REYLA [End]

43. MELARANG

~•>HAPPY READING♥️<•~

"Nggak."

Satu kata yang berhasil membuat mata Vella membulat.

"Tapi nanti Aku langsung ke markas bersihin lagi kok," Vella merayu majikannya yang sudah berjalan mendahuluinya.

"Nggak," majikan yang bernama Rey itu tetap konsisten atas peryataannya.

Vella mengerucutkan bibirnya. "Aku janji deh."

"Nggak."

"Ih, Aku nggak bohong!"

"Nggak, Vel."

"Ibuku udah sembuh. Aku diijinin kok buat nginep di rumah Nety malem ini."

Rey menghentikan langkahnya, lalu memutar badan menghadap Vella.
"Iya udah sembuh. Tapi kalo malem nanti apa tetep sama kondisinya?"

Pertanyaan Rey sukses membuat Vella bungkam. Ada benarnya yang dikatakan oleh majikannya itu.

"Masih mending ada yang merhatiin nyokap lo selain elo sendiri."

Mulut Vella menganga. "Jadi kakak nggak ikhlas selama ini bantuin Ibuku?"

"Ikhlas."

"Terus tadi ngapain ngomongnya kaya gitu?"

"Biar lo sadar, nggak baik keluyuran terus sampe lupa waktu."

"Aku nggak lupa waktu."

Rey berdecak malas. "Ke Pantai tiga hari lalu itu namanya nggak lupa waktu?"

Vella bergumam. "Ya-ya itu--"

"Bandel," Rey menyentil kening Vella dengan jemarinya. "Habis bersihin markas langsung pulang. Nggak ada tawar-tawaran kaya di Pasar," setelah mengatakan itu, dirinya meninggalkan Vella yang masih menggerutu di tempat.

🍀🍀🍀

"Emangnya dia siapa?!" Nety meninggikan nada suaranya karena kekesalan yang memuncak.

"Majikanku Net," jawab Vella

"Ya itu gue tau, panu kadal!"

"Kapan-kapan aja ya?" rayu Vella

"Di Rumah lo."

Vella membulatkan matanya. "Kok jadi di Rumahku?"

Nety berdecak kesal. "Makanya nginep di Rumah gue."

"Aku harus jagain Ibu."

"Ya kalo gitu, gue aja yang nginep di Rumah lo."

Vella menggeleng cepat. "Jangan, Net."

"Kenapa? Gue nggak bakal nyolong Gado-gado di Rumah lo, kok."

"Harus banget ya, Kamu nginep di Rumah Aku?"

Nety melipat kedua tangannya di depan dada. "Oh jadi maksudnya lo nggak mau nerima gue?" tanya Nety

"Bukan gitu, Net."