3. BEKAL

238 125 6
                                    

~•>HAPPY READING♥️<•~

Pagi Harinya...

"Assalamu'alaikum," Vella masuk ke dalam markas Rey disamping sekolah.

"Masuk," ujar Rey yang sedang bermain ponsel di dalam markas tersebut.

"Jawab dulu kak, salamku."

"Wa'alaikumussalam."

Vella meletakkan kotak bekal diatas meja kayu penjang depan Rey duduk.
Baru saja diletakkan, Rey langsung menyambar bekal tersebut dan melahap isinya. Vella berkedip dua kali.

"Kak," panggil Vella

"Hm?" Rey masih fokus menyantap menu makanan di bekal itu.

"Kok sendiri? Temen kakak yang laen nggak ada?"

"Belom dateng."

"Aku boleh nanya?"

Rey melirik lempeng ke arah Vella.

"Eh, yaudah. Nggak jadi nanya," Vella cengengesan

"Nanya apaan?" tanya Rey

"Aku dari kemarin nggak lihat kak Deby. Dia kemana?"

Pertanyaan Vella sukses membuat Rey tersedak, hingga ia dengan rakus menghabiskan setengah botol air mineral dari botol minum plastik yang berada dihadapannya.

"Eh, kakak nggak papa?" panik Vella

"Gila! Mau bunuh gue, lo?" tanya Rey yang masih sedikit terbatuk-batuk karena tersedak makanan tadi.

"Enggak. Nggak ada niatan. Kan tadi Aku cuma nanya doang."

"Gak akan gue jawab," balas Rey

"Oh gitu ya? Yaudah lah. Aku mau ke Sekolah dulu. Ntar lagi masuk," Vella berdiri

"Siapa yang ngijinin keluar?" tanya Rey

"Jadi nggak dikasih izin, nih?"

"Duduk."

Dan akhirnya Ia kembali duduk lagi di bangku yang berhadapan dengan Rey.

"Lo disini, sampe temen gue dateng," ucap Rey yang sekarang sudah menutup kotak bekal Vella karena isinya sudah dilahap habis.

"Yahh, nanti kalo lama gimana datengnya?" panik Vella

"Ya bodoamat," ucap Rey acuh

"Kok gitu kak?"

"Kok lo sekarang bawel? Udah mulai berani sama gue?"

"Maaf," Vella menunduk

Sedangkan Rey kembali bermain ponsel. 15 menit....30 menit.....45 menit...lama sekali teman Rey tidak kunjung datang.

"Kak, udah ya? Ini Aku sama aja bolos satu mata pelajaran dikelas," ucap Vella lemas.

"Bolos sekali nggak papa kalik. Ribet amat jadi manusia," balas Rey acuh dan masih berkutat pada ponselnya.

"Bolos sekali nanti nggak dapet ilmu, Kak. Nanti aku bisa-bisa dapet nilai C kalo gak ikut pelajaran."

"Yaudah sana, pergi. Gue kasih ijin. Gue juga mau cabut," Rey memasukkan ponsel seri sebelasnya ke saku celanannya.

"Pergi kemana? Kok nggak kesekolah?"

"Kepo. Atau mau gue--"

"Iya-iya Aku pergi. Duluan ya. Jangan main pistol-pistolan lagi," Vella berdiri lalu berjalan mendahului Rey untuk keluar markas ke arah pintu.

🍀🍀🍀

Di koridor sekolah, Vella panik karena Ia sudah meninggalkan satu jam mata pelajaran di sekolahnya. Ia takut jika beasiswanya yang selama ini dipertahankan, akan dicabut hanya karena ulahnya yang hampir membolos satu jam mata pelajaran penuh. Hanya satu.

"Permisi Pak," ucap Vella ketika mengetuk pintu depan kelasnya berkali kali.

Terdengar dari arah dalam, bahwa suara derap kaki mendekat ke pintu depan kelas yang dipijak oleh Vella.

"Kenapa telat? Apa alesannya?" tanya guru paruh baya berjenis kelamin laki-laki yang berkacamata dan berkepala plontos. Namanya Pak Plon. Sesuai dengan julukannya sebagai 'Pak kepala plontos'.

"Maaf pak, tadi Saya disuruh nungguin temen," Vella berkata apa adanya.

"Ah masa gitu doang sampe telat? Kamu masih punya nyali buat ikut jam pelajaran Saya?"

"Iya. Boleh ya pak? Saya janji nggak akan telat lagi. Janji," tangan Vella membentuk peace.

"Saya nggak percaya dengan janjimu,"

"Saya beneran janji, Pak. Maafin Saya karena telat."

Pak Plon bergumam cukup lama. Lalu memperbolehkan Vella masuk ke dalam kelasnya.

🍀🍀🍀
T.B.C🙂
makasih yang udah mau baca
boleh loh kalo mau klik votenya, lur😉

see you next part ya!

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang