"Terimakasih banyak, Jae. Aku tidak tahu bagaimana cara membalas budi padamu. Jika ada yang kau inginkan saat ini, katakan saja padaku!"
Duduk di atas ranjang pagi itu, Rosé pada akhirnya memutuskan untuk menghubungi Jaehyun usai melihat beberapa panggilan terjawab darinya. Tentu bukan hal yang benar jika Rosé hanya diam saja padahal ia merasa amat berhutang budi pada pria yang telah menyelamatkannya tempo hari.
"Jika aku katakan, kau mau mengabulkannya?"
Lalu, suara lembut dari pria di seberang sana terdengar. Memainkan kuku-kuku jemarinya, Rosé berdehem mengiyakan pertanyaan Jaehyun. Dalam hati sedikit menerka-nerka apa kiranya yang akan Jaehyun pinta.
"Aku mau kamu."
Rosé berhenti memainkan jemarinya tatkala sekalimat Jaehyun yang pelan terdengar cukup jelas dan cukup membuat ia mati kutu sesaat sebelum Jaehyun kembali bersuara, "Aku mau kamu, boleh?"
Sungguh, Rosé tak bisa menjawab dengan benar pertanyaan yang agaknya kelewat ambigu itu. Lalu, berharap Jaehyun memperjelas, ia bertanya dengan terbata, "A-apa maksudmu?"
Rosé menggenggam erat-erat ponselnya, menanti jawab Jaehyun yang terdiam cukup lama.
"Eumm, aku mau kamu menemaniku bermain basket di Taman Sungai Han. Boleh?"
Lalu kalimat penjelas itu membuat Rosé menghela nafas lega, ternyata permintaannya tak cukup sulit. Sekedar menemani Jaehyun bermain basket, Rosé kerap kali melakukan itu dulu. Namun, entah mengapa sekarang ia berpikir dua kali lebih keras untuk mengiyakan. Ada sesuatu yang memberatkannya, yakni perihal ia yang kini tengah berusaha untuk bersikap profesional dengan tidak membuat skandal macam-macam dengan idol lain selama terlibat kontrak partner isu bersama Sehun.
Sudah cukup tempo hari ia memetik buah dari kecerobohan dan ketidakprofesionalannya. Maka, dengan segenap rasa tak enak hati Ia menjawab lirih, "Maaf, Jae, aku tak bisa melakukan itu. Kau tahu aku sekarang—"
"Aku tahu."
Jaehyun memotong sebelum Rosé sempat menjelaskan alasan mengapa ia tak bisa memenuhi permintaan pria itu walau ia sangat ingin. "Aku tahu ada hati yang sedang kau jaga sekarang. Aku minta maaf jika permintaanku terlalu sulit."
Sekalimat Jaehyun yang sarat akan pedih membuat Rosé menggigit bibir bawahnya. Ini sudah lebih dari dua tahun Rosé menggantungkan perasaan suka Jaehyun terhadapnya. Satu pertanyaan yang membenak dalam hati gadis itu: apakah Jaehyun masih menyukainya sampai detik ini?
"Jika ada permintaan lain, aku akan berusaha memenuhinya," ucap Rosé lagi setelah satu permintaan Jaehyun gagal ia penuhi. "Eum—" terdengar Jaehyun berdehem seolah tengah berpikir panjang.
"Aku mau kamu."
Kalimat itu lagi-lagi membuat Rosé meneguk salivanya susah payah, Jaehyun pandai sekali mempontang-pantingkan isi otaknya untuk mengerti maksud dari setiap kalimat yang ia ucapkan.
"Lanjutannya?" tanya Rosé kemudian. Sebagaimana sebelumnya, Rosé harap Jaehyun memperjelas perihal apa yang ia minta.
"Aku mau kamu—" jeda pria itu cukup panjang.
"Aku mau kamu bahagia selalu."
Maka, usai kalimat penjelas dari Jaehyun terdengar dan mengalun ke dalam gendang telinga Rosé, ada geleyar resah yang ia rasa. "Apa-apan permintaan itu?" Rosé pura-pura mencibir dengan gelak tawa kecil. Jaehyun balas tertawa lalu menjawab, "Serius, berbahagialah selalu! Jika kau tidak bahagia, maka segera hubungi aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE: The Scandal [END]
FanficSkandal Palsu sebagai pengalihan isu sudah bukan hal yang tabu lagi. Sehun dan Rose adalah sepasang Idol yang dituntut agensi mereka untuk menandatangani sebuah kontrak dengan ketentuan: 1. Melakukan kencan rekaan untuk dijadikan sebagai bukti skan...