DUA PULUH

1.7K 180 9
                                    

Kalau kalian mencari di aplikasi SoundCloud akun Frey0808 pasti kalian akan terpesona dengan suara lembut dan petikan gitar yang menghangatkan suasana. Walaupun bukan pengamat musik hebat seperti Bens Leo, tetapi sesaat kalian mampu menilai bahwa pria yang membawakan lagu memang memiliki suara yang merdu. Dan beruntungnya, mulai hari ini aku bisa mendengar Frey0808 bernyanyi tanpa harus membuka aplikasi. Dengan bangganya Jeffrey duduk di atas panggung dengan gitar menghadap para tamu, memainkan beautiful in white secara akustik. Matanya mengedar ke seluruh ruangan dengan senyum yang merekah. Bisik-bisik tetangga yang sampai ke telingaku adalah mereka menyebutku sebagai wanita beruntung karena mendapat suami seperti Jeffrey. Aku tertawa dalam hati mendengarnya.

Mereka semua tidak tahu bahwa di balik pernikahan ini ada kerja Eyang dan kerja sama kami berdua. Jika aku tolak, mampu membuat menangis karena kehilangan kesempatan besar. Bayangkan saja, Jeffrey membelikan untukku barang-barang yang nilainya besar dan mampu jadi aset berharga. Sebuah vila di kawasan Seminyak juga telah menjadi milikku. Atas namaku. Hanya untuk seserahan pernikahan dia membelikanku seluruh barang dari mal. Orang kelebihan duit memang beda.

"Lima tahun lalu ketemu sebagai teman kerja, sekarang ketemu lagi udah jadi ipar, ya?"

Aku berpaling dari Jeffrey menuju Jovanka. Ternyata oh ternyata, aku baru tahu kalau Jovanka adalah adik Jeffrey saat lamaran kemarin. "Nggak ada yang bisa menebaknya, Jo."

Dia mengangguk menyetujui kemudian tersenyum sambil mengangkat minumannya kepada Jeffrey. "Sebuah kehormatan, dia akhirnya mendapat lo. Remember orang yang bilang ke gue, kalau dia notice ada lo waktu resepsi di Bali? Dia orangnya."

Karena telunjuk Jovanka menganyun ke atas panggung, aku jadi melihat Jeffrey yang mulai menurunkan gitarnya. Show-nya sudah selesai.

"Awal ketemu pas di JFW habis kita ngobrol bareng. He said, kenalin dong. Gitu. Gue pikir setelah kalian tukar pandang ada kelanjutan. Ternyata..., bahkan sampai para eyang turun tangan dulu, baru bisa pacaran."

Aku mengulum senyum. Aku baru tahu kalau aku dan Jeffrey pernah bertemu di JFW lima tahun lalu. Aku yang tidak sadar atau Jeffrey yang tidak memorable?

"Congrats, my Bro. Akhirnya ya."

Seloroh ucapan dan tawa Jovanka mengiringi rasa hangat di pinggangku saat seseorang menggapainya. Kalau yang melakukannya adalah orang lain sudah pasti akan kulempar dengan sepatu yang tingginya mengalahkan tinggi hatiku, tapi sayang, yang menggapai pinggangku adalah Jeffrey. Suamiku.

"Yes." Jeffrey berkata dengan ekspresi muka yang secerah matahari siang di pertengahan tahun. Terik sekali. "Btw pacar lo mana? Dia belum kasih selamat ke gue."

Aku baru menyadari dunia itu sempit, sejak tahu bahwa kekasih Jovanka adalah pemilik Hugantara Project. Pria yang hampir seusia ayahku adalah kekasih Jovanka. Asli. Aku hampir menganga. Seorang wanita produktif menjalin hubungan dengan pria yang sudah layak memiliki cucu. Apa itu yang disebut papi gula?

"Nggak tahu, sama Papa kali. Biasalah, orang tua maunya juga sama orang tua. Biarin aja." Jovanka berbicara santainya. "Mending godain kalian aja, mumpung pengantin baru ya, kan?"

Aku meringis membalas godaan adik iparku ini. Siapa sangka wanita yang kemarin hanya kuanggap sebagai teman seprofesi, ternyata menjadi keluarga untukku.

"Terus honeymoon-nya ke mana?" tanya Jovanka yang juga menjadi pertanyaanku.

Dari awal pernikahan dadakan ini dirancang, aku belum pernah mendengar rencana Jefrrey terkait honeymoon kami. Kalau sampai tidak memuaskan akan kulempar kepalanya dari sini.

MIAMOR | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang