~•>HAPPY READING♥️<•~
Sorakan terdengar meriah ketika Disa memotong kue tart yang ada dihadapannya setelah meniup lilin angka 49. Setelah memotong kue tersebut, ia membagikannya pada Irwan dan menyuapinya satu suapan. Lalu pada Aldo, dan bergilir pada Rey yang masih dengan wajah lempengnya. Dan yang terakhir pada Siska."Kuenya kira-kira dibagi buat kita juga nggak ya Vel?" bisik Nety yang masih menikmati acara tersebut
Vella menoleh lalu mengendikkan bahunya, "Aku nggak tau deh. Kamu pengen banget?"
Nety mengangguk semangat, "Enak soalnya dari warnanya keliatan. Mahal juga kayanya tuh kue"
Vella menggeleng heran pada tingkah Nety yang doyan barang gratisan. Padahal dirinya bisa dibilang cukup mampu untuk membeli kue tersebut.
Arkh!
Disa terlonjak kaget ketika ada sebuah anak panah cukup besar yang mendarat tepat di atas kue tart yang berada di meja di hadapannya.
Dor!
Dor!
Tak hanya itu, sebuah tembakan juga tedengar dari arah belakang dan itu membuat suasana yang tadinya berlangsung menyenangkan berubah menjadi mencekam. Tamu undangan yang tadinya tenang sekarang mencoba keluar dari halaman belakang lewat arah yang sama. Yaitu di pintu menuju ke dalam Rumah agar bisa keluar dari situasi ini.
"Cari pelakunya!" seru Aldo pada Rey
Rey menurut lalu pergi menuju arah tembakan tadi dilepaskan
"Mama sama Papa ke dalem dulu aja. Kunci kamar, biar Aldo sama Rey disini" ujar Aldo menenangkan
Irwan dan Disa menuruti apa yang anak sulungnya itu katakan dan segera meninggalkan halaman belakang
"Sis, Kamu masuk aja ya. Bawa yang lain juga. Biar Aku sama Rey yang urus" ujar Aldo berlalu meninggalkannya jika saja Siska tidak mencekal tangannya
"Udah sana masuk! Bahaya sayang" gemas Aldo
"Janji sama Aku dulu" Siska mengacungkan jari kelingking kirinya
Aldo mengedarkan pandangan ke sekitarnya, "Janji apa?"
"Kamu harus kembali dalam keadaan yang sama kaya gini"
Aldo mengecup dahi Siska gemas, "Iya. Aku janji," Ia menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Siska
🍀🍀🍀
Vella melihat takut-takut ke sekitarnya. Panik bahwa tembakan itu akan terjadi lagi. Tembakan yang sama ketika saat itu Vella menunggu Rey di sebuah gedung tua untuk membunuh Ares atas perlakuannya yang tengah membunuh Deby.
"Aku mau pulang aja. Pasti Ibu nungguin dirumah" gumam Vella pelan namun terdengar jelas di telinga Siska
"Jangan. Kamu disini aja" titah Siska
Mereka berdua bersama Nety dan beberapa kawan Rey berada di ruang tamu untuk mengamankan diri
Ian hendak beranjak pergi namun gerakannya seolah diperhatikan oleh Siska dari tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
REYLA [End]
Teen Fiction"Ketika tawamu menjadi kebahagiaanku." -Reyno Daimend- Sudah bertunangan dan hampir mau menikah sih, tapi tunangannya malah dibunuh. Miris memang. Setelah tunangannya mati dibunuh, apa yang selanjutnya terjadi padanya? apakah ada yang bisa membuatny...