14: Let's Compete!

2.5K 332 33
                                    

Cepat-cepat Sehun mengambil kunci mobil, kemudian berlalu dari ruang latihan. Ada sejumlah ketakutan yang ia rasakan, jikalau Rosé tidak menuruti perintahnya untuk bertahan sejenak dan malah nekat pulang sendiri. Sehun mengayunkan tungkak, kembali ke tempat di mana ia meninggalkan gadis itu. Namun, ketakutannya berbuah nyata, Rose tak lagi berdiri di sana, menghilang entah ke mana.

Mengedarkan pandang ke seluruh penjuru, sosok Rosé sama sekali tak terindra oleh Sehun. Lalu, kembali ia berlarian ke arah lift, memencet beberapa kali tombol di sana tetapi pintu tak kunjung terbuka. Maka, menuruni anak tangga adalah pilihan Sehun satu-satunya.

Nafasnya terengah, ia sampai di basement gedung agensinya; tempat orang-orang biasa memarkir kendaraan. Belum habis Sehun menenangkan debaran jantungnya yang serasa akan meledak, pemandangan di sana memberikan satu ledakan yang lebih hebat; mematikan seluruh kinerja sistem sarafnya hingga yang bisa ia lakukan hanya diam di tempatnya berdiri.

Di sana, dengan jelas Sehun lihat sosok Rosé yang diboyong masuk ke dalam sebuah mobil oleh seorang pria. Dan, pria itu adalah Jung Jaehyun. Entahlah, tetapi Sehun merasakan dadanya bergemuruh, ada geleyar getir yang ia rasakan.

Seperti baru saja melihat kekasihnya berselingkuh, seperti itulah sakit yang Sehun rasakan.

Kedua tangannya mengepal; menggenggam erat kunci mobil adalah satu-satunya yang bisa ia lakukan untuk melampiaskan kemarahannya. Ya. Sehun marah. Tetapi, kembali lagi, ia tak tahu pada siapa kemarahan itu diperuntukan. Pada Rosé, Tentu ia tak berhak marah, sebab gadis itu bukanlah benar-benar kekasihnya.

Pada Jaehyun?

Haruskah Sehun marah pada Jaehyun?

Tidak. Agaknya itu tidak benar. Ia tak ingin menambah aliansi musuh, terutama dengan sesama idol naungan SM. Lagipula, Sehun tahu bahwa Rosé dan Jaehyun memang berteman. Ya. Sekali lagi ia menegaskan, mereka hanya teman.

Salahkan saja hatinya yang terlalu mereaksi berlebihan. Salahkan saja perasaannya pada Rosé yang tumbuh dengan sangat tidak sabaran. Akibatnya, ia sendiri yang kesakitan, bukan?

Hampir setengah jam lamanya, Sehun habiskan waktu untuk merenung di dalam mobilnya yang masih terparkir di basement. Sampai suatu ketika, ia beranjak keluar, saat itulah sebuah mobil melintas di hadapannya dengan kecepatan tidak beradab dan ia pun refleks memundurkan langkah.

Mobil silver yang baru saja memarkirkan diri, sosok Jaehyun keluar dari sana; membanting pintu dengan keras dan mengayunkan langkah lebar menghampiri Sehun.

Tak butuh waktu lama untuk mereka saling berhadapan. Pun tak butuh waktu lama untuk satu pukulan berhasil Jaehyun layangkan untuk Sehun yang cukup terkejut dengan ketiba-tibaan itu. Sehun menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Menyorot Jaehyun dengan tajam, seakan memaki: Kau gila ya!

Jaehyun tak gentar, justru semakin merapatkan tubuhnya, menarik kaos Sehun dan mendorongnya pada dinding.

"Apa hyung benar-benar pacarnya?"

Pertanyaan yang sarat akan ketegasan itu meluncur, membungkam mulut Sehun hingga ia hanya bisa memandang Jaehyun yang menyorotnya penuh kebencian. Pria itu bicara lagi, "Mengapa kau selalu membuatnya bersedih? Mengapa kau selalu membuatnya terluka? Mengapa kau selalu membuatnya menangis?"

Alis Sehun bertaut, pun dahinya dalam berkerut. Ia tak mengerti maksud Jaehyun. Ia memang merasa Rosé baru saja menangis, tetapi ia tak tahu bahwa gadis itu menangis karenanya. Ia tak tahu bagian mana dari dirinya yang salah.

FAKE: The Scandal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang