Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka lari dari masalah. Jika ada hal yang mengganjal barang sekecil semut, aku pasti menghilangkannya dengan segera. Tanpa mengeluh. Namun untuk hal yang berasal dari Jeffrey dan rumah tangga kami, aku rasa sedikit lari menjauh, tidak masalah. Meski begitu, Mayang terlihat seperti tidak bersahabat. Baru datang langsung membuatku menangis karena kehadirannya yang tidak kuinginkan. Aku itu sedang ingin sendirian saja, kenapa malah diikuti?
"Mba Mia kalau mau kabur, jangan lupa makan. Alkohol dikurangi, makanan jahat dihindari, tapi rokok dinikmati. Kalau gitu usaha hidup sehat Mba Mia percuma, dong," cecar Mayang. Berulang kali.
Asisten terbaikku membawa banyak persediaan makanan yang sebenarnya aku juga telah membawanya. Bedanya dia membawa makanan sehat, seperti buah dan sayur. Sedang diriku, hanya membawa roti dan gandum. Plus rokok. Sampai Mayang menggerutu, bibirnya mencebik, aku yakin dia akan mengadu pada Tomi. Setelah aku pulang ke Jakarta nanti, aku yakin Tomi akan mengomel.
"Iya, ini udah makan, May." Semangkuk sup ayam ini sudah habis separuh. Entah dia membelinya di mana, yang pasti rasanya tidak seenak kalau suamiku yang memasak. Iya, aku masih mengakui Jeffrey sebagai suami sebelum nanti ke pengadilan agama. "Kamu ke sini, disuruh Tomi?"
Sambil mengecek kulkas, Mayang menggeleng. Oke, jawabannya tidak.
"Disuruh Jeffrey?" lanjutku. Mayang masih menggeleng, tapi bedanya dia tidak melanjutkan kegiatannya melainkan duduk di hadapanku berjarak meja makan. "Ya, mana mungkin juga dia cari. Terus, ke sini ngapain? Dan bisanya kamu ke sini, sih? Pacarmu itu bisa aku tuntut karena udah menyebarkan informasi pelanggan ke orang luar seenaknya."
Vila yang kusewa nyatanya punya hubungan dengan Mayang. Vila ini milik pacarnya. Aku pikir asal dengan uang yang kubayar di muka, maka pacar Mayang bisa menjaga rahasia kalau aku datang dan menginap di sini. Minimal dia tidak akan memberi tahu Mayang. Sebelumnya aku sudah memberi kode tentang keberadaanku di sini secara diam-diam saja, tapi nyatanya bocor juga. Mayang mendarat di sini dengan selamat.
"Pacarku itu setia. Aku ngomong apa, dia pasti nurut, aku tanya apa dia pasti jawab. Jadi kalau memang Mba Mia mau kabur, mending cari tempat lain. Jangan di sini."
Wah. Aku tidak percaya. Asistenku mengatakannya dengan sesuka hati. Beraninya!
"Aku mau sendiri dulu, May. Lagian aku memang lagi kosong job, endorse baru mulai lagi bulan depan, beberapa foto shoot juga sama. Intinya, aku secara tidak tertulis bisa dikategorikan sedang masa libur kerja. Terus kenapa kamu ngejar aku ke sini? Aku nggak ada tanggungan lagi sama kerjaan, lho."
Makananku telah habis. Saatnya aku harus mengorek alasan Mayang hingga sampai kemari. Dia menggigit bibir bawahnya. Reflek yang biasa dilakukan saat orang merasa tidak nyaman atau cemas. Namun bukannya menjelaskan alasan dirinya kemari, Mayang malah bangkit dan berjalan ke arah tas-tas yang dibawanya, lalu mengambil ponsel.
"Aku khawatir sama Mba Mia, begitu pun Tomi. Alasan aku sampai ke sini, karena murni nebak kalau Mba Mia di sini. Eh, gara-gara info dari ayang-ku juga, deng." Mayang menjawab dengan mata yang melirik ke kanan kiri persis seperti ikan yang kelaparan. "Tapi, nggak perlu khawatir, rahasia Mba Mia yang tinggal di sini, bakal aman. Aku jamin. Walaupun orang kantor lagi nyariin Mba Mia, insya Allah aku amanat, nggak akan kasih tahu ke siapapun sampai Mba Mia siap buat balik ke Jakarta."
Begitu mendengar ucapannya, aku langsung mengangguk. Meski rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hati. "Orang kantor sampai cari aku? Wah, mereka memang nggak pernah bisa lihat aku santai bentar. Dikira manusia hidup 24 jam cuma buat kerja? Ambil libur bentar nggak boleh gitu? Kampret."
Aku menyukai duniaku yang bekerja tanpa henti. Apalagi sorot kamera yang mengarah padaku, membuatku merasakan hidup yang lebih bergairah lagi. Namun bukan berarti aku tidak menyukai kedamaian. Libur untuk beberapa hari saja, aku mauuu sekali. Lucunya, baru dua hari aku menghilang ke Lembang, mereka sudah mencari.
![](https://img.wattpad.com/cover/246766448-288-k246235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MIAMOR | SELESAI
Romance"Anda siapa?!" "Evelyn, just call me Eve. Saya pemilik tempat ini. Kamu sendiri siapa?" Demi keturunanku yang hingga tujuh turunan selalu bergelimang harta, bisa-bisanya dia berkata seperti itu! Apa dia tidak tahu kalau aku adalah istri dari pemil...