||12||

745 69 2
                                    

Jaerell menatap kepergian Ersya dengan mama, ia penasaran dengan siapa Emma berselingkuh, apa kurangnya Jaerell coba? Apakah Emma selingkuh karena waktu itu ia mengajak Emma makan di kaki lima? Tetapi esok harinya, Emma baik-baik saja dengan Jaerell.

Daripada bingung sendiri akhirnya Jaerell membuka ponsel pintarnya dan membuka aplikasi line lalu mencari kontak bang El alias bang Yael untuk ia hubungi.

Entahlah, dalam keadaan saat ini Yael 'lah yang paling bisa membantu dirinya, walaupun ia yakin kalau Yael pasti akan memaki dirinya habis-habisan, Jaerell tak apa, ia tidak akan merasa tersinggung sedikit pun dengan kata-kata kasar ataupun ucapan Yael yang terbilang savage. Karena menurut Jaerell ia pantas mendapatkan hal itu dari Yael.

Yael menaikkan alisnya sebelah saat melihat bar chat bahwa Jaerell mengiriminya pesan, Yael yakin kalau Jaerell tiba-tiba mengiriminya pesan pasti ada sesuatu yang penting. Entah itu problem keluarga ataupun problem hati . Yael sudah biasa dengan hal itu, terkadang Yael hanya mendengarkan cerita Jaerell sampai habis saja sudah bisa membuat Jaerell lega sendiri.

Tanpa di beri nasihat dari lagak Yael saja Jaerell sudah tahu apa yang harus dirinya lakukan, Yael meminum cola yang ia pesan tadi, sambil memainkan ponselnya. "Weh bang, lama nunggu?" Suara itu membuat Yael mendongakkan kepalanya.

"15 menit lah."

"Hehe sorry bang, macet."

"Santai, pesen aja dulu sana gue bayar," jelas Yael lalu memainkan ponselnya lagi, Jaerell tersenyum senang ini adalah bagian yang dirinya suka saat ia dan Yael sedang bertemu hanya berdua saja membuat Jaerell lapang ingin makan atau minum apa saja pasti Yael yang akan membayar.

Kemauannya selalu dituruti oleh Yael karena ia masih tahu diri untuk porsi makan, tidak seperti Juna ataupun Sergio itulah kenapa Yael santai-santai saja dan memperbolehkan Jaerell memesan apa saja tanpa sepengetahuan dirinya.

"Udah mesen?" tanya Yael.

Jaerell mengangguk senang. "Ada problem apa lo?" tanya Yael.

"Emma selingkuh," jawab Jaerell singkat dengan ekspresi wajah yang santai.

"Hah?! Gue gak salah denger?"

"Yee Emma selingkuh," ulang Jaerell. Mendengar itu Yael tertawa sepuas-puasnya sampai orang di sekitar menatap mereka tidak suka karena terganggu dengan suara tawa Yael. Jaerell menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu dengan sikap temannya yang satu ini.

Akhirnya Yael berhenti juga tertawa karena perutnya sakit. "Lo serius 'kan?" tanya Yael yang masih menahan tawa.

"Iya serius bang," jawab Jae.

"Tau dari mana lo?" tanya Yael.

"Ersya yang bilang tapi gatau sama siapa, ntar malem dia ceritain."

Suamiku Mualaf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang