Rupanya perihal Sehun yang akan mengajak Rosé ke rumah orang tuanya bukan sebuah wacana belaka. Selang sehari setelah pertemuan mereka itu, Sehun menelpon Rosé; mengatakan bahwa grupnya mendapatkan jatah libur selama dua hari jadi dia memilih menggunakan kesempatan itu untuk pulang ke rumah yang sudah berbulan-bulan tidak ia kunjungi. Ibu Sehun yang mendengar kabar itu langsung mengompori Sehun untuk membawa serta Rosé. Wanita paruh baya itu benar-benar sangat ingin bertemu dengan 'si calon menantu', katanya yang seketika membuat Rosé tertawa kecil.
Sehun bicara apa adanya sekali. Tanpa tahu hal tersebut membuat Rosé tersipu-sipu sepanjang mereka saling bicara via telepon malam itu.
"Jadi, maukah kau ikut?"
Terdengar suara Sehun kembali mempertanyakan kepastian dan kesediaan Rosé. "Eum—" Gadis itu mempertimbangkan. Sebenarnya tanpa banyak berpikir ia bisa saja menyiakan. Pertama, karena ia masih dalam masa cuti istirahat. Kedua, para membernya tak memperbolehkan Rosé ikut latihan padahal ia sangat ingin ikut, alasannya hanya satu: karena mereka khawatir keadaan Rosé akan semakin memburuk. Ketiga, Rosé tak punya banyak kegiatan di dorm selain bersih-bersih dan bermain bersama para kucing Lisa; itu membosankan.
"Boleh."
Mempertimbangkan ketiga hal tersebut, Rosé lantas memberi jawaban. Walau dalam hati ia sedikit gugup memikirkan bagaimana dirinya akan berada di tengah-tengah keluarga Sehun nanti. Sebagaimana ia khawatir tak bisa menyesuaikan diri dengan baik saat ia diajak Sehun mengunjungi dorm EXO untuk pertama kali, sebegitu khawatir Rosé sekarang.
"Jam berapa aku harus menjemputmu?" Lalu, terdengar lagi suara Sehun bertanya dengan sangat antusias.
"Mungkin pagi sekitar pukul 8."
Rosé menyesal meminta dijemput pukul delapan. Pagi tadi dia telat bangun sebab semalaman ia kesulitan memejamkan mata; memikirkan bahwa esok ia akan menemui keluarga Sehun. Pukul tiga dini hari kiranya ia baru bisa terlelap lalu terbangun pada pukul tujuh pagi.
Sontak ia berbenah secepat kilat. Mandi tak lebih dari sepuluh menit, mengganti pakaian dan merias wajah dengan tergesa-gesa hingga tepat pukul delapan ia telah siap dan berjalan keluar dari dorm setelah pamit pada Jennie yang bangun lebih dulu ketimbang yang lain.
Mobil milik Sehun sudah terparkir di pelataran gedung asrama BLACKPINK, Rosé mempercepat langkahnya menghampiri, bahkan tak sadar ia sudah setengah berlari dan tak butuh waktu lama untuk ia duduk di samping sosok pria yang hari ini nampak sangat cerah dengan kaos putih dipadu dengan jaket jeans.
Tak butuh waktu lama untuk Rosé merasakan kehangatan menjalari hatinya tatkala melihat sosok itu tersenyum manis.
"Ibuku kehabisan bahan makanan. Jadi, dia menyuruh kita mampir di supermarket. Tidak apa-apa 'kan?" Sehun bertanya sembari mulai melajukan mobilnya. Rosé hanya mengangguk pelan. Lalu, Sehun menepikan kembali mobilnya di sebuah supermarket. Menyambar topi juga maskernya, ia keluar lebih dulu dan membukakan pintu untuk Rosé. Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam gedung supermarket yang cukup ramai pagi ini.
Sehun mendorong troli, sedikit kepayahan sambil memandangi ponselnya menilik daftar belanjaan yang dikirim ibunya.
"Sini aku bantu!" Rosé hendak mengambil alih troli di tangan Sehun tapi pria itu menolak. "Pegang ini saja!" Ia justru memberikan ponselnya pada Rosé yang dengan ragu menerimanya. Mereka berjalan beriringan, menuju bagian penjualan sayur-sayuran dan daging. Membentuk tim yang solid bekerja sama dalam memilih bahan makanan yang akan mereka beli. Sehun yang tak terlalu mengerti hal-hal semacam itu merasa beruntung ada Rosé yang memberinya saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE: The Scandal [END]
ФанфикSkandal Palsu sebagai pengalihan isu sudah bukan hal yang tabu lagi. Sehun dan Rose adalah sepasang Idol yang dituntut agensi mereka untuk menandatangani sebuah kontrak dengan ketentuan: 1. Melakukan kencan rekaan untuk dijadikan sebagai bukti skan...