31. Don't You Dare to Touch Her!

2.4K 332 143
                                    

Seungyeon berada di sebelah Jaehyun yang gusar. Suaminya itu sedari awal datang tadi masih bergelut dengan pemikirannya sendiri hingga membuat Seungyeon enggan untuk mengajak bicara. Ia tahu pasti, Jaehyun merasa sangat marah akan hal yang baru saja terjadi padanya dan calon anak mereka. Juga, Seungyeon merasa bersalah karena membuat suaminya jadi seperti itu.

"Harusnya dari awal aku tahu kalau itu dia. Aku tidak ingin mengumpat, tapi rasanya sekarang aku kesal sekali" Jaehyun akhirnya bergeming.

"Kau sudah menyelamatkanku, terimakasih. Suamiku, lain kali aku tidak akan membantah dan protes atas larangan-laranganmu. Aku sudah paham kalau memang situasinya sangat membahayakan seperti ini" Seungyeon berujar, sedikit mengusap lengan kekar suami yang masih menatap kosong ke depan.

"Jangan kemana-mana mulai hari ini, biar aku yang membereskan semuanya"

"Ya, pasti. Aku percaya padamu, tapi jaga diri baik-baik"

Usai kalimat itu Jaehyun menoleh ke arah istrinya. Wajah yang sedikit mengembang karena kehamilan bukan alasan baginya untuk berhenti mengagumi. Ia menyayangi perempuan itu, juga calon anak mereka yang sebentar lagi akan lahir. Tidak bisa ia biarkan kalau ada orang lain yang berusaha menyakiti dua orang yang menjadi dunianya.

Ditatapnya manik legam Seungyeon, Jaehyun bisa merasakan kalau istrinya juga memiliki rasa ketakutan yang sama dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditatapnya manik legam Seungyeon, Jaehyun bisa merasakan kalau istrinya juga memiliki rasa ketakutan yang sama dengannya. Takut sesuatu akan terjadi, lebih utama takut akan kehilangan.

"Sayang, kau dan anak kita harus tetap selamat. Aku tidak mau tahu, apapun akan kulakukan demi kalian berdua" menyibakkan rambut hitam panjang itu ke belakang telinga, perasaan kalut mendominasi diri.

"Kami percaya padamu, disisi lain kami juga membutuhkanmu. Tolong, lakukan dengan hati-hati" begitulah Seungyeon memohon.

🍂🍂🍂

Sengaja berjalan dengan angkuh, Jaehyun sedang menyusuri koridor kantor Majelis Nasional Korea Selatan. Keluar dari ruangan dan hendak menuju ruangan lain, ia punya satu misi yang harus diselesaikannya saat ini juga. Jaehyun memang tipe orang yang akan menyelesaikan masalah sampai ke akar, jadi kali ini ia merasa tindakannya benar. Kalau mau menghabisi si Jason keparat, ia harus menghadapi yang memberi pria begajulan itu kuasa. Siapa lagi, orang yang dulu menjadi rekan kerja tapi sekarang adalah lawan politik. Jang Junhyuk — si ketua dewan.

Memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu, Jaehyun merasa tidak perlu melakukannya. Ia tidak akan jadi lebih kurang ajar dari oknum pimpinan dewan serakah yang akan ditemuinya kali ini.

Memasang wajah penuh amarah, Jaehyun sudah sangat siap kalau harus menghabisi ketua dewan dengan tangan kosong. Sayangnya hal itu hanya akan merugikan dirinya, jadilah ia dengan sangat terpaksa memilih opsi diplomasi usai susah-susah membesarkan hati.

"Tuan Jung, lama sekali tak berkunjung" sapa si pria tua brengsek melihat siapa yang masuk ke ruangan dan sekarang sedang duduk tepat di hadapan.

"Aku tidak mau basa-basi. Kau kan yang melepaskan Jang Jason?" tuduhnya langsung.

The Senator | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang