33. Semprotan Pembina

7.5K 1.2K 170
                                    

Pokoknya vote and komen disetiap paragraf.
Makin hari makin berkurang, aku nggak semangat tau :(






Wajah pemuda itu nampak berseri-seri. Senyuman manis tidak lepas dari raut wajah nya sedari tadi. Harsa itu benar-benar mengisi hati nya, hingga mampu menebarkan aura yang enak dipandang.

"Ingat kata ayah, jangan jauh-jauh dari Abang mu, dengar?"

Wajah itu kembali pundung, perkataan ayah nya itu tak cukup sekali dua kali ia dengar. Namun berkali-kali hingga ia merasa jengah mendengarnya. Perkataan sama yang selalu diulangi sedari kemarin.

"Dengar Syam?"

Pemuda itu mengangguk mendengar namanya disebut. Mencoba turun namun kembali dihentikan oleh sang ayah. Sedari tadi ayah dan para Abang nya itu mencoba mengukur waktu nya, padahal sebentar lagi para murid yang ikut kegiatan persami diharuskan berkumpul di lapangan.

"Cium dulu" Rama menunjuk pipi kanannya dengan jari telunjuk. Entah mengapa namun ia merasa tidak bisa menjauh dari Syam, walaupun baru beberapa waktu, rasa nyaman itu hadir dihatinya.

Karna tidak ingin waktu nya terulur sia-sia, pemuda itu mengikuti perkataan ayah nya. Mengecup pipi itu singkat.

"Udah yah, aku bisa telat ini" ujar nya kesal.

Rama nampak menghela nafas pelan kemudian menghembuskan nya kasar. Andai jika ia bisa rasanya ia juga ingin ikut anak nya itu berkemah, mengawasi setiap gerakan sang anak.

Namun sayang, banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, dan juga, sekolah ini tidak bisa diikuti oleh orang luar kecuali anak alumni kemarin. Dan ia tidak bisa melanggar aturan itu, ia tidak ingin anak nya merasa tidak nyaman.

"Ayah akan jengukin kamu dimalam puncak nya nanti" ujar Rama seraya melambaikan tangannya kearah sang anak yang mulai menjauh.

"Hah, rasanya aku benar-benar tidak rela tidur tanpanya"

"Tidur saja dengan fotonya, itu kebiasaan mu bukan? Bodoh!"

_______

"Heh, aku bawa yang baru loh, ini dia Quantum kompor yang halal dan lembut. Cara penggunaan nya juga mudah loh, tinggal kamu tekan lalu diputar  dijilat, kemudian dicelupin deh" Syam mengangkat kompor baru yang dibawa nya.

"Baru.... Lampu elektronik, dengan sekali cetek langsung menyala terang. Bisa dipakai tanpa listrik asalkan anda bersedia membiarkan lubang hidung anda kena colok, di jamin awett" Dani menjunjung tinggi lampu LED besar yang dibawanya.

Klontang

"Silahkan lakukan pemesanan sekarang. Panci gosong ini tidak bergaransi, memiliki banyak kegunaan yang pasti bisa membantu kegiatan sehari-hari anda. Jika anda tertarik silahkan open bo, dibuka dari sekarang!" Romi memukul pantat panci nya dengan spatula yang ada ditangannya.

"Ekhem, lebih baik sekarang kalian dirikan tenda masing-masing, kita akan mulai kegiatan setelah selesai membangun tenda" ujar kakak pembina kelompok Syam.

Ketiga pemuda itu hanya cengengesan tidak jelas berbeda dengan Adit yang langsung mencari patok tenda.

"Udah sana lo orang balik, ngapain disini, punya kelompok masing-masing kok numpangan" Syam mengusir Dani dan Romi yang berbeda kelompok dengannya.

Dani mendengus "awas lo, gua doain tenda nya rubuh ketiup angin!" Ujarnya.

Syam menghela nafas sebelum berjalan mendekati Adit dan kedua teman kelompoknya yang berasal dari kelas lain. Memang kelompok kemah dipilih oleh pihak sekolah sehingga muridnya tidak dapat memilih ingin bersama siapa saja.

