Netra bulat itu terus memperhatikan keadaan disekitarnya. Sesekali mendengus saat merasa jengah akan objek didepannya.
Syam, pemuda berusia lima belas tahun itu merasa kesal sendiri, saat melihat Dira sibuk memilih baju dilemari.
Hari ini teman-teman Mama nya itu akan datang. Dira mengundang mereka untuk mengenal kan Syam, sekalian arisan.
Seluruh keluarganya juga ada dirumah, berhubung ini hari Minggu. Kata Dira teman-temannya itu akan membawa keluarga nya juga, sekalian mengadakan piknik kecil-kecilan dihalaman Mansion.
Syam tidak masalah akan itu, namun yang menjadi masalah adalah Mama nya itu begitu rempong.
Acara akan dimulai pada pukul sepuluh pagi, namun Dira sudah membangunkannya dari pagi untuk bersiap.
"Ma pake baju biasa aja kan dirumah" protes Syam.
Dari tadi Syam belum memakai baju, tubuhnya hanya terbalut handuk yang menutupi dari leher hingga ujung kaki.
"Ini aja ya?" Tanya Dira, Syam mengangguk karna lelah menunggu.
"Mama keluar dulu, aku mau pake bajunya" ujar Syam mengambil baju yang ada ditangan Dira.
"Biar Mama bantu siap-siap, abistu turun makan gih, waktu nya sarapan" ujar Dira.
Syam bisa apa selain menurut, kalau dirinya menolak Dira akan sedih. Tidak apa lah, sekalian pamer tubuh mulus Syam pada Dira.
Dira membaluri tubuh Syam dengan minyak telon, kemudian bedak beraroma khas bayi. Syam tidak menolak karena memang dirinya lebih menyukai aroma bayi daripada strowberry.
Syam memakai bajunya dibantu Dira "selesai, aku turun dulu Ma" ujar Syam
"Sabar sayang beluman ini" Dira beralih mengambil minyak rambut bayi dengan ekstrak kemiri.
Lalu membalurkannya dirambut Syam yang sudah di keringkan sebelumnya. Menyemprotkan minyak wangi sebagai sentuhan terakhir.
"Ganteng nya anak Mama" Dira tersenyum bahagia berbeda dengan wajah sang anak yang tampak masam.
Cup
Dira mengecup pipi Syam, tak salah memang bedak pilihannya, aromanya sangat menenangkan di Indra penciumannya.
"Dah yuk, sarapan, pasti yang lain udah nungguin kita" ujar Dira lalu menarik tangan Syam.
"Nanti adek jangan jauh-jauh dari Mama ya, jangan deket-deket sama teman-teman Mama juga ya dek'' ujar Dira saat didalam lift.
Syam mengernyit, bukannya Mama nya bilang akan memperkenalkannya kepada teman-teman nya, lalu bagaimana caranya berkenalan jika tidak boleh mendekat.
"Emangnya kenapa Ma?" Tanya Syam penasaran.
"Pokok nya nggak boleh, temen Mama makan orang soalnya'' ujar Dira. Bukannya apa dirinya hanya tak suka jika bocah kesayangannya ini berdekatan dengan orang lain.
"Serem ya Ma" Syam bergidik ngeri, mungkin teman-teman Mama nya itu sudah terkena virus zombie.
Ting
Lift terbuka, menampilkan para anggota keluarganya yang sudah stay dimeja makan.
Dira langsung menuju dapur untuk membantu maid menyiapkan makanan. Sedangkan Syam mengambil tempat duduk diantara Rama dan Vano.
"Kenapa?" Tanya Syam saat merasa dirinya tengah diperhatikan oleh anggota keluarganya yang lain.
"Sini dek" Rama mengulurkan tangannya bermaksud agar Syam mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]
FanfictionSyam terpaksa membiarkan dirinya terikat oleh rantai emas tak kasat mata milik keluarga Ayahnya, demi menyelamatkan nyawa sang Bunda. __________________ "Ikutlah dengan Ayah jika masih ingin melihat jalang itu tetap bernafas" No plagiat!