Menepati janji, pria Jung membawa Seungyeon ke tempat yang ingin sekali perempuan berstatus istrinya itu kunjungi. Rumah kecil di ujung jalan, hanya sepetak tapi menyimpan banyak kenangan pedih di dalam.
Membuka pintu, Seungyeon sedikit ketakutan akan apa yang akan ditemukan di tempat yang baru saja diselidiki itu. Saksi kehidupan tragis sang kakak dengan si bejat yang ingin ia kutuk menderita seumur hidup.
Menelaah satu persatu benda yang bergeletakan tak beraturan, Seungyeon menemukan sebuah bingkai foto yang jatuh kelantai. Diambilnya bingkai itu, sesak mendadak mendera dada. Enam tahun lalu, saat ia dan kakaknya terakhir kali bertemu secara fisik, saat itulah Seungyeon yang akan pergi ke Paris diajak berswafoto oleh sang kakak dengan dalih sebagai kenang-kenangan. Tak ada yang tahu, kalau foto itu menjadi benar-benar yang terakhir bagi mereka berdua.
Jaehyun melihat istrinya penuh iba, sudah pasti satu lagi kehancuran bagi Yoon Seungyeon atas apa yang dialaminya hari ini. Tak berkata apapun, Jaehyun hanya menguatkan istrinya dengan beberapa sentuhan pada lengan, berharap wanita yang dicintainya bisa kuat dan tak lagi-lagi menghadapi kehancuran.
"Tidak, tidak. Aku tidak menangis. Jangan membuatku menyedihkan begitu" ujar Seungyeon yang sangat paham kalau Jaehyun sedang menatapnya iba.
"Kau hebat sudah sejauh ini. Menangis pun tak masalah, kau tidak jadi lemah karenanya"
"Tidak Jung, aku sedang tidak mau menangis. Aku sedang mengusahakannya, kau juga jangan menatapku begitu" pinta Seungyeon yang kentara sekali sedang memaksa dirinya untuk menguatkan hati.
"Ya, baiklah. Kalau kau butuh aku, peluk saja" pesan Jaehyun lalu Seungyeon berlanjut menelusuri sepetak rumah yang perabotanya sudah berantakan.
"Ah, perempuan itu masih suka bunga lily rupanya" celetuk Seungyeon menemukan serangkai bunga artifisial berdebu yang ia duga digunakan kakaknya sebagai dekorasi.
"Kakakmu suka bunga lily?"
"Ya, bunga yang memiliki banyak arti. Aku pun menyukainya juga"
"Aku baru tahu ini, lain kali aku akan memberimu bunga lily daripada bunga mawar seperti biasa"
"Ya, boleh. Sejujurnya aku tak terlalu suka bunga mawar" aku Seungyeon.
"Kenapa?"
"Terlalu diromantisasi, dan bunga mawar juga overrated, aku tidak suka sesuatu yang terlalu mendominasi"
"Aku pikir semua perempuan suka bunga mawar, baiklah ini suatu informasi baru untukku. Tapi ada apa dengan lily?"
"Dari bentuknya saja aku sudah suka, lalu lily putih adalah favoritku, memiliki arti kehidupan baru. Kehidupan yang kuinginkan selama ini"
"Hanya itu?"
"Tidak juga. Kau tahu Lily Evans?"
"Aku sedikit ingat, apakah dia ibunya Harry?"
"Ya, benar. Seorang ibu yang mempertaruhkan nyawa demi anaknya. Harry adalah anak yang beruntung karena memiliki Lily dalam hidupnya. Memang pemuda itu adalah penyihir yang hebat, tapi tanpa Lily dia bukan siapa-siapa. Jelasnya, Lily adalah favoritku dalam keseluruhan cerita" jelas Seungyeon bangga.
"Kalau begitu kau harus menyebutnya Lily Potter sayang, biar aku langsung mengerti"
"Lily sudah hebat tanpa mengganti nama belakangnya. Itulah yang kuharapkan dari perempuan. Bisa sekuat dan setangguh Lily yang rela mengorbankan jiwa"
"Okay, noted. Bunga favorit Yoon Seungyeon adalah lily dan tokoh favoritnya Lily Evans" melihat suaminya yang manggut-manggut, Seungyeon jadi tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Senator | Jung Jaehyun ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED] 𝐏𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐮𝐦𝐢𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐨𝐭𝐚 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐧? Was in : #1 doyoung #1 jungjaehyun #1 originalcharacter #1 politic #3 jung #5 kimdoyoung #5 oc Start : June, 17th 2020 End :...