Dan beruntung Syam tidak sendiri dikelompok nya, ada Adit yang ia kenal. Dan kedua anggota nya yang lain berasal dari kelas IPS bernama Agus dan Bayu.

Agus, si cowok maskulin namun pendiam dan Bayu, si cowok kutu buku yang susah bersosialisasi. Kelompok yang sempurna bukan? Bahkan Syam tidak tahu harus mengajak ngobrol siapa. Ia yakin dirinya pasti akan sangat kesepian dikelompok ini.

Tidak ada Dani dan Romi yang akan mengajak nya adu bacot. Kedua sahabatnya itu berada dikelompok yang berbeda dengannya. Tenda kedua sahabat nya itu juga berada diujung.

Sedangkan tenda nya berada didekat tenda OSIS yang terletak dibelakang. Sehingga tidak dapat melihat tenda para siswi yang terletak dihalaman depan. Memanggil tenda siswa berada dihalaman belakang sekolah dan para siswi didepan sekolah alasannya agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

"Beres!" Syam menepuk-nepuk tangannya yang kotor terkena tanah.

"Belum, patok belakang belum diiket" sahut Adit yang langsung berjalan menuju belakang tenda diikuti Agus.

"Gua tinggal bentar nggak masalah kan? Gua mau ngambil jatah bahan masakan kalian" Ujar kakak pembina yang bernama Reynaldi itu.

Syam mengangguk "nggak papa kak, udah mau selesai juga kok, oh iya kak!" Rey menautkan alisnya membiarkan adik kelasnya itu melanjutkan perkataannya.

"Ayam nya jangan yang dada ya kak, yang paha aja. Terus susu nya yang bubuk kalo bisa, sama Aer dingin ya kak biar mantep, panas ini cuaca nya, kata Mama nggak boleh panasan nanti item, nah mangkanya bawain saya payung ya kak, ukuran sedang juga nggak papa kok tapi kalo bisa tiga kawan saya ini juga dibawain lah" cerocos Syam hang membuat sang pembina melongo, sedangkan ketiga rekan kelompoknya itu menganga.

"Syam, kita ini kemah loh, bukan piknik!" Ujar Adit.

"Ya nggak papa lah dit, oh iya kak bilangin yah sama ketua pelaksana kegiatan supaya nyetel musik lah, bosen tau diem-diem bae, mending kita dengerin musik DJ tiktok" lanjut Syam tanpa malu.

Rey tampak berdehem singkat menetralkan kembali rasa terkejutnya. Anak didepannya benar-benar ajaib, bukan ajaib karna memiliki kekuatan super, namun ajaib dalam konteks yang berbeda tentunya.

"Gini ya dek, kita ini kemah bukan piknik, disini kita diharuskan mendekatkan diri dengan alam. Jadi sederhana adalah prinsip kegiatan ini, kalo kamu mau dengerin dj-dj an mending kamu pulang, terus setel musik DJ kamu itu. Disini makan dan minum sudah disediakan dari pihak sekolah jadi kamu nggak bisa request air dingin apa lagi susu bubuk"

"Dan ya satu lagi, disini kita mendekatkan diri dengan alam, jadi kamu nggak akan dapet payung disini. Ini bukan acara jalan sehat yang dapet payung cantik. Sekali lagi kakak ingatkan ini kegiatan Pramuka, pra-mu-ka!" Jelas Rey sebelum berlalu meninggalkan Syam dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Hiks.... Adit" Syam menoleh kearah Adit dengan mata yang berkaca-kaca, ia terkena Omelan kakak kelas nya? Tidak bisa dibiarkan.

Adit mendekat, kemudian mendekap pemuda itu singkat "udah nggak papa" ujarnya.

Syam bersumpah tidak akan membiarkan pembinanya itu tenang!

_________

Gimana part kali ini?

Jangan lupa voment and follow.

Alrasyam Galendra [Ready Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang