[part ini agak pendek. semoga tetap berkenan memberikan apresiasi]
---
Sehun mengambil langkah mundur, menarik pula tangannya yang begitu kurang ajar menyentuh sudut bibir Rosé tanpa logikanya mengaba-aba. Nafas diambil, lalu dibuang pelan.
Keduanya kini duduk dan menghabiskan es krim di tangan masing-masing. Rosé yang kala itu menyambi memainkan ponsel, menerima satu pesan singkat dari Jisoo yang mengatakan bahwa ia dan teman-teman telah masuk ke wahana rumah hantu lebih dulu.
Kau dan Sehun Oppa menyusul saja! Ambil tiket pada petugas!
Dengusan agak keras terdengar. Sehun menoleh pada sosoknya yang memasang tampang kesal lalu bertanya, "Kenapa?"
Rosé balas menoleh dan memandang Sehun sejenak. "Yang lain sudah masuk duluan. Jisoo Eonnie menyuruh kita menyusul."
Membuang pandang asal bersama bibir yang menggeram, Sehun semakin yakin adanya settingan dibalik semua hal yang terjadi hari ini. Tak ingin membuang-buang waktu, Sehun bangkit dari duduknya. "Ayo!"
Rosé mendongak, menatap Sehun heran sebelum bertanya, "Ke mana?"
"Masuk. Tunggu apa lagi?" jawab Sehun agak ketus. Rosé tak lantas bangkit saat pria itu sudah mengambil beberapa langkah menjauh. Ia menyempatkan diri untuk menunduk dan mengerucutkan bibirnya serta menyumpah serapah teman-temannya yang tega meninggalkan ia di situasi seperti ini. Dan, kenyataan bahwa Rosé agak phobia rumah hantu membuat gadis itu berat melangkahkan kaki.
Meski demikian, Rosé tetap memaksa berjalan pelan-pelan sambil memandang punggung tegap Sehun.
Sebab, tak merasakan atensi Rosé di dekatnya, Sehun membalikan badan dan menemukan gadis itu berjalan tertunduk, pelan sekali layaknya siput. Maka, Sehun putuskan untuk sabar menunggu dan baru melanjutkan langkah saat Rosé sudah agak dekat dengannya.
Sebelum masuk ke dalam wahana rumah hantu, pengunjung biasanya diberi gelang wisata. Sehun menerima itu sejumlah dua buah dari petugas, lalu memakai salah satunya, sedang yang satu lagi berniat ia berikan pada Rosé.
Namun, ia menunda memberikan ketika melihat air muka gadis itu tak sedap. Ada murung di sana dan pandangannya berpencar ke mana-mana. Bahunya tak tegak. Sehun pun mendadak disergap rasa tak enak hati, barangkali Rosé merasa sangat tak nyaman bersamanya.
"Haruskah kita pulang duluan saja?"
Rosé terkesiap begitu mendengar pertanyaan pelan Sehun. Ia yang sedari tadi menunduk kemudian menegakan kepala dan menjawab cepat, "Tidak. Ayo kita masuk!"
Mencoba memastikan, Sehun bertanya lagi, "Yakin?" Rosé di sana mengangguk cepat. Maka, Sehun mengambil jeda sejenak sebelum berjalan mendekati gadis itu.
Rosé sedikit tersentak ketika Sehun meraih lengannya, tetapi memilih diam menikmati pemandangan wajah tampan yang nampak serius dengan aktivitas memasangkan gelang wisata di pergelangan tangannya.
Mungkin bagi Sehun itu hanya sebuah perhatian kecil. Namun, Rosé lagi-lagi seakan dibuat terjerumus ke dalam kubangan danau cinta dan tenggelam. Saat memandang benda yang melingkari pergelangannya itu, senyuman kecil tak lagi bisa ia tahan, dan semakin melebar begitu mengarah pada punggung Sehun yang kembali berjalan mendahului.
Aura-aura mencekam rumah hantu itu bukan hal yang menyeramkan bagi Sehun. Ia berjalan sebagaimana biasa. Tak takut saat ditakuti. Sementara Rosé yang berjalan beberapa kaki di belakangnya itu terus menggigiti bibir, gelisah dan takut. Bahkan, dirinya sendiri tak sadar kapan tepatnya ia mengulurkan jemari dan meraih ujung kemeja Sehun di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE: The Scandal [END]
FanficSkandal Palsu sebagai pengalihan isu sudah bukan hal yang tabu lagi. Sehun dan Rose adalah sepasang Idol yang dituntut agensi mereka untuk menandatangani sebuah kontrak dengan ketentuan: 1. Melakukan kencan rekaan untuk dijadikan sebagai bukti skan...