terus, asal ngambil barang abistu langsung dilempar ke bodyguard yang ikut mereka dibelakang, Syam mah bomadlah yang penting besok udah bisa berangkat sekolah.
"Udahlah bang, capek..."eluh Syam, dua jam--an dia berdiri cuman buat liatin Sikembar Vertikal ngelempar barang.
Sikembar vertikal ngangguk aja, abistu nyuruh bodyguardnya yang tadi buat bayar belanjaan dikasir, sementara mereka jalan duluan kemobil.
Mereka bertiga naik mobil sendiri diikutin satu mobil bodyguard, tanpa sepengetahuan Syam pastinya, karna mereka belum mau ngasih tau kalo sebenernya keluarganya juga bergerak didunia ke Mafiaan.
Baru aja baikan masalahnya, mereka gak mau kalo Syam bakal takut atau marah karna keluarganya melenceng dari jalan kebajikan.
"Kalo capek tidur aja, nanti Abang bangunin kalo udah sampe" ucap Erkan dibalik kemudi.
Syam ngagguk aja, soalnya emang beneran dia capek banget, karna dia dibelakang duduk sendiri, jadi dia rebahin tuh badan nya dikursi mobil, terus mejemin mata nya sampe bangun ternyata udah dialam mimpi.
Mobil akhirnya jalan juga, Erkan yang nyetir sedangkan Arkan lagi mantengin jalan. Sesekali mata nya Erkan ngelirik kekursi penumpang dari spion, dia senyum dikit pas liat adiknya beneran tidur.
"Masalah kemaren....udah kelar?" Erkan langsung ngelirik ke arah Arkan.
"Belum, pihak dia gak mau di ajak damai" balasnya sambil menghadap depan.
"Jadi tar malem tanding, biar gue aja yang turun arena"ucap Arkan mantap.
Erkan ngangguk aja, kalo Arkan udah turun bisa dipastiin gak akan kalah, karna Arkan itu raja jalanan, dia bisa nyari celah buat menang balapan.
" Tuan, beberapa musuh mengikuti mobil anda, kami mencoba menahan, namun beberapa musuh terlepas dan mengikuti mobil anda, saya harap anda bersiap, beri kami waktu lima menit, saya mohon izin untuk menyerang, menghabisi!"
Arkan dan Erkan saling pandang, tatapan keduanya menajam seketika, lalu netra keduanya melirik kearah Syam yang tidur dibelakang.
"Izin diberikan, lakukan gerakan menyerang, menghabisi!" ujar Arkan datar.
Dor
Dan bener ternyata, udah ada sekitar tiga motor dan satu mobil ngikutin mobil mereka, sesekali nembak, tapi gak bisa, soalnya kaca mobilnya anti peluru.
"Lawan?" tanya Erkan santai.
Arkan mengangguk, lalu memberikan sebuah Revolver kearah Erkan. Kedua nya turun dari mobil, meninggalkan Syam yang tertidur nyenyak.
Ada sekitar enam orang yang sudah memegang Senjata api, mengarahkannya kearah Erkan dan Arkan dalam posisi siaga, sedangkan sikembar Vertikal sama sekali tak terganggu, dan terlihat santai.
Dor
Dor
Dua buah peluru dilepaskan kearah Arkan dan Erkan, namun sang target berhasil menghindar dengan mudah.
Dor
Dor
Tepat sekali sasaran Arkan dan Erkan yang mengenai kedua kepala musuhnya, keduanya meyeringai saat melihat wajah marah dari musuh nya yang lain melihat kedua temannya meluruh keaspal.
"Siapa yang mengirim kalian?" tanya Arkan dingin.
Empat orang itu tertawa sumbang mendengar pertanyaan kedua bocah didepannya "Black Shadow, katakan kepada ketuamu nak, kami akan merampas milik kami, jadi suruh pimpinan mu untuk menyerahkan barang kami!" ujarnya remeh.
Erkan menampilkan smirk nya "apapun yang sudah ditangan Last Eagle, tidak bisa dirampas, atau dikembalikan, kecuali jika kami sedang ingin bersedekah" ucapnya sambil menekankan kata 'bersedekah'.
Dor
Anak buah Black Shadow yang merasa direndahkan itupun melepaskan satu peluru kearah Erkan, namun tetap tidak bisa menyentuh sang target.
Arkan dan Erkan memasang posisi siaga, bersiap untuk menyerang, sudah cukup bagi keduanya untuk berbincang dengan sampah nya Last Eagle.
Baru saja bersiap perang peluru, suara serak seseorang berhasik menghentikan kegiatan.
"Abang..." Syam turun dari mobil saat tidak menemukan keberadaan kedua Abangnya, juga suara petasan disekitar mobil cukup mengganggunya.
Arkan dan Erkan menoleh kearah Syam yang lagi mengusap matanya, lalu kembali menoleh kearah musuh yang menampilkan raut terkejut, dan tak lama menyeringai.
Salah satu anggota Black Shadow mengekuarkan pistolnya dan mengarahkan kearah Syam, dapat mereka lihat wajah panik Arkan dan Erkan.
Dor
"SYAM AWAS!!" Arkan dan Erkan berlari kearah Syam.
Dor
Keduanya bernafas lega saat anggota Last Eagle datang tepat waktu, salah satu penembak jitu di Last Eagle berhasil menghancurkan proyektil peluru musuh yang mengarah pada Syam, lalu beberapa anggota lainya yang memasang badan dihadapan Syam.
Sedangkan Syam masih mencerna apa yang barusan terjadi, tadi itu yang Ia dengar bukan suara petasan, tetapi tembakan, dan hampir saja Ia mati tertembak.
Sumpah demi apapun, Syam seperti tak memiliki tenaga untuk saat ini, kaki nya sangat lemas seperti jelly, Ia sangat shock dengan kejadian barusan. Tubuhnya akan ambruk kalau saja tidak ditahan oleh salah satu bodyguard yang saat ini menjadi tamengnya.
"Saya antar masuk mobil Tuan muda" ucapnya lalu memapah Syam yang sudah tak bertenaga itu kemobil.
Syam duduk diposisi nya semula dengan tubuh yang bergetar dan mengeluarkan keringat dingin, Ia masih terdiam dengan tatapan kosongnya.
Lalu tak lama, Arkan dan Erkan masuk kedalam mobil dan duduk disampingnya, mobil melaju dari tempat itu dikendarai salah satu anggota Last Eagle, meninggalkan beberapa anggota Last Eagle yang kan mengeksekusi anak buah Black Shadow.
"Nggak usah takut, ada Abang disini" ucap Erkan sambil memeluk Syam yang hanya diam
Gimana? Gimana? Gimana?.
Huuu maapin author telat update, seharus nya update kemarin kan ya?.
Tapi gak bisa, kemaren gak sempet buka pintu dunia orange soalnya. Hehe....
KAMU SEDANG MEMBACA
Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]
FanfictionSyam terpaksa membiarkan dirinya terikat oleh rantai emas tak kasat mata milik keluarga Ayahnya, demi menyelamatkan nyawa sang Bunda. __________________ "Ikutlah dengan Ayah jika masih ingin melihat jalang itu tetap bernafas" No plagiat!