Rosé baru saja akan menyeret sehelai selimut guna menutupi tubuhnya yang telah bersiap untuk istirahat, tetapi suara ketukan pintu membuatnya mengurungkan hal itu.
"Chaeng, kau sudah tidur?"
Itu adalah suara Jisoo. Menyalakan kembali lampu tidur sehingga ruangan yang tadinya gula menjadi sedikit temaram, Rosé akhirnya beranjak bangkit dan berjalan pelan membuka pintu. Ia temukan Jisoo berdiri memeluk sebuah boneka rilakuma kesukaannya.
"Aku tidak bisa tidur. Bolehkah aku tidur di kamarmu malam ini?"
Senyuman tipis tersemat di bibir Jisoo saat Rosé mengangguk dan mempersilakannya masuk. Jelas saja Rosé tak punya alasan untuk menolak sebab berbagi kamar dengan sesama member memang sudah menjadi hal yang biasa.
Keduanya kini telah mengambil tempat masing-masing, bersebelahan di atas satu ranjang dan satu tumpukan selimut yang sama berteman keheningan.
"Chaeng, kau pergi ke mana saja sampai pulang selarut ini?" Sampai akhirnya suara pelan Jisoo terdengar, Rosé yang tadinya nyaris memejamkan mata kemudian terseret untuk kembali terjaga. Jeda diambilnya cukup lama sebab di kepalanya tengah terjadi perdebatan hebat: antara harus menutupi atau berkata yang sebenarnya.
Kala itu Jisoo tengah mengambil minuman di dapur saat Rosé berjalan sedikit tergesa keluar dari asrama. Jelas itu membuat Jisoo tak tenang. Sebenarnya sudah sejak lama Jisoo dirundung perasaan heran terhadap sosok Rosé. Jisoo kembali mendapati Rosé selayaknya manusia yang tengah jatuh cinta, seringkali bersemayam bahagia yang kentara di wajahnya.
Baru-baru ini, Jisoo mendapatkan peringatan dari Suho untuk lebih mengawasi Rosé. Suho menceritakan bahwa ia seringkali mendapati Sehun menghubungi gadis itu, bahkan saat skandal kencan Sehun dan Irene terpublikasi, Rosé adalah orang pertama yang Sehun hubungi. Berbekal informasi dari Chanyeol yang mengatakan perihal alasan mengapa Sehun mengencani Irene, Suho berspekulasi bahwasanya Rosé dan Sehun kini menjalin hubungan spesial.
"Aku hanya berjalan-jalan sebentar, Eonnie."
Rosé menjawab pelan sekali. Ada ragu yang tersemat pada nada suaranya. Jisoo menoleh, melihat gadis itu menerawang langit-langit dengan gelisah.
"Benarkah? Tidak ada yang kau sembunyikan bukan?"
Pertanyaan Jisoo menyambar begitu cepat. Rosé terkaget, salivanya terteguk paksa. Ponsel di atas nakas bergetar beberapa kali. Sebuah keberuntungan bagi gadis itu sebab ia bisa menjadikannya sebagai pelarian walau sejenak. Segera ia bangkit untuk kemudian menggapai ponselnya. Beberapa pesan singkat dari Sehun yang menanyakan apakah ia telah sampai asrama terpampang di layar.
Rosé tersentak begitu ponselnya beralih ke tangan Jisoo. Ia tak menyadari sejak kapan Jisoo turut mendudukan diri. Otaknya kini seakan berhenti beroperasi diiringi jantung yang memompa cemas ketika melihat sorot mata Jisoo menajam.
Jisoo menjadikan nama kontak sang pengirim pesan di ponsel yang tengah ia genggam sekarang sebagai satu-satunya objek pandang.
"Kau menemui Sehun?" Lalu sebuah pertanyaan pelan melesat bersamaan dengan tatapan yang belari pada Rosé yang terselimuti bisu, sebab lidahnya mendadak menjadi kelu.
Tak mendapatkan jawaban. Jisoo akhirnya menggerakan jemari dan menggulirkan isi pesan Rosé dengan Sehun. Helaan napas pelan mengudara ketika ia kemudian memilih mengembalikan benda pipih itu pada Rosé yang tertunduk dalam.
"Jadi benar. Diam-diam kau menjalin hubungan spesial dengan Sehun."
Jisoo mengambil kesimpulan telak. Rosé menggigigit bibir bawahnya ketika melihat kekecewaan tertampil nyata di wajah Jisoo. "Maafkan aku, Eonnie. Aku—"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE: The Scandal [END]
Fiksi PenggemarSkandal Palsu sebagai pengalihan isu sudah bukan hal yang tabu lagi. Sehun dan Rose adalah sepasang Idol yang dituntut agensi mereka untuk menandatangani sebuah kontrak dengan ketentuan: 1. Melakukan kencan rekaan untuk dijadikan sebagai bukti skan...