4. KANTIN

198 115 3
                                    

~•>HAPPY READING♥️<•~


Pak Plon bergumam, lalu memperbolehkan Vella masuk ke dalam kelas.

"Ngaret amat lo," celetuk Nety Rahayu, kawan dekat Vella ketika Vella sudah mendaratkan pantatnya di atas kursi yang letaknya bersebelahan dengannya.

"Iya, Net. Tadi Kak Rey yang bikin Aku telat," jawab Vella ketika sudah duduk diatas kursinya.

"Lah? Karena apaan?"

"Hayo..yang masih berani ada yang ngobrol, Saya beri tugas tambahan ya," ucap Pak Plon yang menyudahi obrolan mereka berdua.

🍀🍀🍀

Rey terkejut pelan ketika baru saja ingin keluar dari pekarangan markas, teman-temannya datang bersamaan dengan berjalan kaki.

"Kebo banget," Rey mendengus kesal

"Hehe sori kali. Baru juga telat se-jam," balas lelaki bertubuh kekar dan berkulit hitam. Namanya Al. Lebih lengkapnya Alendro Dewangga.

"Lo nggak kesekolah duluan, Rey?" tanya Leo

"Nggak, males. Gue mau cabut," Rey berjalan mendahului mereka.

"Eh ikut," seseorang lelaki berambut keriting berjalan mengikuti Rey dibelakangya. Namanya Ian. Lebih lengkapnya Adiyan Vernando.

Pada akhirnya Rey sendiri yang menyetir mobil miliknya. Sedangkan ketiga kawannya itu, duduk disamping dan dibelakangnya sambil sesekali berbincang tentang Film Aksi yang baru-baru ini tayang perdana di tv.

"Tumben babu lo kaga ngintilin," ujar Al yang duduk disebelahnya.

"Gue suruh dia cabut tadi," balas Rey yang masih fokus menyetir kedepan.

"Dia dah tau? Kalo Deby dah ga--" ucapan Leo diputus

"Nggak akan tau, kalo nggak ada yang kasih tau," sahut Rey

"Gue nggak bisa bayangin ntar, sesedih apa reaksinya kalo tau Deby dah nggak ada. Secara kan, dari dulu mereka deket," timpal Ian dari belakang

"Ya nggak usah dibayangin. Siapa yang suruh bayangin?" tanya Leo yang berada disamping Ian.

"Kampret!"

"Woy, ini mau kemana? Bukan arah ke--" ucapan Al diputus

"Makan. Gue laper," jawab Rey

🍀🍀🍀

Deringan bel istirahat di SMA Welington disambut baik oleh para siswanya. Termasuk Vella dan Nety yang sekarang sudah duduk manis diatas bangku kantin.

"Elo yang pesen ya, Vel. Gue males ngantri," pinta Nety pada Vella yang duduk dihadapannya.

"Emang Kamu mau pesen apa?" tanya Vella

"Bakso. Gue pengen yang anget-anget. Tapi antrinya noh liat, gila kan? Rame bener."

"Pesen yang lain aja. Aku mau beli Soto yang nggak ngantri, yang harganya murah itu lho."

"Yaudah gue ngikut lo aja. Pesenin yak," Nety mengulurkan selembar uang dua puluh ribu pada Vella dan diterima olehnya

"Oke."

TING! TING! TING!
Ponsel Vella yang ditinggal di atas meja ada notif yang masuk yang entah dari siapa. Karena berisik, Nety mencoba melihatnya dari lockscreen-nya.

Kak Reyrong
p
(10.12)

Kak Reyrong
p
(10.12)

Kak Reyrong
ntar lo ke markas. nggak perlu kerumah
(10.12)

Kak Reyrong
bersiin markasnya ampe bersih kuncinya di bawah keset
(10.12)

"Sampe sekarang gue masih penasaran, ada hubungan apa sih si Vella ama Rey itu?" gumam Nety pelan

Karena melihat Vella yang berjalan mendekat ke bangku yang Nety duduki, Ia segera mengembalikan ponsel Vella ke tempat semula.

"Nih Net," Vella meletakkan nampan berisi dua mangkuk Soto Ayam dan dua gelas Jeruk Hangat di atas meja panjang yang akan ia duduki.

"Sip. Tengkyu," Nety mengambil satu mangkuk Soto Ayam dan Jeruk Hangat miliknya.

"Oke," Vella duduk dan mulai menyantap Sotonya, namun gerakannya terhenti karena ponsel yang ia tinggal disampingnya, terus menerus mengeluarkan notif. Langsung saja dengan rasa malas ia membukanya.

Kak Reyrong
p
(10.12)

Kak Reyrong
p
(10.12)

Kak Reyrong
ntar lo ke markas. nggak perlu kerumah gue
(10.12)

Kak Reyrong
bersiin markasnya ampe bersih. kuncinya di bawah keset
(10.12)

Kak Reyrong
woy
(10.14)

Kak Reyrong
p
(10.14)

Kak Reyrong
p
(10.14)

Vellaniaz
Iya kak
(10.14)
read

"Vel," panggil Nety

"Hah?" Vella mendongak

"Lo ada hubungan apa sih sama Rey itu?"

"Nggak ada apa-apa. Aku cuma kerja dirumahnya aja."

"Terus?"

"Dari dulu semenjak Aku kenal Kak Deby, Aku kerja dirumahnya Kak Rey karena--"

"Wets! Deby itu bukannya...." Nety menggantungkan kalimatnya.

"Bukannya apa?" beo Vella

"Deby kelas sebelas itu kan? Tunangannya Rey?"

"Iya. Kenapa emangnya, Net?"

"Perasaan, Deby udah--"

"Udah apa?" tanya Vella penasaran

'Seriusan nih bocah kaga tau kalo Si Deby tu udah kaga ada? Eh tapi masa dia nggak tau kalo Deby dah mati?' batin Nety

"Net," Vella menepuk pelan punggung tangan Nety.

"Hah? Oh nganu, apa namanya? Maksud gue, Deby udah kelas sebelas sama kaya Rey. Hehe," ujar Nety sekenanya.

"Hah?"

"Ah ribet. Udah, makan dulu sana Sotonya. Masih penuh noh. Mau gue abisin?"

"Eh ya jangan."

🍀🍀🍀
T.B.C🙂
jadi pengen makan soto
makasih yang udah nyempetin baca
kasih bintangnya juga boleh :)

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang