50. This is Life?

1.6K 281 173
                                    

Pagi hari Jaehyun tidak seperti biasa. Ia teringat perkataan seseorang kemarin, dan begitu mengena sampai ke hati. Hal itu bahkan menyita pikiran sampai ia tidak bisa tidur semalaman. Jaehyun terlalu resah, tak yakin pula dengan keputusan apa yang akan diambil.

"Aku mohon, putriku sudah cukup menderita sepanjang hidupnya. Dia anak yang baik, tapi bernasib sangat buruk. Tolong jangan jadikan dia lebih menderita lagi, tolong lepaskan dia. Aku juga akan melakukan tugasku sebagai seorang ibu. Sekali lagi, tolong lepaskan putri bungsuku yang malang, biarkan dia bahagia"

Ia paham bagaimana wanita itu memohon. Sebuah ungkapan tulus dari hati seorang ibu. Tidak salah juga yang diminta, beberapa bukti sudah menunjukkan kalau hidup Jaehyun memang berbahaya. Kehidupan penuh intrik politik miliknya pernah hampir merenggut nyawa sang istri tercinta.

Ia begitu mencintai perempuan itu, sudah menjadi ratu dalam hati seorang anggota dewan kapabel yang dibanggakan orang banyak. Sayang tak banyak yang tahu, dibalik sukses seorang Jung Jaehyun dalam mengawal rakyat, ada satu nyawa yang nyaris hilang, dan Jaehyun tak ingin hal itu terjadi lagi. Membahayakan Seungyeon dan Nari tentu saja menjadi ide yang buruk yang akan ia sesali seumur hidup.

Maka, ya, Jaehyun tak punya pilihan lain kan? Pria yang linglung itu tak siap mengatakan, tak siap pula menjalani setelah ia mengatakan. Cukup berat, namun ada sebab dibalik akibat. Ia memilih cara ini untuk berada di level tertinggi dalam mencintai, yaitu merelakan.

Sekarang Jaehyun menghabiskan sarapan dengan tanpa semangat. Makanan buatan Seungyeon di depan tak ia habiskan. Pergerakan perempuan yang mondar-mandir dari dapur ke ruang makan itu lebih menyita perhatian. Bagaimana nanti kalau Jaehyun tak melihat Seungyeon di rumahnya lagi? Ah, siap tak siap Jaehyun harus menjalaninya kan?

"Sepulang kerja nanti ada yang mau aku bicarakan, kau tidak pulang lebih lama dariku kan?" mata Jaehyun tak sanggup melihat ke arah Seungyeon yang kebingungan. Ia hanya menatap piring di depan.

"Ya, mau bicara apa?" tanya Seungyeon yang benar-benar bingung. Ia tahu ada yang salah.

"Sesuatu, hal penting" jawab Jaehyun dengan ekspresi datar. Okay, ia sudah melakukannya. Tinggal sedikit lagi.

"Baiklah, kalau dilihat dari kilatan matamu seperti kau sedang marah. Aku harap tidak ya" Seungyeon bertutur lembut.

"Aku berangkat" sergah Jaehyun lalu langsung beranjak pergi. Seungyeon semakin heran dibuatnya.

Hey, tidak ada kecupan di kening kah?

🍂🍂🍂

Jaehyun sedari tadi memandangi jari. Kilauan benda yang melingkar entah kenapa begitu mengundang perhatian. Sebuah benda yang mengikat sucinya tali pernikahan. Pemersatu dirinya dengan perempuan yang ia nikahi setahun lebih lalu, kini hanya tinggal menunggu waktu untuk tanggal dari jari manis.

 Pemersatu dirinya dengan perempuan yang ia nikahi setahun lebih lalu, kini hanya tinggal menunggu waktu untuk tanggal dari jari manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Senator | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang