||30||

527 49 13
                                    

Hanin duduk di alas karpet kamarnya, di depannya sudah ada meja dan macbook yang menyala serta buku-buku tebal yang ada di dekatnya.

"Kalau aku kuliah ke Bandung pasti tinggalnya sama nenek, kalau aku kuliah ke Jogja aku tinggal sama tante Ayana, apa aku di Jakarta aja ya jadi ada yang nemenin umi," gumam Hanin kebingungan.

Hanin menghela napas kasar sambil mengetuk-ngetukkan ujung pena di kepalanya. "Abi pasti ngga setuju aku kuliah di luar kota," gumam Hanin.

"Apa aku coba aja ya ikut SBMPTN ke Jogja, kan ada mas Rizky juga, siapa tau mas Rizky mau lanjut kuliah di sana."

Ponsel Hanin bergetar ternyata ada panggilan masuk dari Zahwa.

"Assalamualaikum Hanin," ucap Zahwa di seberang sana dengan nada yang sepertinya sedang senang.

"Waalaikumsalam Za."

"Hanin, aku dapat beasiswa kuliah di Thailand." ucap Zahwa senang sambil menahan isak tangisnya.

"Alhamdulillah, selamat ya Zahwa. Aku turut senang atas pencapaian kamu, semangat ya!"

"Iya alhamdulillah, makasih ya Hanin, makasih banget doanya."

Hanin tersenyum mendengar pencapain sahabatnya itu, ia memang yakin kalau Zahwa itu memang pintar, universitas mana yang mau menolak gadis sepintar Zahwa, pasti tidak ada, tidak Indonesia tapi langsung ke Thailand.

"Eh gimana, kamu udah cek pengumuman SNM?" tanya Zahwa.

"Aku nggak jadi ikut SNM Za."

"LHO KENAPA?!! KOK NGGA IKUT? " teriak zahwa yang terkejut.

Hanin refleks menjauhkan handphone-nya dari telinga. "Abi nggak kasih restu, abi mau aku ikut jalur mandiri," ucap Hanin.

"Kenapa kamu nggak daftar-daftar aja? Diam-diam gitu dari pada ikutin apa kata abi kamu jadinya cita-cita kamu terhambat nanti," ucap Zahwa setengah kesal.

"Aku ngga berani menentang abi, nanti kualat."

"Hey Hanin come on, ini demi kebaikan kamu sendiri, Allah tau kok niat baik kamu, ini hidup kamu, kamu yang tau apa yang kamu mau, kamu tau apa yang kamu butuhkan, tapi kenapa kamu sia sia-in?" protes gadis itu.

Hanin tersenyum kecil. "Mungkin udah takdir aku Za,"jawab Hanin.

Zahwa yang mendengarnya menghela napas pelan. "Masih ada SBM kamu jangan nggak ikut ya! kalo tabungan kamu kurang bilang sama aku, Zahwa siap bantu kamu, oke ?"

Suamiku Mualaf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang