38. DIPANGGIL

102 42 21
                                    

~•>HAPPY READING♥️<•~

"Udah bangun juga ternyata" ujar Rey saat melihat Pria yang semalaman tidak sadarkan diri di ruang tamunya

"Ditendang doang masa langsung pingsan? Lemah banget," celetuk Aldo

Pagi-pagi sekali pukul lima, Irwan dan Disa sudah berpamitan untuk menyibukkan diri bekerja di kantor hingga malam nanti. Jadi untuk urusan sekumpulan orang yang menyerangnya semalam, mereka serahkan pada Aldo dan Rey saja.

"NGAKU! SIAPA YANG NYURUH?!" bentak Aldo

Pria yang usianya lebih tua dari Aldo tersebut menatapnya malas dan masih belum memberikan jawaban atas pertanyaannya.

"Gila! Lo itu dah tua harusnya banyak-banyakin ibadah, bukannya malah jadi pesuruh gini! Dasar gagu!" umpat Rey

Pria itu terlihat sudah bersiap untuk berdiri dan kabur, namun niat itu gagal karena sudah terlebih dahulu Rey mencegat jalannya.

"Sumpah nih kakek-kakek ngajak ribut" ujar Rey ber api-api

"Saya akan kasih tau siapa yang suruh kami, tapi ada syaratnya" ujar Pria itu sekenanya

"Udah salah pake nambahin syarat segala?" tanya Aldo tidak percaya

"Yaudah. Silahkan saja. Kalo tidak mau terima syarat dari Saya, Saya mending kabur dan--" sebelum menyelesaikan ucapannya, Rey sudah meninju perut Pria itu sebanyak dua kali

"Sabar woy!" ujar Aldo menghentikan amukan Rey sebelum Pria tak dikenal itu tidak sadarkan diri lagi

"Arkh!" rintih Pria tersebut

"Gak usah kebanyakan gaya makanya. Tau salah mending ngaku, keburu gue yang bakal habisin elo di depan keluarga lo sendiri" ujar Rey dengan tenang, namun kata-katanya mampu membuat pria tidak dikenal itu berpikir dua kali untuk tidak meloloskan diri

"Iya..Saya bakal--"

"Bakal apa?!" sahut Rey galak

"Santai anjing! Lo jangan motong dulu bisa?" kesal Aldo pada adiknya yang sepertinya dari tadi tidak sabaran

Rey menghela nafasnya kasar

"Aresko Megantara" ujar Pria itu pelan namun masih terdengar sangat jelas di telinga Rey dan Aldo

"Ares?" beo Rey bingung

"Ya, Ares yang membayar Kami buat merusak acara kemarin. Lebih tepatnya untuk membunuh orang yang namanya Rey" jelas Pria tersebut hati-hati karena takut dihajar oleh seorang remaja yang berada di hadapannya karena sejujurnya ia tidak tahu siapa yang namanya Rey itu. Namun yang pasti seorang remaja yang menghajarnya dari kemarin ia yakini jika itu adalah yang namanya Rey

"Bukannya Ares dah mati?" tanya Aldo pada Rey

Rey mengangguk, "Gue sendiri yang bunuh dia, bang"

"Tapi ini namanya sama"

"Mana gue tau" Rey mengendikkan bahunya

Karena pengawasan lengah, Pria itu menginjak kaki Aldo dan Rey lalu kabur begitu saja dan meninggalkan rintihan mengaduh bagi yang diinjaknya.

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang