||03||

805 61 4
                                    

jangan lupa vote dan comment

Malam ini sudah menunjukkan pukul 19.20 itu artinya ba'da isya sebentar lagi, hanin segera mengambil wudhu, memakai mukenah putihnya dan membaca Al-Qur'an, hal itu biasa ia lakukan 10 menit sebelum adzan tiba

Saat hanin sedang khusyu membaca Al-Qur'an, ia mendengar pintu kamarnya di ketuk, hanin menyelesaikan mengajinya dan membuka pintu

Betapa bahagianya hanin saat yang ia lihat ternyata kakak laki lakinya

"Mas rizky?"

yang di panggil tersenyum lalu merentangkan kedua tangannya agar sang adik masuk ke pelukannya

"Subhanallah hanin kangen banget sama mas rizky" ucap hanin di pelukan rizky

"Mas juga kangen sama hanin" balas rizky sambil mengusap kepala adiknya

Mereka berdua melonggarkan pelukan

Abi dan umi yang melihat momen itu dari lantai bawah tersenyum haru

"Kapan mas pulang? Kok gak kasih tau hanin?" Tanya hanin dengan nada cemberut

"Tadi barusan aja, abi yang jemput, sengaja gak kasih tau kamu biar suprise " ucap rizky lalu mencubit hidung hanin gemas

Hanin langsung menghamburkan kembali peluknya kepada sang kakak

Pasalnya sudah 2 tahun kakaknya ini tidak pulang dari Yogya ke Jakarta, sibuk banget sama kuliahnya, tugas numpuk yang bikin rizky harus rela ga pulang kampung

Tapi sekarang dia bisa pulang karena semua tugasnya udah selesai tinggal nunggu wisuda aja karena skripsi nya udah siap dan cuman 2 kali mengalami revisi habis itu selesai

Karena kedua saudara kandung itu masih asik berpelukan akhirnya terhenti juga karena mendengar suara adzan isya'

"nah sudah isya ayo ambil wudhu habis itu kita shalat berjamaah" ucap abi






>>suamiku mualaf<<


Jaerell berbaring di ranjang kamarnya, ia menatap langit langit kamar yang berhiaskan cat berwarna biru muda

Jaerell memejamkan matanya, memori saat ia bertemu dengan hanin tadi sore terulang kembali di pikirannya

Jaerell menggelengkan kepalanya pelan

"gak jae, gk boleh! lo itu beda keyakinan sama dia, lagi pula hanin itu anak alim mana mau sama berandal kayak lo!" ucap jaerell yang tidak membenarkan pikirannya tadi

Tiba tiba ia tersadar dengan bunyi dering dari handphonenya

Emma in coming call...

Jaerell membiarkan handphonenya berdering dan bergetar, ia tidak nafsu mengangkat telfon dari pacarnya itu, karena wajah Hanin terus terbayang di pikirannya

Jaerell membuat mode jangan ganggu pada kontak emma, dan Jaerell juga mengatur supaya mode onlinenya tidak terlihat dan membuat centang satu di pengaturan handphonenya

Jaerell sudah menyimpan nomor hanin tadi, dan ia mengetuk kontak hanin lalu mengirimkan sebuah pesan disana

10 menit hanin juga belum menjawab pesannya

"anjir terakhir dilihat jam 11 siang tadi, ni anak kaga main handphone apa?"

"eh tapi main hp gak harus online juga sih" lanjut jae

Suamiku Mualaf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang