Dalam perjalanannya ia tidak berhenti mengumpat mengingat apa yang telah pria uzur lakukan padanya. Menyakiti anaknya sendiri dengan tangannya, kemudian memaksanya untuk pergi dadakan seperti ini benar-benar membuat kepalanya hampir meledak.
Setelah 11 jam berada di kapal terbang kini rasanya punggungnya mau copot. Pria uzur itu masih sempat-sempatnya memilihkan kelas ekonomi untuknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dasar pria tidak tahu diri, setidaknya beri aku fasilitas yang layak!" dumelnya menuju ke pintu keluar.
Dari jarak jauh ia melihat seorang pria mengangkat kertas besar tinggi-tinggi bertuliskan namanya. Yoon Seungyeon - Paris, kurang lebih seperti itulah tulisan di kertas berwarna putih.
Cih, tidak modal sekali hanya menggunakan kertas buku gambar A3 dengan coretan spidol. Katanya pria itu kaya, tapi membeli papan yang agak elegan saja tidak mampu. Tidak penting sih, tapi menurut Seungyeon hal itu menunjukkan kualitas calon suaminya.
Tolong jangan sebut dia calon suamiku!
Menggerutu tiada henti hingga ia mendekat ke pria itu. Pria berperawakan tinggi dengan kulit putih dan rambut coklatnya. Terlihat seperti pria baik-baik.
"Kau pasti suruhannya si Jung sialan itu kan? Aku Yoon Seungyeon" bukan sapaan yang diberikannya pertama kali, tapi decakan keluh kesahnya.
"Selamat datang di Seoul Nona Yoon" balas pria ramah.
"Ya ya sekarang bawa aku ke hotel"
"Nona, Tuan Jung menyuruhku untuk mengantarmu berkeliling kota"
"Bilang saja ke majikanmu itu ya, aku pernah tinggal disini! Jadi tidak perlu!" emosi, lelah, tapi malah dijadwalkan untuk berkeliling. Huft.
"Tidak bisa Nona, kau harus ikut denganku" pria tinggi itu menarik lengannya kasar, sudah siap dengan mobil dekat situ, pria itu memasukkan Seungyeon dengan agak terpaksa dan mengemudikan Rolls Royce Cullinan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂🍂🍂
Berkeliling kota sepertinya ide yang tidak buruk juga. Banyak yang berubah dari kota kelahirannya itu. Beberapa gedung pencakar langit terasa asing bagi penglihatannya, dan taman-taman kota semakin ramai dikunjungi warga.
