"Nyonya, suhu tubuh Nari semakin tinggi" seseorang berlari ke arah Seungyeon dengan teriakan panik. Nafas terengah pegawai itu mengiringi tarikan paksa kepada Seungyeon agar segera melihat kondisi anaknya.
"Sudah beri obat demam kan?" Seungyeon memastikan. Baru kali ini ia melihat pegawai kepercayaan yang sudah biasa ia titipi anak itu keresahan.
"Sudah, tapi malah semakin panas Nyonya"
"Astaga. Nari tenang dulu ya, Bunda panggilkan dokter" Seungyeon berusaha kalem. Tak tega juga melihat anak berusia satu tahun setengah itu menangis keras karena rasa sakit yang dialami.
"Dokter Lee, bisa tolong bantu aku? Hanya kau dokter yang aku kenali, aku mau minta tolong untuk melihat keadaan anakku" Seungyeon berbicara melalui ponsel genggam. Syukurlah kalau ia dapat respon baik oleh orang yang terpaksa ia hubungi.
🍂🍂🍂
"Anakmu tak apa, cuma butuh dikompres saja karena panasnya sangat tinggi. Berhubung sudah minum obat, aku tak memberikan obat lagi. Sekarang kita tunggu dia tertidur" ujar dokter yang dimintai bantuan oleh Seungyeon.
"Terimakasih banyak. Maaf kalau merepotkanmu"
"Tak apa, kau pasienku Nyonya Yoon. Lagipula hal seperti ini adalah pengetahuan dasar bagi semua dokter. Walaupun aku psikiater tapi tentu saja aku bisa tahu" Lee Taeyong, sang dokter menjawab.
"Dokter Lee, apakah kau punya waktu luang? Kalau iya, sebagai ucapan terimakasih aku ingin mengajakmu makan siang bersama disini" tawar Seungyeon.
"Lumayan, hari ini bukan jadwalku sih. Aku menganggur hari ini"
"Baiklah, kau tunggu di situ dulu ya. Aku siapkan" Seungyeon lalu pergi untuk mengurus apa yang harus ia persiapkan untuk menjamu tamu berjasa.
🍂🍂🍂
Seungyeon dan Taeyong berada di atas karpet. Ruangan kerja Seungyeon memang telah disulap menjadi ramah anak karena ia butuh tempat untuk bekerja sambil mengasuh Nari secara bersamaan. Cuma punya satu meja kecil dan satu set sofa, sisa ruang di tempat itu Seungyeon pergunakan untuk melapisi lantai dengan karpet wol yang empuk. Di salah satu sudut ruang, ia juga meletakkan satu lembar kasur yang ia gunakan untuk menidurkan putri kecilnya.
Menjadi single parent itu berat, tapi Seungyeon tak akan menyerah. Mendapatkan bantuan dari banyak orang, Seungyeon pada akhirnya bisa melalui segala problema yang datang. Termasuk yang baru saja terjadi, ia sangat bersyukur telah mengenal psikiater berhati malaikat seperti Dokter Lee Taeyong.
"Enak, kau beli dimana?" tanya Taeyong menikmati santapan kimbab.
"Aku memasak sendiri. Kebetulan bawa lebih banyak untuk hari ini. Utungnya kau suka, Dokter Lee"
"Aku tidak tahu kenapa, aku menganggapmu wanita yang hebat. Kau sendirian membesarkan putrimu dan harus bekerja juga, tapi masih bisa menyiapkan sarapan" dari kunyahan Dokter Lee, kimbab buatan Seungyeon sepertinya istimewa.
"Aku harus melakukannya, kau sendiri yang bilang kalau aku harus punya semangat untuk menjalani ini kan?"
"Ya, sangat baik sekali kalau apa yang pernah aku ucapkan masih kau ingat. Lalu Nyonya Yoon, bagaimana dengan mantan suamimu? Apa kau sudah mencoba berkomunikasi lagi?" satu pertanyaan membuat Seungyeon menghentikan makan, menarik nafas panjang.
"Tidak. Sampai hari ini aku tidak pernah berkontak dengannya. Padahal ulang tahun putri kami juga sudah terlewat enam bulan lalu"
"Sudah satu tahun ya?"
"Benar. Dokter Lee, jangan bicarakan hal ini lagi. Kau tahu keadaanku, kau bilang aku harus menghindari semua penyebab yang membuatku tak nyaman"
"O-oh, maaf. Aku kira kau sudah lebih baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Senator | Jung Jaehyun ✓
Fanfiction[COMPLETED] 𝐏𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐮𝐦𝐢𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐨𝐭𝐚 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐧? Was in : #1 doyoung #1 jungjaehyun #1 originalcharacter #1 politic #3 jung #5 kimdoyoung #5 oc Start : June, 17th 2020 End :...