9. CUEK

165 104 2
                                    

~•>HAPPY READING♥️<•~

Bertepatan dengan Vella mengatakan itu, Al mulai menjalankan mobilnya. Ia tidak tau bahwa ada seseorang yang sama-sama menggunakan mobil yang memperhatikan mereka berdua dari arah belakang mereka sekitar dua meter.

"Al sialan," umpat Rey

Akhirnya ia memutuskan, untuk putar balik saja menuju ke arah jalan pulang.

🍀🍀🍀

Biasanya saat berpapasan dengan Rey di koridor kelas, Rey hanya melirik Vella sekilas saat Vella menyapanya, namun kali ini tidak. Vella menyapa Rey beserta ketiga kawannya itu, namun hanya ada sahutan dari ketiga kawannya saja. Rey bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Vella maupun Nety yang berada di samping Vella.

"Kenapa tuh?" tanya Nety pada Vella ketika sudah melewati geng RALI. Alias sebutan untuk geng Rey beserta 3 kawannya itu. Yaitu Rey, Al, Leo dan Ian.

"Nggak tau," Vella mengendikkan bahunya.

"Vel!"panggil Nety saat mereka berdua sudah duduk di dalam bangku Kelas. Hari ini Kelas mereka sedang kosong.

"Kenapa?" Vella menoleh pada Nety.

"Lo itu sebenarnya siapanya Rey, sih?"

"Kan Aku dah pernah bilang, Aku itu kerja di rumahnya."

"Masa cuma kerja aja?"

"Iya bener. Nggak bohong."

"Kerja jadi babunya, emang bayarannya gede?"

"Yaa lumayan. Sepuluh juta per bulannya."

"Wih, gila! Bisa cepet kaya dong, lo."

"Aamiin. Tapi ya nggak secepet itu, Net. Kan untuk beli ini itu abis juga."

Nety ber-oh ria sebagai balasannya. Suara sahutan dan teriakan dari luar kelas. Tepatnya di lantai dasar membuat seisi kelas mereka penasaran, dan beberapa ada yang keluar kelas bahkan terdengar suara derap kaki menuruni tangga, untuk melihat kejadian apa yang ada dibawah sana.

"Ya Tuhan, apalagi ini? Berisik banget diluar ada apaan sih?" kesal Nety

"Mau lihat, Net?" tawar Vella yang sedang membaca komik.

"Ogah. Palingan juga--"

Sorakan dari arah bawah, membuat ucapan Nety terputus. Karena kesal, Nety mencoba keluar kelas dan melihat ada kejadian luar biasa apa yang ada di luar sana?

"VEL, SINI DEH!" teriak Nety antusias dari arah luar kelas.

Karena merasa dipanggil, Vella berjalan ke arah Nety yang berada di ambang pintu kelas. Baru saja sampai di sebelah Nety, Tangannya langsung ditarik olehnya dan berhentilah mereka di lantai dasar. Tepatnya di lapangan bola basket.

"Widih, pantes rame gini. Geng RALI lagi oper-operan basket," ujar Nety

Vella berjinjit dan melihat apakah yang dikatakan Nety itu benar? Benar saja, terlihat di lapangan bola basket sana, Rey mendribble bola basket dan mengopernya ke Ian, dan Ian men-shooting nya ke dalam ring basket.
Bertepatan dengan itu, sorakan tambah terdengar jelas.

Yang membuat Vella heran, kenapa tidak ada Guru yang keluar menuju lapangan basket ini untuk membubarkan kerumunan siswi yang begitu wah jumlahnya?

"Net, ini nggak ada guru yang jaga?" tanya Vella sambil mengedarkan pandangan ke sekitar.

"Lagi rapat keluar semua Vel," jawab Nety yang masih fokus menonton bola basket yang di oper kesana kemari.

Karena capek berdiri, Vella meninggalkan Nety dan mencari bangku untuk ia duduki. Dari bangku sini, Ia malah bisa melihat lebih jelas majikannya itu bermain basket.
Saat selesai men-shooting bola basket ke ring basket, manik mata kecokelatan Rey menumbuk pada manik mata hitam milik Vella.

"Rey, ini diminum dulu. Buat kamu," ulur seorang siswa yang membawa botol air mineral yang usianya terlihat sebaya dengan Rey.

Sebelum menerimanya, Rey melirik ke arah Vella dahulu. Lalu tersenyum miring dan menerima serta meneguk botol air mineral pemberian gadis tinggi dihadapannya itu. Gadis yang bernama Rein itu bersorak senang, karena pemberian botol minumnya tidak ditolak sama sekali oleh Rey.

'Biasanya juga ditolak,' batin Vella yang melihat adegan itu.

🍀🍀🍀

Seperti biasa, sepulang sekolah, Vella membersihkan markas milik Rey.

"Assalamu'alaikum," ucap Vella ketika membuka pintu yang tidak terkunci.

"Wa'alaikumsalam."

Baru saja ingin melangkah lebih jauh ke arah ruang tengah, terlihat Rey sudah berdiri hendak pergi.

"Wets, mau kemana lo?" tanya Leo

"Pulang," Rey melenggang pergi meninggalkan ketiga kawannya itu dan mendahului Vella yang baru mau masuk ke dalam Ruang Tengah.

Rey pergi tanpa melirik sekali pun ke arah Vella, dan itu membuat Vella heran, ada apa dengan tingkah majikannya itu seharian ini? Rey terlihat cuek pada Vella. Apakah Vella berbuat salah padanya?

"Vel, bikin makanan yang namanya omelet dong. Gue laper nih," pinta Al yang menyudahi Vella yang sedang melamun tadi.

Vella mengangguk, dan melangkah menuju dapur untuk membuat omelet.

🍀🍀🍀
T.B.C🙂
hayolo, si Rey kesal dan marah karena apaan yak?

aku ngetiknya 716 kata

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang