||39||

394 43 0
                                    

Hari ini Jaerell kembali menjanjikan pada Hanin bahwa dirinya akan mengantar dan menjemput gadis itu tepat waktu bahkan Jaerell sudah meminta izin secara langsung dengan abi Adam kemarin. Jaerell tidak lagi takut bahkan tidak gugup jika sudah bertatap muka bahkan saling mengobrol dengan abi-nya Hanin.

Saat sampai di SMA Harapan Cempaka Putih, Hanin segera melepaskan helm-nya dan memberikan pada Jaerell.

"Nggak kepagian kita datang jam segini?" tanya Jaerell.

"Nggak deh, kayaknya udah ada Jack duluan di kelas."

"Jack? Yang 5 semester berturut-turut juara satu umum itu bukan?" tanya Jaerell memastikan.

"Iya."

"Oh oke deh, kalau ada apa-apa chat aku ya," ucap Jaerell yang berusaha berpikir positif.

Hanin melambaikan tangannya saat Jaerell melajukan motor Beat birunya, saat gadis itu berbalik dirinya dihadang oleh 4 gadis yang berpakaian sekolah ketat dan rok sekolah yang mini.

"Hai cantik," sapa gadis yang terdepan sambil memainkan rambutnya.

"H-hai," sapa Hanin dengan kaku.

"Anak sekolah mana nih?" tanya gadis itu.

"SMA Bintang Permata 1 kak," jawab Hanin dengan sopan.

"Lo pindah ke sini atau anak UTBK?" tanya gadis itu lagi.

"Anak UTBK kak."

"Ohh gitu," ucap gadis itu lalu memutari Hanin dan melihat Hanin dari bawah sampai ke atas.

"Queen Hanin," gumam gadis tersebut saat membaca name tag peserta milik Hanin.

"Cantik namanya, ya sepadan lah sama orangnya," ucap gadis itu dengan nada antara memuji dan mengejek secara bersamaan.

"Oh ya jangan cari muka ya disini, awas kalo gue kedengar gosip kalo lo deket sama cowok ganteng di sini," lanjut gadis itu lalu pergi dengan teman-temannya yang lain.

Hanin hanya bingung di tempat lalu ada Jack yang menghampirinya. "Lo gapapa Hanin?"

"Eh Jack? Gapapa kok."

© © ©

Juna menggigit seujung kuku cabe rawit lalu memakan bakwan dengan suapan besar, Jaerell yang kesal melihatnya pun menyodok bakwan yang sedang digigit Juna dengan tangannya hingga membuat sepenuhnya bakwan itu masuk kedalam mulut Juna sampai lelaki itu tersedak dan segera menyedot plastik es teh lemon yang ada di tangan kanan Jaerell.

"Makan tuh bakwan, cabe seujung bakwan setronton," ucap Jaerell lalu merebut kembali plastik es-nya .

Suamiku Mualaf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang