Jaerell, Gabriell, dan Juna duduk di tangga depan kelas Hanin, Jaerell yang meminta Juna dan Gabriell untuk menemani dirinya mengobrol dengan Hanin, entah pasal apa tiba-tiba Jaerell jadi begini, Oh iya Gabriell dan Jaerell sudah berbaikan, kemarin Gabriell menyogok Jaerell dengan 1 karung pisang Ambon yang masih segar, Gabriell membawanya dari kebun yang ada di belakang rumahnya yang ia tanam sendiri, jadi Jaerell memaafkan sahabatnya itu perkara pisang pun Jaerell bisa luluh apalagi hanya dengan senyuman Hanin.
Gadis yang di tunggu-tunggu oleh jaerell dari tadi pun keluar dari kelasnya dengan Zahwa, dan Azhel serta Clara yang turut berdiri di belakang Hanin. "Hai Hanin," sapa Juna lebih dulu dengan gigi kelincinya yang begitu lucu dan menggemaskan itu, Hanin tertawa kecil hingga gigi putihnya yang bersinar nampak jelas di mata, Zahwa dan yang lain menutup telinga mereka saat tadi juna berteriak menyapa Hanin, sedangkan Jaerell hanya memutar bola matanya malas, Gabriell yang melihat kecemburuan sahabatnya pun mengusap bahu lelaki itu.
"Hai," sapa Jaerell dengan senyum kecil saat Hanin dan teman-temannya ikut duduk di tangga.
"Hai juga Aerell," balas Hanin.
"Lo pada nggak nyapa kita?" tanya Clara.
"Cih, semudah itu aku di permainkan," lanjut clara yang terlalu dramatis, Gabriell hanya menatap gadis itu dengan tatapan bingung sampai Clara menyadari kalau si rambut biru itu memperhatikannya dengan heran, gadis itu hanya tersipu malu karena sudah sok kenal dan sok dekat dengan rombongan Jaerell ini.
"Ada apa?" tanya Hanin lebih dulu saat melihat Jaerell yang sepertinya canggung.
"Bisa bicara berdua?" tanya Jaerell hati-hati.
"Emm bisa," jawab Hanin dengan suara mengecil karena melihat Jaerell yang seserius ini.
Jaerell dan Hanin pergi ke taman yang ada di pinggiran pagar, mereka duduk di bangku taman yang kosong sambil menatap jalanan yang tidak terlalu ramai, sedangkan teman-teman mereka hanya memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Penting banget kayaknya ya," ucap Juna.
"Serius banget sih kayaknya," sambung Azhel.
"Nggak pernah deh liat Jaerell sampe serius kayak gitu," sahut Clara, Zahwa dan Gabriell hanya diam saja mendengarkan ocehan ketiga makhluk bacot itu.
"Hanin," panggil Jaerell yang membuat sang punya nama langsung menoleh dan menatap lawan bicaranya itu.
"Kamu mau kuliah di luar negeri?" tanya Jaerell.
"Iya."
"Di mana?" tanya Jaerell.
"Qatar University."
"Jauh amat," ucap Jaerell yang merespons dengan mulutnya yang menganga lebar membuat Hanin tersenyum kecil.
"Kenapa? Aerell sedih ya?" tebak Hanin.
"I-iya."
"Hanin cuma 4 tahun aja kok di sana."
"Itu berasa 200 abad," ucap Jaerell sok dramatis yang membuat Hanin tertawa kecil.
"Kalau jodoh pasti ketemu lagi kok, lagian 'kan Jaerell bisa chat Hanin nanti, jangan telfon tapi, pulsanya banyak kesedot ntar," ucap Hanin yang berusaha menghibur Jaerell dengan candaan kecil hingga lelaki itu dapat mengukir senyumnya walaupun di dalam hatinya masih terbesit kekhawatiran.
"Oh iya, Jaerell mau kuliah di mana?jadi pulang ke Bandung?" tanya Hanin yang membuat Jaerell menggeleng.
"Jaerell mau kuliah di Jakarta aja nggak mau kemana-mana."
"Kenapa?"
"Mau nungguin Hanin di sini sambil kuliah terus kerja biar nanti uangnya bisa buat nikah sama Hanin," jawab Jaerell yang membuat Hanin tersenyum manis. "Ada ada aja."
"Eh iya aku baru ingat juga kalau Juna juga mau kuliah di Qatar, katanya yang ikutan internasional student ke Qatar cuma Hanin sama Juna aja," ucap Hanin yang membuat Jaerell mengerutkan dahinya.
"Bercanda deh, Juna bilang sama aku sama Gabriell kalo dia mau kuliah di bandung bukan di Qatar, masa iya Juna nekat Ke sana" ucap Jaerell yang tidak setuju dengan ucapan Hanin barusan.
"Beneran kok nggak bercanda, aku pagi tadi baru aja dapat kabar dari wakil kepala sekolah, beliau kasih aku kertas formulir 4 lembar katanya dua buat aku sama dua buat Juna."
"Bentar deh kamu tau nggak Juna mau jurusan apa? Dia bilang sama aku kalo dia mau ambil Sosiology."
"Aku lihat di daftar punya wakil kepala sekolah kalau Juna milih Dawa and creed."
"Apa pula itu bear? Nggak paham aku beneran."
"Dakwah dan Akidah."
"HAH?? M-MAKSUDNYA ITU TENTANG ISLAM?" tanya Jaerell dengan suaranya yang meninggi sampai 2 oktaf hingga Hanin menutup telinganya sambil mengangguk.
"Kayaknyaada yang ngomongin gue deh" Juna yang telinganya gatal.