Sebagai kota metropolitan, Paris nyaris tak pernah senyap barangkali satu detik pun. Para warga kota atau bahkan wisatawan silih berganti bersama aktivitas yang bermacam-macam. Siang yang begitu cerah, sangat cocok digunakan untuk berjalan-jalan menikmati udara sejuk musim semi. Mengunjungi pedagang asongan di tepi jalanan, menapaki paving-paving dengan gedung tinggi menjulang di sisi-sisinya, atau sekedar menyambangi kafe dan memesan Americano dingin.
Di kala hari menjelang senja, Eiffel atau jembatan di atas Sungai Seinne menjadi pilihan terbaik untuk menikmati indahnya pemandangan matahari tenggelam dan gemerlap suasana perkotaan.
Tentu, Rose akan melakukan hal yang serupa jika saja tujuan Ia datang ke Paris bukan sebatas urusan pekerjaan. Memang, sehari usai acara perhelatan busana lalu, beberapa Idol masih harus mendekam di kota ini untuk melaksanakan serangkaian pemotretan dengan perusahaan masing-masing. Dan, Rosé adalah salah satunya.
Seharian penuh Rosé berjibaku dengan bidikan kamera, menjadi model untuk bermacam-macam produk YSL. Malam hari, Rosé baru menginjakan kakinya kembali ke kamar hotel. Saat hendak mengistirahatkan badan yang letih, suara bel pintu kamarnya berbunyi. Seorang resepsionis pria memberikan sebuah paper bag berisi mantel yang telah dicuci dan dikeringkan.
Duduk di tepi ranjang, Rosé menilik ke dalam paper bag yang ada di pangkuannya. Akalnya menyeret satu nama yang mana adalah pemilik mantel itu, berikut momen yang mereka lewati tempo hari. Di mulai dari Sehun yang tiba-tiba saja berdiri di dekatnya saat ia diganggu oleh David, kemudian saat Sehun memakaikan mantel itu, dan saat mereka berada di posisi yang begitu membuat ia berdebar setengah mati.
Sehun memeluknya. Bolehkah Rosé menyebut demikian?
Bahkan aroma parfum Sehun masih menjadi hal yang sangat ia ingat sampai kini. Kehangatan dan kenyamanan yang timbul saat itu masih saja tersisa seolah tiada habisnya. Rosé menggelengkan kepalanya pelan. Rasanya ia sudah nyaris gila sebab terlalu tenggelam dalam rasa yang sudah jelas-jelas harus ia hilangkan.
Meski Rosé tahu kesempatan untuk bersama Sehun telah membentang seluas samudera sebab pria itu telah resmi mengakhiri hubungan dengan Irene, tapi Rosé sudah berjanji pada diri sendiri untuk tak memikirkan apa pun kecuali keluarga, karir, dan para membernya. Ia hanya ingin fokus pada pekerjaan dan tak ingin mengacau lagi—membuat skandal yang menyeret namanya.
Perasaanya pada Sehun biarlah menjadi hal yang akan hilang pada waktunya. Dan, menghindari Sehun adalah salah upaya untuk membuat rasanya hilang lebih segera. Namun, ternyata segalanya tak semudah yang ia pikir. Saat matanya bersitatap dengan netra segelap malam milik Sehun, sebagaimana awal mula ia jatuh cinta, secepat itu pula ia kembali terjatuh dalam kubangan rasa.
Sungguh bertemu Sehun adalah hal yang begitu riskan membuatnya kelimpungan. Namun, mantel yang ada padanya sekarang mau tak mau harus Rosé kembalikan pada sang pemilik. Sebenarnya, Rosé bisa saja meminta pelayan untuk mengembalikannya, tetapi agaknya hal itu terkesan tidak etis. Terlebih Sehun sudah berbudi menyelamatkannya dari jamahan tangan nakal David.
Menanggalkan segala rasa yang berkecambuk, Rosé akhirnya menyambar sebuah kardigan untuk membalut tubuh yang hanya mengenakan setelan piyama. Berikut, Rosé letakan ke dalam paper bag, sebungkus produk kopi unggulan yang ia beli saat menyempatkan diri mengunjungi coffeshop di sela-sela aktivitas pemotretan.
Kakinya bergerak pelan menyusuri lorong hotel. Daripada menggunakan lift, entah mengapa ia memilih menaiki anak tangga. Yang ia tahu, kamar hotel Sehun berada selantai di atas lantai kamarnya.
Kamar nomor 263, Rosé tahu setelah bertanya pada seorang resepsionis.
Kini ia berdiri di depan pintu kayu kokoh bernomor serupa. Jemarinya menggenggam erat tali paper bag di tangan. Untuk beberapa saat ia mencoba menenangkan gejolak di dada sebelum memencet bel.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE: The Scandal [END]
Hayran KurguSkandal Palsu sebagai pengalihan isu sudah bukan hal yang tabu lagi. Sehun dan Rose adalah sepasang Idol yang dituntut agensi mereka untuk menandatangani sebuah kontrak dengan ketentuan: 1. Melakukan kencan rekaan untuk dijadikan sebagai bukti skan...