||04||

1.4K 132 5
                                    


Hanin sudah siap dengan seragam sekolahnya, hari ini ia semangat sekali karena untuk pertama kalinya ia diantar sekolah oleh kakak laki-lakinya atau biasa disapa mas Rizky. Usia mereka itu terpaut 6 tahun lumayan jauh bukan? Kira-kira umur mas Rizky sekarang itu 23 atau 24 tahun sedangkan Hanin sekarang berusia 18 tahun, dan itu menyebabkan wajah mereka yang dulunya mirip sekarang menjadi seperti bukan saudara kandung, apa mungkin itu karena pubertas?

Hanin memakai sepatu sekolahnya, kemudian pamit dengan kedua orangtuanya begitu pula dengan Rizky yang berpamitan.

Rizky memberikan helm kepada Hanin. "Tunjukkin jalannya ya dek, mas udah lupa jalan di Jakarta. Cuma inget-inget dikit," kekeh Rizky.

"Oke sip."

"Udah siap?"

"Siap boss."

"Bismillah ...."

© © ©

Jaerell nongkrong di dekat pos satpam dengan Gabriell dan Juna.

"Mana pacar lo?" tanya Juna.

"Siapa?" tanya Jaerell polos.

"Wah parah dah lupa dia, bukannya baru jadian kemarin?" tanya Juna bingung sedangkan Gabriell sibuk dengan dunianya sendiri yang sedang mengunyah permen.

"Oh Emma maksud lo?"

"Iye cuy, emang pacar lo siapa lagi kalo bukan Emma!"

"Dia 'kan kuliah, ngapain lo nyari Emma di sini," ungkap Jae sambil menepuk lengan Juna

"Lho iya lupa," sahut Juna lalu tertawa receh.

"Eh dia satu kampus 'kan ya sama bang Raefall, bang Romero, dan bang Yael?" tanya Juna pada dirinya sendiri

"iye," jawab Jaerell.

"Gak nanya lo, gue ngomong sendiri," ketus Juna pada Jae.

"Sialan punya temen nggak ada yang waras," gumam Jaerell.

Kemudian tiba-tiba Gabriell menepuk bahu Jaerell berkali-kali sambil menunjuk ke arah parkiran dekat gerbang.

"Apaan?!" kesal Jaerell lalu membalas pukulan Gabriell.

"Itu tuh liat, liat!!" seru Gabriell yang arah matanya masih fokus dengan dua orang di sana dan Jaerell mengikuti arah mata Gabriell.

Jaerell langsung berdiri kaget. "Wess dah ada pawangnya cuy, gak jadi gebet cuy," sindir Gabriell. Juna hanya tertawa sedangkan Jaerell masih sibuk menyipitkan mata, ia mau memastikan bahwa ia tidak salah lihat.

Suamiku Mualaf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang