19: Warm Hug

2.7K 348 85
                                    

"Apa acaranya sudah selesai?"

Mereka masih bertahan duduk berdampingan di tepian kolam. Rosé melempar tanya, masih berkutat menghabiskan coklat dalam genggaman. Sehun kala itu tengah mendongak, memandang langit malam yang begitu berseri, sebagaimana hatinya. Ia menjawab, "Sudah. Tapi, aku melewatkan acara penutupan dan makan-makan."

"Mengapa?"

Menautkan sepasang alisnya, Rosé bertanya, sekilas melirik Sehun sebelum kembali menyorot hal lain. "Entahlah, aku hanya ingin bergegas pulang. Dan, cepat-cepat menemuimu." Lalu, mendengar jawaban pria itu, pergerakan menguyah coklat yang tengah Rosé lakukan mendadak melambat.

Ada keseriusan yang mencoba untuk Rosé bercandai. Maka, iseng saja ia bertanya, "Mengapa? Oppa merindukanku?"

Sehun tertawa kecil. Lalu, menjulurkan tangannya demi mengusap rambut Rosé pelan di sana sebelum menjawab, "Eum—aku merindukan pacarku."

Rosé tak menduga, bahwa Sehun akan balas membercandainya. Dan, itu sama sekali tidak lucu. Sebab kini ia tengah mati-matian menahan gejolak rasa di dada saat Sehun masih setia mengusap rambutnya, dengan tubuh yang dicondongkan juga sisa-sisa tawa di wajahnya yang tampan.

Sebab Sehun tak kunjung menjauhkan diri, Rosé menggunakan tangannya untuk mengambil air dan mencipratkannya ke wajah pria itu. Berhasil, Sehun menjauh dan memekik, "Hei!!!"

Kemeja dan wajah pria itu basah oleh ulah Rosé. Sehun merengut, dan Rosé tertawa puas melihatnya. Sebetulnya Sehun tak benar-benar kesal, hanya ide untuk balas dendam mendadak membuatnya menyeringai.

Rosé terkesiap kaget begitu Sehun tanpa aba-aba masuk ke dalam kolam dan membuat air menciprati dirinya.

"Oppa!!!" Nyaring pekikan Rosé terdengar. Ia menggila ketika Sehun tak tanggung-tanggung, dengan kedua tangannya menyipak air berkali-kali.

Suara bariton khas pria itu menggaungkan tawa keras melihat Rosé yang berupaya benar melindungi tubuhnya, tetapi percuma saja sebab kini piyama mandi yang dikenakannya basah juga. Tak ingin kalah begitu saja, Rosé hendak melakukan hal yang sama, dengan kedua tangannya ia menampung sejumlah air hendak diguyurkannya pada Sehun di sana tetapi pria itu justu lebih dulu menenggelamkan tubuhnya.

Terpaksa Rosé menunda niatnya, memilih memandangi Sehun yang tengah menyelam, mengayunkan tangan pelan-pelan; dan berenang sampai ke ujung sana. Rosé menanti Sehun yang kini tengah memutar haluan, berenang kembali. Saat Sehun sampai nantinya, tentu Rosé tak berniat menunda untuk balas menyirami pria itu.

Namun, ketika masa itu tiba, saat Sehun benar-benar menyembulkan kepala di hadapannya, lalu menggusak rambut, dan mengelap wajahnya yang basah, kemudian tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya, saat itu pula niat Rosé untuk balas dendam mendadak hilang entah kemana.

Ia berganti diam, merasakan jantungnya yang berdentum-dentum sakti, tak mati walau kecepatannya melebihi normal.

Terlebih lagi ketika tubuh Sehun yang terbentuk sempurna, nampak oleh sebab kemeja putih yang pria itu kenakan mendadak jadi transparan. Rasanya, seakan Rosé mendadak diserang vertigo.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FAKE: The Scandal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang