||56||

608 21 7
                                    

Hingga tidak terasa sekali bila hari telah berganti, detik waktu terus berjalan melewati banyak menit dan melewati siang sampai malam. Kini tiba saatnya di mana Jaerell akan menyebutkan nama Hanin dengan binti abinya lalu akan disahkan dan diresmikan sebagaimana hukum islam berlaku. Hari ini akan hadir di mana waktunya dua cincin bersemi di masing-masing jari manis mereka, hari di mana keduanya akan menjadi seorang Raja dan Ratu dalam satu hari, dan hari inilah waktunya bahwa ijab kabul akan dimulai dengan konsep akad nikah OutDoor.

"Baik, untuk mempelai laki-laki silakan duduk di hadapan calon mertua, saksi di sebelah kiri, penghulu di sebelah kanan dan calon ayah mertua ada di hadapan mempelai laki-laki," ucap sang MC.

"Baiklah saudara-saudari tanpa mengundur waktu lagi akan segera kita laksanakan saja acara ijab kabul ini ya."

"Untuk ayah dari mempelai wanita, bapak penghulu dan juga saksi sudah siap?"

"Ya siap."

"Dan untuk mempelai laki-laki sudah siap?"

"Siap."

"Baiklah dipersilahkan," lanjut sang MC yang merupakan teman semasa SMA-nya Hanin dan Jaerell yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gabriell dan Clara.

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Saudara Braiden Jaerell Liron, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Queen Hanin dengan mas kawinnya berupa Emas seberat 46, 9 gram, dan seperangka alat shalat dibayar tunai!"

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Queen Hanin binti Muhammad Adam dengan mas kawin Emas seberat 46,9 gram dan sepperangka alat shalat, Tunai!" ucap Jaerell dengan lancar tanpa lidah terbelit sedikit pun.

"Para saksi Sah?" tanya penghulu.

"SAHHHH" Heboh para tamu undangan lebih tepatnya yang paling semangat adalah para teman-teman dekat Hanin dan Jaerell.

"Alhamdulilah."

Setelah itu langsung lanjut ke doa dan lainnya hingga saatnya Hanin dipanggil keluar dari salah satu tempat yang sudah disediakan untuk mempelai wanita dan laki-laki istirahat.

Ada Arvenya, Gracia, dan juga Zahwa yang langsung pulang ke Jakarta untuk menyaksikan momen bahagia sahabatnya ini. Ketiganya menuntun Hanin berjalan sampai duduk di sebelah Jaerell.

"Aura pengantin wanitanya ini kuat sekali ya, kayaknya seluruh aura kecantikan cewek-cewek di sini diserap sama Hanin semua nih," canda Gabriell.

"Waduh jangan-jangan aura gue juga di ambil nih sama Hanin? Ya nggak," canda Clara.

"Awas oi pawangnya galak!" ucap Sergio pada Gabriell, Jaerell dan Hanin hanya tertawa kecil.

"Ayo kita lanjut ke sesi pemasangan cincin, saling pasang-pasangan cincin ya 'kan," ucap Gabriell.

"Aduh Hanin dah ada temen sahur aja nih tahun depan," celetuk Clara menggoda Hanin.

Jaerell dan Hanin saling memasangkan cincin lalu setelah itu Hanin menyalami Jaerell yang sekarang sudah berubah status menjadi Suami sahnya, Jaerell mencium pucuk kepala Hanin saat gadis itu mencium tangannya.

"ASIKKK CUYY DAH SAH EUYY BESTIE GUE!" teriak Yael heboh.

"Bang tolong bang, banyak orang lo malu maluin sumpah," balas Raefal sambil melihat sekitar Yael dan yang lain hanya tertawa.


Suamiku Mualaf [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang