23: I Miss You

2.4K 359 176
                                    

[terimakasih untuk yang sudah memberikan apresiasi di part sebelumnya. saya sangat mengharhai itu dan semoga berkenan memberikan vote dan komentar di part ini juga]

---

Ketika memejamkan mata menjadi hal yang sulit untuk dilakukan sekalipun tubuh letihnya meminta direbahkan, Rosé beranjak dari kamar guna mengambil sebuah baskom dan mengisinya dengan air hangat, lalu merendam kaki dengan itu.

Apa yang dilakukannya itu bukanlah tanpa alasan, ia hanya teringat saran dari seseorang yang kala itu menemani malamnya lewat sebuah panggilan video.

"Jika kau merasa lelah tapi tak bisa tidur, rendamlah kakimu dengan air hangat. Itu akan membuatmu rileks dan tidur dengan nyenyak."

Oh Sehun. Sekali lagi Rosé membuang nafas ketika akalnya menasbihkan nama itu entah untuk yang keberapa kali.

Sudah berbulan-bulan lamanya, tetapi Rosé masih sebegitu ingat detik demi detik yang pernah ia lewati bersama Sehun sebelum seperkara yang membuat jarak tercipta di antara mereka. Sebab kini semua member telah tahu bahwa ia dan Sehun hanya sebatas pacar dalam kontrak, maka bertingkah selayaknya sepasang kekasih—saling menelpon, saling menemui, dan saling memberi perhatian—bukan hal yang perlu dilakukan lagi.

Kalau boleh jujur, Rosé merindukan masa-masa itu.

Memijat pelan pergelangan kakinya, Rosé tercenung kemudian ketika menyentuh plaster yang terpasang di sana. Tiba-tiba saja, ia kembali ditubruk rasa penasaran atas siapa gerangan seseorang yang sebegitu memperhatikannya, bahkan di saat dirinya sendiri tak menyadari bahwa ia punya luka di kaki—hanya merasa sedikit perih di bagian itu.

"Itu Sehun Oppa."

Sontak mendongak ketika mendengar seseorang bersuara, Rosé mendapati Jisoo keluar dari kamarnya dan meletakan sekotak kue kering di atas meja, lalu mengambil posisi duduk.

Rosé mengerutkan kening dalam, tanda tak paham.

"Sehun Oppa yang meletakan plaster itu tadi." Jisoo memperjelas seakan tahu isi pikiran Rosé saat itu.

Beberapa detik terdiam, Rosé kemudian bertanya pelan, "Eonnie, melihatnya?"

Tak naif, Ia pun sebenarnya berharap bahwa itu memanglah Sehun. Maka, ia berupaya menahan diri untuk tak tersenyum saat Jisoo mengangguk semangat. Sayangnya, percuma sebab ketika mendengar Jisoo bercerita perihal Sehun yang nampak khawatir saat ia terjatuh tadi, sebuah senyuman lolos tanpa bisa ia cegah lagi.

Oh Sehun. Pria itu itu nyatanya tak benar-benar tak perduli. Mendadak, Rosé disergap sipu.

"Sehun Oppa—" Suara Jisoo menuai jeda, "kau menyukainya, bukan?"

Seakan tepat sasaran, Rosé langsung dibuat bukam. Otaknya mendadak sulit difungsikan. Ia diam dalam gamang. Terlalu malu mengakui kebenaran akan hal itu, tapi rasa-rasanya menyangkal pun ia tak mampu.

Dan, Jisoo jelas paham Rosé lebih dari siapapun bahwa diamnya gadis itu saat ini adalah jawaban 'ya' atas pertanyaan yang ia berikan. Ada senyuman tipis yang diuntai di sela-sela aktivitasnya menguyah kue kering dan menggeser-geser layar ponsel.

"Apa itu ketara sekali?"

Setelah beberapa saat hening, Rosé akhirnya mengeluarkan suara, meski pelan.

"Menurutku begitu. Bulan-bulan sebelumnya, saat kau dan Sehun Oppa masih seringkali menghabiskan waktu bersama, kau nampak seperti orang paling bahagia sedunia. Sementara beberapa bulan ini kau terlihat seperti orang yang baru putus cinta."

FAKE: The Scandal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang