Mata sembab dan wajah bengkak tak menghalangi Seungyeon untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Ia sudah bertekad untuk tak peduli dengan talak Jaehyun semalam. Baginya, walau bukan lagi istri, ia masih nyonya di rumah itu. Selagi pengadilan belum meresmikan, ia masih punya hak untuk membuat makanan di dapur seperti yang dilakukan sekarang.
Nari yang sudah mandi ia dudukkan di tempat duduk khusus bayi. Lalu anak 6 bulan itu sedang mengoceh menanggapi godaan bunda yang sedang berusaha mengalihkan pikiran. Cuma Nari yang bisa Seungyeon andalkan untuk melupakan kejadian itu.
Mengenai anak mereka, Seungyeon sungguh tak tahu nanti harus memberitahu Nari yang sebenarnya dengan bagaimana. Nari terlalu kecil untuk menghadapi perceraian ayah dan bunda yang dalam hitungan hari akan terjadi. Jung Nari tak patut dikorbankan, sebenarnya ia mengutuk Jaehyun yang dengan mudah bisa mengatakan kata pisah hanya karena terseret perempuan lain.
Apa pria itu tidak memikirkan putrinya? Gila sekali lebih memilih perempuan lain dan melupakan istri yang sudah memberikan seorang anak. Tapi ya, Seungyeon juga bukan orang yang bisa menoleransi perselingkuhan. Menurut Seungyeon, pria yang sekali selingkuh maka tidak akan pernah ada jalan untuk bertaubat. Jadi percuma juga kalau ia berusaha mempertahankan rumah tangga dengan Jaehyun. Semua sudah tak sama lagi, ia hanya harus hidup terpisah dengan ayah dari anaknya itu. Ya, itulah yang terbaik.
Beberapa menit menghabiskan waktu di dapur, Seungyeon tak mendapati pria itu keluar dari kamar. Ah, siapa peduli? Seungyeon cuma akan mengenyangkan perut sendiri, dan juga membuatkan Nari makanan pendamping ASI.
Ia masih berfokus pada kegiatannya hingga mendengar suara pintu terbuka. Ada seseorang yang datang, dan suara derap langkah mendekat ke arah Seungyeon.
Semakin dekat sampai Seungyeon bisa melihat wujud dari tamu yang datang itu. Seorang perempuan tinggi yang menggunakan pakaian denim dengan rambut coklat terurai.
Cantik, Seungyeon mengakui itu. Secara pasti ia juga bisa tahu kalau mungkin wanita itu adalah wanita yang dimaksud Jaehyun malam tadi.
Ah, pantas saja. Seungyeon membatin.
"Permisi, dimana Jaehyun?" tanya wanita itu sambil membuka kacamata hitam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak tahu"
"Kau istrinya kan? Bagaimana bisa tidak tahu?" Seungyeon seketika menghentikan gerak tangan yang memotong sayuran.
"Aku istrinya sampai malam tadi dia menceraikanku. Kau pasti orang itu ya, yang sudah membuat hati seorang Jung Jaehyun goyah" Seungyeon menajamkan intonasi.
"O-oh. Maaf, aku tidak tahu. Aku kira tidak akan secepat ini" kata perempuan itu enteng.
"Untuk apa kemari? Sudah mau tinggal disini? Kau akan mencoreng nama baiknya kalau begitu, tunggu sebentar sampai perceraian kami resmi" Seungyeon yang mencoba bodo amat melanjutkan memotong sayuran.