Our Dearest Jung (Bonus Chapter)

1.3K 164 75
                                    

Seungyeon cuma berdiri di pinggir jalan depan kantor kejaksaan karena menunggu taksi. Ibu dari jaksa magang yang sedang menghadiri sidang itu ikut penasaran dengan pekerjaan yang diimpikan sang putri. Alhasil, ia menguntit saja putrinya demi menuntaskan rasa penasaran.

Gadis kecilnya itu sudah menjelma menjadi wanita dewasa yang berkarir. Sebagai ibu, Seungyeon sangat bangga saat putrinya baru saja lulus kuliah langsung lolos tes menjadi jaksa. Orang tua gadis itu suka menggoda, sering memanggil putri mereka dengan panggilan 'Jaksa Jung Kesayangan' lalu membuat pipi Jung Nari merona.

Sambil menunggu taksi, Seungyeon sedikit memainkan ponsel karena bosan. Si desainer senior jadi tak tahu kalau ada pria yang berdehem di sebelah.

"Kak?" mata Seungyeon menyipit hendak memastikan bahwa pria ini sesuai dugaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak?" mata Seungyeon menyipit hendak memastikan bahwa pria ini sesuai dugaan.

"Sedang apa?" tanya pria itu.

"Putriku sedang melihat persidangan tadi, dan aku penasaran jadi ikut saja" jawab Seungyeon dengan senyum bangga.

"Aku sudah tahu Nari akan ditempatkan dimana" congkak, pria dengan tangan di saku membuat Seungyeon bertanya-tanya. Pengumumannya kan masih seminggu lagi?

Eh tapi ia lupa. Kim Doyoung ini kan memang jaksa senior yang sudah punya jabatan tinggi, tentu saja ia bisa mengetahui apapun yang ingin ia ketahui.

Jaksa mumpuni itu telah mencapai karir sampai pada kepala cabang Wonju. Walaupun bukan macam kota metropolitan seperti Busan dan Daegu, karir Doyoung ini bisa dibilang cemerlang karena pada usia yang relatif muda sudah bisa menjadi kepala jaksa di kota dengan penduduk terpadat se Provinsi Gangwon.

"Dimana?" Seungyeon tak tahan, ia manfaatkan saja informasi dari orang dalam.

"Sama sepertiku" cetus Doyoung, Seungyeon berpikir sebentar.

"Jadi.. putriku akan menjadi bawahanmu?"

"Iya" lalu ibu Jung Nari itu menghela nafas.

"Syukurlah dia tidak dapat atasan yang macam-macam. Untung sekali ibunya ini punya relasi dengan kepala cabangnya" Seungyeon senyum-senyum sendiri.

"Aku tidak menganut nepotisme. Kalau Nari ditempatkan disana ya itu murni kebetulan. Aku akan memperlakukannya sama dengan yang lain"

"Kak, memang kau tidak ingat dulu pernah bilang mau menjadikan Nari anak sulungmu? Kenapa sekarang omonganmu berubah begitu" protes Seungyeon. Bisa gawat kalau Kim Doyoung memperlakukan sama putrinya, dia kan jaksa tergalak.

"Dulu Nari sedang jauh dari ayahnya, sekarang kan tidak" Doyoung memberi alasan.

"Ya terserahmu lah. Kalau begitu aku akan memperlakukan sama Nayoung dan Jiyoung. Suruh mereka buat portofolio supaya bisa magang di tempatku" balas Seungyeon sengit.

"Itu kan melanggar perjanjian? Kau bilang mereka tinggal masuk saja ya" ayah si kembar calon desainer tak terima.

"Berlaku sebelum kau tidak mau memperlakukan putriku dengan baik. Kau kan pamannya! Ah, aku tidak bisa bayangkan kalau Nari punya atasan ganas sepertimu"

The Senator | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang