8. GORDEN

165 103 3
                                    

~•>HAPPY READING♥️<•~

Sabtu pagi, Vella habiskan untuk membantu ibunya berjualan di Rumah. Hari ini banyak pembeli yang datang untuk menyantap dagangan Vani. Jadinya, bantuan Vella sangat dibutuhkan untuk meringankan pekerjaannya.

TING! TING! TING!
Ponsel Vella banyak mengeluarkan bunyi notifikasi, jadinya Vella meminta ijin untuk membuka ponselnya terlebih dahulu pada Vani.

Kak Reyrong
mana pakaian gue?
katanya Sabtu, lo bawain
(08.56)

Kak Reyrong
woy
(08.56)

Kak Reyrong
potong gaji
(08.56)

Vellaniaz
Iya kak, Aku anter,
Anterinnya dimana?
(08.57)

Kak Reyrong
markas
(08.57)
read

"Bu, Aku ijin keluar dulu boleh?" ijin Vella pada Vani yang sedang menguleg bumbu kacang.

"Kemana?" tanya Vani

"Mau anter pakaian ke majikan Aku."

"Yaudah sana, jangan kelamaan ya!"

"Oke siap!"

🍀🍀🍀

"Assalamu'alaikum," salam Vella ketika memasuki markas Rey.

Tidak ada sahutan. Saat memasuki ruang tengah, terlihat Rey sedang bermain ponsel seperti biasanya.

"Kak! Jawab dulu salamku," ucap Vella ketika sudah sampai di hadapan Rey, dan meletakkan sebuah keranjang pakaian bersih Rey di meja tengah.

"Hm, Wa'alaikumsalam,"0 balas Rey acuh

Vella mengedarkan pandangan ke sekitar. Sepi. Tidak terlihat ada teman teman Rey disini.

"Yang lainnya kemana, Kak?" tanya Vella penasaran.

"Main kartu dibelakang," jawab Rey

"Kakak nggak ikutan?"

"Bawel."

Vella menghela nafas. "Ini ya kak, pakaiannya. Udah kan? Kalo nggak ada apa apa, Aku mau langsung pulang."

"Kerjain dulu pe-er gue," Rey melempar sebuah buku tulis bersampul coklat, dan untungnya benda itu langsung ditangkap oleh Vella.

"Kasar," gumam Vella pelan, namun terdengar jelas oleh Rey.

"Coba ulangi," Rey menatap Vella lempeng.

"Nggak jadi. Aku kerjain dulu pe-er kakak," Vella mengambil sebuah pensil yang ada disebelahnya dan mulai menjawab soal matematika 10 nomor uraian di buku Rey.

'Masa ngerjain ginian aja, dia nggak bisa? Lagian juga soalnya nggak susah susah amat,'  batin Vella

Walaupun Vella masih kelas sepuluh, namun ia masih bisa dengan mudahnya menjawab soal matematika kelas sebelas. Ngomong-ngomong soal cuaca, cuaca Pagi ini mendung sekali. Ia takut, jika nanti akan kehujanan di jalan karena tidak membawa payung.


"Udah kak," Vella mengulurkan buku Rey pada empunya.

"Taruh aja di meja," ucap Rey

Vella beranjak pergi, jika saja gerakannya tidak ditahan oleh sebuah ucapan.

"Apalagi, Kak?" tanya Vella

"Gantiin dulu gorden di jendela samping," Rey melempar sebuah gorden bewarna merah ke arah Vella, dan itu tepat mengenai wajahnya.

"Tinggi. Aku kan kecil. Nggak sampe," keluh Vella

"Ada kurs,i" tunjuk Rey dengan dagunya ke arah kursi plastik yang ada di dekatnya.

Sepertinya, memang majikannya itu tidak punya belas kasihan pada Vella. Vella kan bertubuh mungil. Mana sampai untuk meraih tiang gorden diatas sana. Karena tidak mau bertele-tele, akhirnya Vella mengambil kursi plastik yang ada disebelah Rey, dan berjalan menuju gorden disamping dekat pintu masuk.

Sudah berjinjit, dan jari nya berusaha menggapai tiang gorden, namun tak sampai. Karena tubuhnya tak seimbang, Vella terpeleset dan terjatuh dari kursi jika Rey tak segera menangkapnya dari bawah.

"ADUDUDUUUUUU! PALL IN LOP NIHHH!" teriak Leo dari arah belakang, dan berjalan menuju tempat Rey dan Vella berada. Diikuuti oleh Ian dan Al.

Mendengar hal itu, Vella langsung melepas gengamannya dari tangan Rey lalu turun dari kursi. Begitupun pada Rey, dan berusaha untuk seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Acieeeee, si bos dah gede!" celetuk Ian

"Berisik," Rey mengambil gorden bewarna merah yang tergeletak di samping kakinya, dan naik ke atas kursi untuk memasang gorden tersebut.

'Ngapain minta tolong bantuanku, kalo bisa pasang gorden sendiri? Dasar Reyrong genit,'  batin Vella kesal

"Sana, lo pulang. Gue dah gak butuh bantuan lo lagi," usir Rey

"Yaudah. Aku pergi dulu," Vella merapikan rambutnya dan berlalu.

"Mau dianterin abang pulang nggak?" tawar Al

"Nggak ada anter-anteran. Biar dia pulang sendiri," sahut Rey

"Yee, sewot dasar!" kesal Al

"Assalamu'alaikum. Aku duluan," Vella beranjak pergi

"Wa' alaikumsalam."

🍀🍀🍀

Baru saja setengah perjalanan, gerimis sudah turun mengguyur jalanan. Vella merupakan tipe orang yang tidak suka meneduh ketika hujan turun, jadi mau tidak mau, ia tetap melanjutkan perjalannnya dengan beratapkan kupluk jaket.

"OY!" panggil seseorang disebelah Vella yang menggunakan mobil SUV putih.

Vella menoleh karena merasa dipanggil. Ternyata yang berada di dalam mobil tersebut adalah Al.

"Sini, lo bareng gue aja. Mau masuk angin?" teriak Al dengan kaca jendela mobil di samping sopir yang terbuka.

"Boleh, kak?" teriak Vella karena bisingnya suara hujan.

"Masuk."

Vella menurut, dan segera memasuki mobil SUV milik Al. Ia heran, barusan tadi ia melihat, bahwa Al ada di markas, kenap bisa langsung cepat berada di jalanan ini?

"Gue disuruh jemput nyokap di bandara. Makanya langsung pulang tadi begitu ditelfon," jelas Al, seolah olah mengerti apa yang ada di pikiran Vella.

Vella mengangguk. "Makasih kak."

Bertepatan dengan Vella mengatakan itu, Al mulai menjalankan mobilnya. Ia tidak tau bahwa ada seseorang yang sama-sama menggunakan mobil yang memperhatikan mereka berdua dari arah belakang mereka sekitar dua meter.

🍀🍀🍀
T.B.C🙂
aku ngetiknya 786 kata
makasih yang udah mampir kesini:)

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang