Sebentar lagi acara pentas akan dimulai, semua sudah duduk rapi di kursi rombongan kelas mereka masing-masing. Di barisan paling depan ada para guru dan di belakangnya dimulai dari anak kelas 12 IPA 1 sampai ke 12 IPS 5 yang terletak paling belakang
Hanin sudah duduk di kursinya tepatnya di tengah teman-teman kelasnya yang perempuan, di atas panggung sudah ada MC yang berdiri untuk membuka acara lebih dulu, lalu disambung dengan kata sambutan dari kepala sekolah, pembacaan Al-Quran oleh adik kelas yang pandai mengaji, dan dilanjutkan dengan tarian daerah dari Ibu kota Jakarta, hal yang paling di tunggu-tunggu kali ini adalah band yang di pimpin oleh Jaerell.
"Ada yang lihat Jaerell nggak?" tanya Gabriell pada teman-teman band-nya.
"Nggak," jawab mereka sambil menggeleng.
"Tuh anak ke mana sih, lagi genting kayak gini dia malah ngilang," gerutu Gabriell.
"Nana coba lo chat atau telepon bocah bantet itu," suruh Gabriell pada Juna yang di tangannya sudah memegang handphone.
Juna yang langsung melaksanakan ucapan Gabriell tadi pun segera saja menghubungi nomor Jaerell tetapi, sudah 5 bahkan 6 kali ia menghubungi Jaerell tetap tidak ada panggilan dari laki-laki itu.
"Bisa?" tanya Reiki.
"Di luar jangkauan," jawab Juna.
"Lacak aja GPS-nya", saran Reiki.
"Gue nggak ngerti," balas Juna sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sini," sahut Favian yang langsung merebut handphone Juna dari tangan sang pemilik.
Favian segera melacak GPS Jaerell, namun tetap saja mereka tidak bisa menemukan Jaerell karena laki-laki itu menonaktifkan GPS-nya.
"Sialan ke mana sih!" kesal Gabriell yang mengumpat, Juna mengusap bahu temannya itu pelan.
Terdengar dari belakang panggung bahwa MC telah menyebutkan mereka untuk segera bersiap-siap di atas panggung. "Biar gua yang bilang sama bang Gio," ucap Keano lalu menghampiri Sergio yang memang diundang secara terhormat untuk menjadi MC di acara pentas mereka.
"Eh coba deh lo chat Hanin, dia deket sama Jaerell 'kan? Siapa tau dia lagi sama Jaerell," seru Reiki yang memberikan ide, Juna langsung mengangguk dan menelpon nomor Hanin yang ia minta dari Zahwa waktu berkumpul di depan kelas 12 IPA 1.
© © ©
Hanin dan Zahwa fokus memperhatikan acara di panggung sampai akhirnya handphone Hanin berbunyi. "Angkat coba," ucap Zahwa, Hanin pun mengangguk lalu, gadis itu menjauh dari gedung supaya suara si penelpon terdengar jelas.
"Halo Han, Jaerell sama lo nggak?" tanya Juna dari seberang sana, Hanin menoleh ke kanan dan ke kiri.