42. ROTI BAKAR

60 17 4
                                    

~•>HAPPY READING♥️<•~

Kalau boleh jujur, sebenarnya Vella malas sekali untuk keluar malam hari pada pukul 9 hanya untuk membeli Roti Bakar permintaan Ibunya, Vani.
Dengan langkah gontai, ia keluar dari Rumah dan menaiki sepeda yang sudah lama tidak ia sentuh sama sekali. Agar menghemat waktunya katanya daripada berjalan kaki selama 8 menit untuk pulang dan pergi.

Vella berdecak kesal. "Semoga gak ada apa-apa deh, malem-malem gini," ia merapalkan do'a di dalam hati agar diberi perlindungan oleh-Nya sampai tujuan nanti.

🍀🍀🍀

"Leo mana?" tanya Rey setelah sadar jika anggotanya ada yang berkurang.

"Biasa. Cari tambahan cewe," Al menjawab pertanyaan Rey dengan kedua manik mata tetap fokus pada buku tebal yang berisi rumus-rumus pelajaran kimia.

Rey menggeleng heran. "Gue kira–" belum sempat menyelesaikan ucapannya, ia dikejutkan dengan suara cempereng yang keluar dari mulut Ian.

"ASEM NOMER GUE DI BLOKIR!" maki Ian pada benda pipih yang dipegangnya.

Rey memutar bola matanya malas.
"Sama siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan mantan terkasih terindah tercintah," walaupun lagaknya seperti sedang fokus membaca rumus-rumus di buku kimia, jangan diremehkan tentang pendengarannya. Ya, pendengaran Al bisa dibilang cukup tajam dalam 'menguping' pembicaraan orang.

"Bacot lo, Al!" maki Ian kesal karena belum sempat diberitahu, sepertinya Al sudah mengetahui duluan siapa yang telah memblokir nomornya.

"Kaya nggak ada cewe yang lain aja," Rey mencibir

"Siapa bilang? Orang gue sebenernya salah kirim pesan ke chatnya dia. Ujung-ujungnya kena blokir," ujar Ian jujur

"Katanya udah move on. Heran gue, gengsi lo sama kaya si bos," Al menyeletuk.

Rey menoleh Al dengan pandangan tidak terima. "Gue gak gengsi," kilahnya

"Emang bos yang gue maksud itu, elo?" tanya Al yang sebenarnya bermaksud mempermalukan Rey.

"Bodo," jawab Rey sekenanya

Al tertawa tertahan. Lebih baik ia fokus untuk menghafal rumus dasar yang ada di hadapannya ini untuk persiapan Ulangan yang akan diadakan esok hari. Memang diantara Geng RALI ini yang paling rajin ialah Al. Ia dikenal karena selalu mengumpulkan tugas lebih tepat waktu ketimbang ketiga kawannya.

"Belajar biar pinter," celetuk Al setelah keheningan menyelimuti mereka bertiga.

"Gak usah belajar gue juga udah pinter," ujar Rey yang bermaksud untuk menyombongkan diri.

"Dih narsis," lebih baik Al mengalah daripada harus berdebat dengan Rey.

🍀🍀🍀

"Rasa nanas sama cokelat ya, Pak!" seru Vella sambil menarik kursi plastik untuk ia duduki.

"Siap neng! Nggak tambah rasa Kesu sekalian?" tanya Pak Mambut, selaku si penjual Roti Bakar yang sudah menjadi langganan Vella. Rasa Kesu yang dimaksud adalah perpaduan dari rasa Keju dan Susu yang dipadukan menjadi satu.

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang