~•>HAPPY READING♥️<•~
"Masih ada yang kurang?" tanya Rey sambil mendorong trolly yang berisi beberapa perlengkapan hiasan dekor yang dibeli oleh Dita.
"Bentar," ujar Dita sambil mengecek ponselnya yang mungkin didalamnya berisi beberapa perlengakapan yang dibutuhkan. "Tinggal cari balon."
"Yang ada bakalan meletus," entah kenapa Rey jadi banyak omong saat ini.
"Kenapa bisa?"
"Panas."
"Ada tenda, Rey."
Rey mengulum bibirnya. "Ya maaf. Gue gak mikir sampe situ."
"Btw, gue boleh nanya?" Dita mulai memasuki lorong yang berisikan rak-rak tinggi yang di dalamnya tersusun balon dan lilin angka ulang tahun.
"Kepo atau nanya?" tanya Rey lempeng.
Dita menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kepo sih."
"Nggak bakalan gue jawab."
"Ye baperan," ujar Dita sambil meninju kecil lengan Rey secara refleks.
"Sejak kapan Ketua OSIS--"
"Ih lucu banget!" seru Dita gemas saat melihat lilin angka ulang tahun yang isinya berbentuk mobil mungil bewarna.
"Cocok nggak ya kalo lilinnya dipake di HUT besok? Bagus tau! Apa gue ganti aja ya temanya?" tanya Dita pada dirinya sendiri.
"Buruan bisa nggak?" tanya Rey tidak sabaran.
"Iya-iya."
🍀🍀🍀
Vella menumis tempe osengnya dengan kekesalan yang memuncak. Padahal sebenarnya masakan tersebut sudah matang. Namun masih saja Vella berniat untuk menumisnya.
"Ini," Vella mengulurkan dua piring oseng tempe beserta sisa nasi yang masih layak pakai yang berada di magic com markas.
"Wih baru nih! Omeletnya gak ada?" tanya Ian sambil mengambil salah satu piring yang diletakkan Vella diatas meja.
"Lebih sehat tempe," jawab Vella
"Ikutan makan sini, Vel!" titah Leo
"Aku langsung pulang aja, boleh?" tanya Vella
KAMU SEDANG MEMBACA
REYLA [End]
Teen Fiction"Ketika tawamu menjadi kebahagiaanku." -Reyno Daimend- Sudah bertunangan dan hampir mau menikah sih, tapi tunangannya malah dibunuh. Miris memang. Setelah tunangannya mati dibunuh, apa yang selanjutnya terjadi padanya? apakah ada yang bisa membuatny...